64:) ALANA CINDY

82 5 0
                                    

-*-*-*-*-

BRAK!

"APA-APAAN MAKSUDNYA HAH?!" Teriak Arga menggebrak meja dihadapannya.

Bukan hanya Arga yang juga tersulut emosi, Samuel dan yang lainnya juga terlihat tidak suka.
"Apa maksud anda Aryan Armadja?" Tanya Samuel terdengar... Tegas.

Tatapan Anggun menatap putri semata wayangnya,
"Anak mama... Apa maksudmu? Maksud kamu apa? Kamu mau menggantikan posisi kakak kamu? Tapi posisi apa Al... Sayang, jangan bikin mama khawatir." Ucap Anggun terdengar lirih

Alana memalingkan wajahnya, pria bernama Aryan itu duduk tegak menatap semuanya.
"Karena putra kalian Abian adalah orang pilihan saya, yang akan menjadi tangan kanan saya. Tetapi karena beliau meninggal dunia... Maka adiknya yang akan meneruskannya." Jelas Aryan

Arga mengepalkan kedua tangannya, urat lehernya terlihat jelas.
"Apa maksud anda? Apa anda ingin membuat putri saya dalam bahaya? Apa itu mau anda ? HAH?!" Bentak Arga yang terbawa emosi

Anggun mengusap lembut lengan suaminya,
"Tenang mas.." lembut Anggun

"Pa! Deng--"

"DIAM KAMU ALANA!!" Bentak Arga tak sengaja

Semuanya tersentak ketika mendengar bentakan keras Arga, Alana yang mendapatkan bentakan dari papanya menunduk. Aryan yang melihat Arga membentak Alana, mengepal erat tangannya.

"BERANI ANDA MEMBENTAK ALANA?!" Teriak Aryan berdiri dari duduknya

Alana yang berada di sisi Aryan terkejut, bahkan alumni inti ALASKAR juga terkejut. Alana mengusap pelan lengan Aryan,
"Tenang ndan... Nanti ndan sakit, Al gak suka ndan sakit..." Ucap Alana dengan nada gemetar

Emosi Aryan mulai bisa di kendalikan, ia menatap Alana lalu menatap Arga nyalang.
"Selama bertahun-tahun saya kenal Alana, tidak pernah saya membentaknya. Dan anda yang sebenarnya papa kandungnya, membentak putri di depan mertuanya?! DIMANA HATI ANDA ARGA RAFFAEL GATWICK!!" Bentak Aryan

Arga berdiri dari duduknya,
"DAN URUSANNYA DENGAN ANDA APA?! SAYA PAPANYA! SAYA MEMILIKI HAK. LAGI PULA! KARENA DIA, PUTRA KESAYANGAN SAYA MENINGGAL!! ITU KARENA DIA!!" Tunjuk Arga pada Alana, semuanya terkejut mendengar ucapan Arga.

"KARENA ANAK SIALAN INI!! ANAK SAYA PERGI!! KARENA DIA!" Ucapnya, berhasil membuat Alana tertusuk ribuan jarum.

"JAGA UCAPAN ANDA!" Teriak Aryan tak terima.

"UNTUK APA?! SELAMA INI SAYA MENAHAN SEMUANYA!! DAN KALI INI SAYA MENYESAL MEMILIKI PUTRI SEPERTI DIA!"

DUAR...

Bagai kilatan petir menyambar disiang hari, tubuh Alana melemas dengan air mata yang keluar. Selama ini ia tak pernah mendengar ucapan itu, yang ia dapatkan hanya bentakan. Dan bentakan itu terjadi semenjak Anggun dinyatakan meninggal, ditambah Abian yang juga meninggalkan dunia selamanya.

"J-jadi p-papa menyesal Al ada?" Tanya Alana gemetar

"IYA!! SAYA MENYESAL!! KARENA KAMU PUTRA SAYA TIADA!" Bentak Arga lalu berjalan menuju kamar, disusul Anggun yang mengejarnya.

Aryan memeluk Alana erat,
"BAWA AL PERGI NDAN!! BAWA AL PERGI!!" Histeris Alana

Eza mendekati adiknya,
"Dek... Jangan dengerin ucapan papa ya?" Ucapnya dengan nada gemetar

Alana menggeleng keras
"BAWA AL PERGI JAUH NDAN!! SEMUANYA PERGI!! SEMUA HILANG NDAN!! AL BENCI SEMUANYA!! AL GAK SUKA!!" Teriak Alana semakin menjadi

Angkasa hendak mendekat tapi di tahan Dirga, dia menggeleng sambil memegang lengan Angkasa. Angkasa hendak protes tapi dia urungkan, ia bisa melihat kali ini ia tak bisa ikut campur dulu.
"Al sayang... Ikut bunda yuk? Bunda temenin ya?" Ucap Meisha lembut

ALANA CINDY (PRE-ORDER 2-23 SEPTEMBER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang