31. Tidak Tenang

2.4K 190 2
                                    

Hola Amigos! Como Estas? Udah mulai bosen ya nunggu. I'm so sory guys. Tanpa banyak basa-basi, aku persembahkan kelanjutan kisah Abi, Shakilla, dan keluarga kecilnya. Semoga suka🤍

🌺Happy Reading🌺

Kehadiran bayi mungil di kediaman Abi menambah kehangatan rumah yang beberapa waktu lalu sempat hilang. Semua sudah berjalan seperti biasanya. Si kembar yang kini tengah menikmati libur panjang dan sibuk memilih universitas, Ale yang masih sibuk dengan ujiannya, dan Abi yang sudah mulai kembali bekerja. Killa sendiri memilih menunda rencana kuliahnya sampai Naresh bisa ditinggal.

"Gimana udah tau mau ambil jurusan apa?" tanya Killa yang baru saja bergabung dengan kedua putrinya.

"Aku masih bingung, Mom." jawab Caca.

"Bingung kenapa?" tanya Killa.

"Aku pengen ambil fashion design, tapi Syasya malah ambil arsitektur." jawab Caca.

"Gue juga belum pasti ambil arsitektur." ucap Syasya.

"Iya, tapi lo kan pilihannya antara arsitektur sama kedokteran. Gue maunya fashion design atau ilmu komunikasi." sahut Caca.

"Memangnya kenapa kalau kalian beda jurusan?" tanya Killa.

"Daddy bilang kita harus bareng-bareng." jawab Caca dan Syasya serempak.

"Kalau kalian memang minat sama jurusan yang berbeda gapapa, asal kalian mau berada di kampus yang sama dan bisa bertanggung jawab. Masalah Daddy, nanti biar Mommy yang bicara." terang Killa.

"Beneran?" tanya keduanya dengan mata berbinar.

"Iya." jawab Killa sungguh-sungguh.

"Kalo gitu, aku mau ambil fashion design." ucap Caca.

"Kamu mau ambil apa, Sya?" tanya Killa pada Syasya.

"Kemungkinan besar aku bakal ambil kedokteran." jawab Syasya.

"Kalau masih ragu, pikirkan lagi matang-matang. Karena setelah kalian memilih, kalian harus bisa bertanggung jawab dengan pilihan kalian." terang Killa.

"Siap, Mom." ucap keduanya kompak.

"Sudah waktunya Ale pulang sekolah, siapa yang mau jemput?" tanya Killa.

"Hari ini giliran Caca." jawab Caca sembari menunjukan kunci mobilnya.

"Yasudah, hati-hati di jalan!" pesan Killa yang dijawab dengan acungan jempol oleh Caca.

"Mommy beneran mau nunda kuliah?" tanya Syasya.

"Iya, aku belum sanggup masuk kuliah sambi ngerawat Naresh." jawab Killa.

"Terus cita-cita Mommy jadi psikolog gimana?" tanya Syasya.

"Itu bisa diwujudkan nanti." jawab Killa sembari tersenyum.

"Maaf--"

"Momny tidak menyesal melalui semua ini. Jadi, kamu tidak perlu merasa bersalah. Kita juga pernah bahas ini sebelumnya dan kalian sudah berjanji untuk tidak mengungkit itu semua." Killa memotong ucapan Syasya.

"Baiklah, Mom." ucap Syasya.

"Kamu jaga Naresh sebentar, ya! Mommy mau masak makan siang untuk kita. Daddy juga bilang akan makan siang di rumah. Kamu gak ada kegiatan kan?" tanya Killa.

"Iya, Mom. Aku akan jaga Naresh." jawab Syasya.

Sementara di tempat lain, Ale menunggu jemputannya di pos satpam. Namun hingga satu jam menunggu, tidak ada tanda-tanda jemputannya akan datang. Ia pun memilih untuk meminta bantuan satpam agar mengantarnya ke rumah.

"Bapak, boleh Ale minta tolong?" tanya Ale pada salah satu satpam sekolahnya.

"Tentu. Kamu mau diantar pulang?" tawar satpam yang langsung diangguki oleh Ale.

"Baiklah, ayo ikut bapak!" ajak satpam itu langsung diikuti oleh Ale.

Di rumah, Killa merasa khawatir dengan kedua anaknya yang belum juga sampai. Padahal jam makan siang sudah hampir habis. Bahkan Abi juga sudah akan kembali ke kantor.

"Apa jalanan sedang macet, Mas?" tanya Killa.

"Tadi saat Mas pulang, jalanan memang cukup padat." jawab Abi.

"Aku khawatir sama anak-anak, Mas. Caca udah berangkat dari tadi, tapi sampai sekarang mereka belum datang juga." ucap Killa dengan raut khawatir terlihat jelas di wajahnya.

"Mungkin mereka mampir ke tempat lain dulu." sahut Abi.

"Biasanya mereka mengabari dulu kalau mau pergi." ucap Killa.

"Mommy, kenapa gak ada yang jemput Ale? Ale capek nungguin di depan sekolah." keluh Ale saat memasuki rumahnya dan menemukan kedua orang tuanya tengah berada di ruang tamu.

"Lho, tadi Kak Caca udah pergi jemput kamu." ucap Killa.

"Nggak ada, Mom. Ale pulang sama Pak satpam." jawab Ale membuat Killa semakin khawatir.

"Mas!" Killa menatap suaminya dengan wajah dipenuhi kekhawatiran.

"Mas akan cari Caca sekarang juga. Kamu baik-baik di rumah dan jangan biarkan anak-anak keluar dulu! Penjagaan rumah juga akan Mas perketat untuk sementara waktu." ucap Abi lalu beranjak dari duduknya.

"Mas hati-hati!" pesan Killa yang langsung diangguki oleh Abi.

"Mommy, ada apa?" tanya Ale yang sedari tadi memperhatikan kedua orang tuanya.

"Gapapa, Sayang. Kamu ganti baju dulu terus makan sama Kak Syasya, ya. Mommy mau tidurin adik bayi di kamar." ucap Killa yang langsung dilakukan oleh Ale.

"Mom, ada apa?" tanya Syasya saat Killa menghampirinya di ruang keluarga.

"Caca hilang dan sekarang Daddy sedang mencarinya. Kita diminta untuk tetap berada di rumah sampai Daddy kembali." jawab Killa setelah memastikan Ale benar-benar terlelap.

"Kok bisa Caca hilang, bukannya dia ke sekolah Ale?" tanya Syasya lagi.

"Mommy belum tau pasti kenapa Caca bisa hilang." jawab Killa.

"Mungkin Caca pergi ke tempat Deshal dan lupa mengabari kita. Semalam dia bilang mau ketemu sama Deshal soalnya." terang Syasya.

"Coba kamu tanya sama Deshal apa Caca ada sama dia atau nggak." ucap Killa yang langsung dilakukan oleh Syasya.

"Gimana?" tanya Killa penuh harap.

"Nggak ada, Mom. Deshal lagi jaga mamanya di rumah sakit." jawab Syasya membuat Killa semakin khawatir.

"Tanya temen-temen yang lain, Sya." pinta Killa.

"Dia gak pernah pergi sama temen-temen lain selain kita dan Deshal." ucap Syasya.

"Coba tanya Gampo, siapa tau dia ke tempat istrinya Om Kadek." pinta Killa lagi.

"Aku coba ya, Mom." ucap Syasya lalu menghubungi Kadek.

"Gimana?" tanya Killa.

"Tante Ayu dari tadi di butik, tapi gak ada Caca ke sana. Gampo sama Om Kadek lagi nyari Caca bareng Daddy." terang Syasya membuat Killa kembali duduk dengan lesu.

"Kamu tidurin Ale di kamarnya gih!" ucap Killa yang melihat Ale tidur dengan tidak nyaman.

"Mommy jangan banyak pikiran! Caca pasti baik-baik aja. Daddy sama Om Kadek pasti berhasil nemuin Caca. Kita hanya perlu berdoa semoga mereka semua kembali dengan selamat." terang Syasya untuk menenangkan Killa.

"Iya, Sya." jawab Killa seadanya.

🌺TBC🌺

Kira-kira Caca pergi kemana ya? Apakah dia akan selamat? Huru-hara apalagi yang akan terjadi di keluarga Meidiawan ya?

Love You, Mommy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang