ALANA CINDY (PRE-ORDER 2-23 SEPTEMBER)

84:) ALANA CINDY

oOo---ALAKASA---oOo
***

Sekarang Alana dkk, Arion dkk, Arga dkk, pak Ridwan, mba Yura dan bang Yaksa. Terkejut saat mendengarkan cerita Alana, bahkan mereka tak habis pikir dengan jalan pikiran anak itu.

"JADI TADI ITU LO GAK MATI KARENA DITABRAK MOBIL?!" Pekik Ilona

Alana mengangguk dengan memangku kripik singkong,
"BERARTI KITA NANGIS² GAK ADA GUNANYA?!" Pekik semuanya kecuali pak Ridwan, Bella, Oliv dan Edgar.

Alana mengangguk kembali,
"Tapi karena kalian nangis ketua AVEGAR nyangkanya gue mati." Jawab Alana membuat mereka mengerutkan keningnya.

"Ketua AVEGAR?" Ulang Bara

Alana menatap semuanya,
"Kalo kalian mau gue bakal sebut siapa dia. Tapi bukan saatnya kalian tau, yang harus kalian tau adalah selalu berhati-hati." Peringat Alana membuat mereka mengangguk.

"Tapi jangan salah! Ketua AVEGAR bukan orang biasa. Dia minta bantuan sama geng lain cuman buat hancurin kita." Sahut Bella yang sedang melihat laptop.

Alana mengangguk,
"Bukan cuman itu! Ketua angkatan dulu juga sekarang malah ngincer papa sama ayah." Jawab Alana

"Kenapa jadi kita?" Tanya Arga dan Samuel.

"Karena kalian sudah berani menikahi tante Meisha dan tante Anggun." Jawab Edgar dengan nada serius.

"Lah? Urusannya apa sama mereka?"

"Karena ketua dulu menyukai mama, saat itu dia belum tau kalo kalian sudah nikah. Dan saat tau itu dia mulai lupain mama, tapi dia malah suka sama bunda. Dan... Kalian tau kan apa selanjutnya?" Mereka mengangguk.

Alana menatap Rizal yang sedang diam,
"Lo gak bikin Rey kenapa-napa kan?"

Rizal menatap Alana datar,
"Cuman gue bogem sama gue siksa aja." Jawabnya santai.

Alana langsung membogem Rizal, membuat si empu terkejut terkena Serang tiba².
"Gue suruh lo buat tanya permasalahannya! Bukan malah main hakim sendiri BANG*AT!!" Bentak Alana.

Rizal menyeka darah di ujung bibirnya, menatap Alana tajam.
"TAPI KARENA DIA RENCANA KITA GAGAL ASAL LO TAU!!"

bugh!

"JAGA UCAPAN LO RIZAL!! LO BERANI BENTAK KETUA GUE HAH?!" Edgar memukul wajah Rizal, membuat Rizal tersungkur.

"Gue tau! Gue tau dia salah! Tapi itu bukan kesalahan dia! Dia itu di ancam asal lo tau, oke fine... Gue juga gak nyangka tapi saat gue tau alasannya gue milih gak nyalahin dia! TAPI LO DENGAN ENAKNYA MUKUL DIA TANPA SEIZIN GUE?!" Amuk Alana menatap Rizal tajam.

"Tapi karena dia lo hampir kenapa-napa!"

Alana menatap remeh Rizal, ia mencengkram kuat bahu Rizal.
"Jangan karena sikap lo ke Rey bikin lo jauh sama keluarga lo! Dan kalo lo mau. Gue bisa bikin lo ketemu sama sahabat LAMA lo! Dan jangan sampai lo menyesal karena udah bikin Rey kenapa-napa!" Ucap Alana lalu berjalan menuju lantai dua, tapi langkahnya terhenti menatap Bella dan Edgar.

"Telfon anak buah gue buat jemput Rey di markas STRRACK, dan suruh Rey dan nyokapnya tinggal sementara di apartemen gue. Dan pak Ridwan Al minta tolong, kasih tau tugas mereka apa saja. Dan khusus untuk lo Rizal! Lo tunggu kabar kalo motor kesayangan lo itu hilang." Ucap Alana lalu berjalan menuju kamar Angkasa di lantai dua.