67:) ALANA CINDY

88 5 0
                                    

🍓🍓🍓

RUMAH SAKIT ALASKAR:

"Lo gak papa?" Tanya Alana setelah datang.

Inti ALASKAR dan inti BLACKANGEL'S menoleh, lalu mereka mengangguk.
Tatapan Alana jatuh pada Calvin, Bayu, Rangga dan juga Bara. Terduduk di brankar rumah sakit.

Ranga langsung merentangkan kedua tangannya, yang disambut oleh Alana. Memeluknya.
Ranga mengusap kepala Alana lembut, sesekali mengecupnya sayang.

Arga dan Eza duduk di sofa singel,
"Orang tua mereka mana?" Tanya Eza pada Rey

Rey menoleh,
"Udah pergi, tadi udah jenguk." Jawabnya singkat

Eza mengangguk,
"Kalian semua baik-baik aja kan?" Tanya Anggun

Mereka berempat mengangguk,
"Kita baik-baik aja tan, tante tenang aja." Senyum Bara

Anggun mengangguk,
"Gimana kronologinya sampai kayak gini?" Tanya Arga kepo

Alana melepaskan pelukannya, lalu menatap semuanya.
"Iya. Perasaan kita gak punya musuh dari geng deh." Jawab Alana

Semuanya diam tak ada yang menjawab, Alana menatap Devan. Wakilnya.
"Van... Ada apa?" Tanyanya

Devan menatap Alana,
"G-geng AVEGAR balik lagi Al." Jawabnya terdengar gugup

Alana diam membeku,
"Mereka nyerang ALASKAR kemarin malam, dan waktu itu juga pas banget ada inti BLACKANGEL'S. Mereka nyerang tiba-tiba dan juga acak-acak markas." Jelasnya

"Mereka juga ngancem kita." Celetuk Ilona membuat Alana menatapnya... Serius.
"Mereka mau ALASKAR sama BLACKANGEL'S bubar. Kalo dalam waktu dekat kita gak bubar..."

"Mereka bakal bikin kita bubar dengan cara mereka sendiri." Lanjut Edgar

Alana mengepal kuat kedua tangannya,
"Gue gak akan bikin dua geng ini bubar. Apapun resikonya."

"Walaupun harus bertaruh nyawa gue sekalipun." Lanjutnya terdengar tegas.

***

Malam ini Alana akan menginap di Rumah Sakit, dan yang lainnya pulang hanya menyisakan dirinya Edgar dan Devan.

"Lo yakin?" Tanya Devan sedikit ragu

Alana duduk dengan tenang, ia mengangguk.
"Yakin. Kenapa? Lo ragu?" Tanya Alana datar

Malam ini mereka bertiga sedang ada di Rooftof Rumah sakit, dan menyuruh orang menjaga ruangan Ranga, Calvin, Bara dan Bayu.

Devan diam membeku,
"Jangan secepat ini." Ucap Edgar

Alana menoleh cepat,
"Terus? Maunya lo kayak gimana? Di nanti-nanti? Iya?"

"Yang ada makin parah." Lanjutnya

Edgar menatap langit malam kali ini.
"Kita liat dulu. Sampai mana mereka bakal kayak gini, kalo mereka makin parah."

"Kita bertindak." Ucapnya terdengar tegas

Alana mengangguk, setuju.
"Oke. Kali ini gue setuju. Kita liat dulu cara main mereka, kalo mereka bikin yang lebih parah dari ini."

ALANA CINDY (PRE-ORDER 2-23 SEPTEMBER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang