78:) ALANA CINDY

71 4 0
                                    

oOo---ALAKASA---oOo
***

Gudang:)

Para inti kedua geng itu sudah berkumpul di gudang, hanya kurang Alana, Bella dan Oliv.
Sebenarnya Bryan bingung kenapa ia disuruh kemari? Hendak bertanya tapi jawabnya pasti...

Calvin menggeleng tak tahu,
"Jangankan gue! Yang lain aja gak tau."

"Alana kemana sih?" Tanya Ilona yang sejak tadi diam

"Toilet." Jawab Devan yang sedang menatap pintu gudang.

Hening.

Angkasa berdiri dari duduknya,
"Biar gu--"

Ceklek!

Ucapan Angkasa terpotong saat melihat tiga cewe, berdiri di depan pintu gudang. Ketiganya masuk ke dalam lalu duduk di kursi, Alana memilik berdiri dengan memegang sebuah tongkat kayu.

"Ekhem!" Dehem Devan mewakili Alana, memerintah semuanya untuk fokus.

Alana menatap Bryan yang sedang menatapnya, Alana memperlihatkan tatapan elang miliknya, tapi dugaannya benar! Bryan memang bukan orang biasa.

Langkah kakinya berjalan mendekati Bryan, Bryan yang ditatap oleh Alana sempat ketar-ketir, tapi ia tak boleh gegabah karena sebelumnya Devan berkata.

"Gue gak tau ketua gue mau apa dari lo. Tapi lo harus ingat! Kalo dia natap lo dengan tatapan tajamnya, lo tatap mata dia dengan tatapan yang lebih tajam dan lo harus tenang." Ucap Devan

"Tapi gimana kalo dia nyerang gue bang?"

Devan tersenyum tipis,
"Dia gak akan menyerang seseorang kecuali ada alasan, dan kalo dia nyerang lo berarti ada alasannya. Dan gue mau lo lakuin sesuai keinginan lo, gue yakin! Ada sesuatu di balik diri lo sampai Alana nyuruh gue manggil lo."

Alana menggerakkan tongkat kayu di pundak Bryan, yang lain langsung berdiri berancang-ancang takut terjadi sesuatu.

"Duduk." Perintah mutlak yang harus di ikuti.

Semuanya saling tatap lalu mengangguk, mereka kembali duduk di kursi. Alana memejamkan matanya lalu membukanya, menatap tajam Bryan dengan tatapan mautnya.

Bryan hendak menunduk takut, tapi hatinya memerintahkan dia agar tak menundukkan kepalanya. Ia membalas tatapan Alana tak kalah tajam, dan setelah 2 menit kemudian Alana menurunkan tongkat kayunya.

Ia berjalan kebelakang Bryan, membuat teman²nya was-was.
Saat Alana sudah berdiri tepat di belakang Bryan, Alana menelisik sesuatu dibelakang Bryan.

"Siapa nama lo?" Tanya Alana setelah sekian lama diam.

Bryan yang ditanya seperti itu menjawab,
"Bryan Jakson Bastian."

"Umur?"

"16."

"Pernah memiliki kasus?"

Bryan mengerutkan keningnya,
"Gak. Gue gak pernah dapet kasus apapun!" Jawabnya

"Jawab yang sopan lo sama kakak kelas!" Sentak Ilona

ALANA CINDY (PRE-ORDER 2-23 SEPTEMBER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang