88:) ALANA CINDY

93 5 0
                                    

oOo---ALAKASA---oOo
***

"N-nikah?"

"Yes! Lo bener! Mereka udah nikah dan bakal di karuniai seorang anak." Tambah Oliv tersenyum manis, tapi jika di lebih teliti terlihat kebencian didalamnya.

Gadis itu terdiam beberapa saat, lalu mengulurkan tangannya ke Alana.
"Selamat ya? Semoga sehat-sehat terus sama baby-nya." Senyum gadis itu, tapi... Terpaksa.

Alana membalas senyuman gadis itu, dan menyambut uluran tangan gadis itu.
"Makasih Qil... Semoga cepet nyusul loh ya..."

Gadis itu adalah Aqila.
Aqila tersenyum paksa,
"A-ah iya... Semoga gue cepet nyusul." Senyum Aqila

Ting!

Aqila mengambil handphonenya, lalu menatap semuanya.

"M-maaf kayaknya Qila pulang dulu deh, soalnya mama Qila nyuruh pulang." Ucap Aqila menatap semuanya.

Meisha tersenyum tipis,
"Ya udah hati-hati ya? Titip salah buat mama kamu." Ucap Meisha

"Iya bun, yaudah Qila pamit semuanya."

Semuanya menatap kepergian Aqila, dan tak lama terdengar suara mobil yang menjauh. Arga hendak buka suara tapi langsung di suruh diam oleh Alana, Alana menatap semuanya agar tak bersuara.

Alana menghampiri Meisha lalu berjalan ke belakang tubuh Meisha, dan...


Srett.


"Cewek bodoh yang gue kenal." Ucap Alana setelah mengambil sebuah penyadap suara.

Semuanya terkejut saat melihat sebuah penyadap suara, yang tertempel di baju Meisha.

"P-penyadap?" Beo Samuel terkejut

Alana menyerahkannya pada Bella,
"Ambil alih penyadap ini, terus lo sabotase dan bikin mereka gak tau kalo penyadap ini udah kita ambil alih." Suruh Alana membuat Bella mengangguk.

"Bentar! Maksudnya gimana sih?" Tanya Ario yang tak mengerti.

Alana, Bella, Oliv dan Edgar saling pandang, lalu Alana menatap semaunya.
"Kalian kan kemarin tanya kan? Siapa ketua dan wakil ketua AVEGAR?" Tanya Alana membuat mereka mengangguk, Alana mengancungkan ibu jarinya.

Ia mengambil setoples berisi kripik tempe, ia duduk di pangkuan Angkasa.
"Ya itu dia. Yang tadi duduk samping bunda."

"Hah?"

Bella mendengus,
"Aqila Laras Tatjana, ketua Avegar generasi ke 2. Dan wakilnya..."

"Lia Neosia." Lanjut Alana membuat mereka terkejut.

"J-jangan bercanda Al!! Abang kenal Aqila udah lama! Dia itu anak baik²." Ucap Dirga meninggikan satu oktaf suaranya.

Alana tak memperdulikan teriakan Dirga, ia memilih menatap mereka satu persatu.
"Gak percaya?" Mereka mengangguk kaku.

"Cik! Anggota geng apaan?! Kayak gini aja sulit di percaya." Celetuk Bella cetus.

Alana terkekeh mendengarnya,
"Tenang Nona. Tinggal tunggu tanggalnya aja sih, lagi pula mereka percaya atau enggak bukan halangan buat lo kan?" Bella mengangguk.

ALANA CINDY (PRE-ORDER 2-23 SEPTEMBER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang