42;) ALANA CINDY

97 4 0
                                    

***


Makan siang

Semua orang sudah duduk di meja makan, banyak hidangan lezat yang para wanita masak. Saking banyaknya meja hampir penuh, tapi memang itu yang terjadi, karena mereka ingin memasak banyak karena semuanya telah selesai.

Meja makan paling ujung, diisi oleh bapak Samuel Narendra, dan kanan kirinya ada Rean dan Arga.

"Al kok belum turun?" Tanya Ilona tak melihat ketuanya

"Tadi gue liat dia lagi liat laptop." Celetuk Calvin

Rean melihat jam tangannya,
"5 menit lagi." Ucapnya

"Coba di su---"

Tap. Tap. Tap.

Terdengar suara langkah kaki turun dari lantai dua, terdengar sangat tergesa-gesa.

"Lo mau kemana?" Tanya Devan saat melihat Alana yang terburu-buru

Alana menoleh dengan raut wajah khawatir,
"I-itu apa sih! G-gue harus pergi dulu" ucap Alana

"HAH?!" Pekik semuanya

"Buat apa?" Tanya Calvin

"Lo mau happy-happy kagak ngajak ya?" Tuding Bayu curiga

Alana menggeleng, terlihat diwajahnya penuh keringat.
"G-gue pergi dulu!" Ucapnya hendak pergi, tetapi lengannya dicegah Riza.

"Gue ikut." Ucapnya tak mau di bantah

Alan menggeleng,
"Gak! Lo tetap di rumah." Ucap Alana yang juga tak mau dibantah

Riza menatap wajah Alana lekat, ada rasa takut dimatanya.
"Siapa yang ngancem lo?" Celetuk Edgar yang sudah tau gelagat Alana

Alana menoleh lalu menggeleng,
"G-gak ada. Gue harus pergi dulu!" Ucapnya lalu berlari ke luar

Anggota inti ALASKAR berdiri dari duduknya,
"Mau gimana?" Tanya Ilona

Devan menoleh,
"Ikutin?"
"Jangan." Celetuk Edgar.
"Dia gak suka kalo urusan dia di ganggu. Calvin sama Bayu pergi ke kantor polisi. Gue sama Devan bakal ikutin Alana dari belakang." Perintahnya

Mereka mengangguk, lalu Bayu dan Calvin melenggang pergi.
"Kita susul Alana!" Perintah Devan

"Tunggu." Ucap Riza

Devan dan Edgar menoleh,
"Apa?" Tanya Devan

Riza diam menatap mereka berdua,
"Gue ikut..." Ucapnya tapi masih bisa terdengar

Devan dan Edgar saling tatap lalu mengangguk,
"Om ikut ya?" Celetuk Rizky

Akhirnya mereka pergi menyusul Alana, dengan para wanita yang diam di rumah. Dengan penjagaan ketat oleh bodyguard Alana, memang apartemen mewah ini ada bodyguard Alana.

***

Alana mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, membuat banyak pengendara yang mengumpat karena Alana. Tetapi ia tak menggubris perkataan mereka, ia tetap mengendarai motornya menuju lokasi.

Dia berhenti di sebuah gedung tua, ini kali kedua ia datang ke sini. Ingatan 5 tahun yang lalu menghampirinya kembali, suara pukulan, senjata tajam dan tembakan dari pistol.

Ia turun dari motor kesayangannya, langkahnya berjalan masuk ke dalam. Ia masuk ke lantai tiga gedung tua tersebut, keringat dingin mengucur dari kening dan tangannya. Dalam hati ia sudah ketakutan, tetapi ada seseorang yang menyuruhnya datang.

ALANA CINDY (PRE-ORDER 2-23 SEPTEMBER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang