32. GPS

2.3K 173 9
                                    

Hola, Dear! Como estas? Tanpa banyak basa-basi, langsung saja aku persembahkan kelanjuta kisah Abi dan Killa.

🌺Happy Reading🌺

"Apa ini masih rencana Lidya?" tanya Kadek tiba-tiba.

"Mungkin, tapi bagaimana bisa Tante Lidya menculik Caca kalau dia masih di penjara?" Gampo menyuarakan pendapatnya.

"Itu juga yang Papa bingungkan." jawab Kadek.

"Apa Om Abi punya musuh yang bisa melakukan hal seperti ini?" tanya Gampo.

"Aku sedang tidak bermasalah dengan siapapun kecuali Lidya. Lagipula Caca tidak pernah aku bawa ke acara kantor. Tidak banyak orang yang tau tentang keluargaku." jawab Abi.

"Jika begitu, pasti pelakunya adalah orang terdekat juga." ucap Gampo.

"Atau ini adalah rencana lanjutan dari kasus jebakan Killa?" Kadek membuat kedua pria berbeda usia itu menoleh.

"Apa maksudmu, Kadek?" tanya Abi.

"Bisa jadi malam itu seharusnya Caca yang dijebak dengan minuman beralkohol dan perangsang tapi mereka salah sasaran. Karena setelah aku cari tau lebih dalam lagi, keluarga Ardhana dan Killa sendiri tidak punya musuh. Kejadian itu juga bukan hanya sekedar masalah percintaan remaja. Remaja mana yang akan berani membeli obat semacam itu." terang Kadek.

"Apa diantara teman-temanmu ada yang bisa kau curigai, Gam?" tanya Abi mulai sepakat dengan Kadek.

"Mereka semua-- ah ada satu orang yang memungkinkan untuk melakukan itu." jawab Gampo.

"Siapa?" tanya Abi.

Baru saja Gampo akan menjawab, tiba-tiba terdengar keributan dari luar dan disusul dengan seorang pria sepantaran Gampo yang menerobos masuk ke ruangan Abi.

"Deshal, ngapain lo ke sini?" tanya Gampo.

"Gue bisa tau lokasi Caca." jawab Deshal.

"Maaf--"

"Biarkan dia!" perintah Abi ketika sekretarisnya hendak mengusir Deshal.

"Baik, Pak. Saya permisi." pamitnya lalu pergi.

"Apa yang bisa kau lakukan?" tanya Abi.

"Saya memasang chip di kalung Caca. Kalau Caca masih memakainya, saya bisa mengetahui keberadaanya." terang Deshal.

"Kalung berbandul DC?" tanya Abi yang dijawab dengan anggukan oleh Deshal.

"Caca selalu pake kalung itu." ucap Gampo.

"Bagaimana cara kita mengetahui keberadaan Caca?" tanya Kadek.

"Ini lokasi Caca." Deshal menunjukkan ponselnya yang menampilkan maps dan titik keberadaan Caca yang terlacak melalui GPS.

"Ayo kita ke sana!" ajak Abi lalu pergi diikuti oleh tiga orang lainnya.

Gampo mengemudikan mobil Abi dnegan kecepatan cukup tinggi. Lokasi Caca saat ini cukup jauh dari perkotaan. Kini jelas sudah bahwa Caca memang benar-benar diculik. Bodohnya sang penculik tidak menyadari bahwa kalung Caca memiliki chip GPS.

"Apa lokasinya sudah benar?" tanya Kadek yang langsung diangguki oleh Deshal.

"Aku merasa tidak asing dengan rumah ini." ucap Gampo tiba-tiba.

"Apa maksudmu?" tanya Abi.

"Nggak, Om. Gampo cuma ngerasa gak asing sama rumah ini. Kemungkinan besar Caca disekap di lantai dua. Kita harus berpencar untuk menemukan Caca dengan cepat." terang Gampo.

"Aku akan masuk melalui pintu belakang." ucap Kadek.

"Aku akan ikut denganmu." sahut Abi.

"Kami akan masuk lewat depan. Sepertinya rumah ini sangat sepi." ucap Gampo.

"Kita tetap harus berhati-hati karena air tenang biasanya lebih menghanyutkan." ujar Kadek.

"Iya, kami akan hati-hati." jawab Deshal.

Sementara di lain sisi, Caca baru saja bangun dari pingsannya. Ia meneliti seluruh ruangan dan tatapannya jatuh pada seseorang yang tengah menyeringai di depannya. Jarak keduanya tidak sampai satu sentimeter.

"Sudah puas tertidur?" tanya orang itu membuat Caca bergidik.

"Lo siapa?" sentak Caca.

"Gue orang yang akan ngancurin kehidupan lo sama kayak bokap lo ngancurin hidup gue." jawab orang itu dengan seringaian yang cukup menakutkan untuk Caca.

"Jangan!"

"Lo pikir gue akan berhenti dengan cegahan dari lo?" orang itu mencengkram rahang Caca hingga kedua pipinya terluka oleh kuku tajam orang itu. "Malam itu lo cuma beruntung karena orang suruhan gue terlalu tolol sampai salah menjebak orang. Meskipun dia salah sasaran, tapi setidaknya itu cukup untuk ngancurin hidup sahabat lo yang otomatis menjadi tanggung jawab lo karena lo udah ngajak dia ke pesta Gampo." teranganya lalu menyentakkan cengkramannya hingga Caca terbentur pada sisi kursi yang di dudukinya.

"Jadi, lo yang udah jebak Killa sama Daddy? Brengsek!" sentak Caca dengan wajah marahnya.

"Sebenernya gue pengen lo yang minum itu dan tidur sama orang suruhan gue, tapi gak masalah kalau sahabat lo akhirnya tidur sama Daddy tercinta lo. Karena gue jadi punya kesempatan untuk nyicipin lo buat gue sendiri." orang itu mendekat dengan tatapan yang sangat menjijikan di mata Caca.

"Jangan mendekat!" Caca berteriak sekuat tenaga.

"Lo gak akan bisa ngelawan, jadi lebih baik lo turuti aja apa mau gue. Gue cuma mau nyicip sedikit aja." ucap orang itu sebelum akhirnya ia mencium Caca dengan penuh amarah.

Caca terus berontak tapi semuanya sia-sia karena ia dalam keadaan terikat. Laki-laki mesum dan jahat itu juga mulai menyentuh bahkan melukai beberapa bagian tubuh Caca dengan kuku tajamnya. Caca hanya bisa menangis dan terus berdoa agar ada yang bisa menyelamatkannya.

"Argh!" rintih orang itu ketika Caca menggigit bibirnya setelah beberapa saat terdiam. "Berani-beraninya lo gigit bibir gue!" sentak orang itu lalu menampar pipi mulus Caca dengan beberapa tamparan.

Caca hanya bisa menangis menahan semua rasa sakit yang ia rasakan. Tangannya terasa kebas karena orang itu mengikatnya dengan sangat kencang. Perutnya juga terasa sakit karena ia melewatkan makan siang dan malam sekaligus serta perutnya ikut tertekan oleh tali yang digunakan untuk mengikatnya di kursi.

"Tangisan lo gak akan bikin gue luluh, Natasha Abhista Meidiawan!" lagi-lagi orang itu menyeringai dan kembali mendekati Caca.

"Jangan! Pergi! Daddy tolong..."

"Daddy kesayangan lo itu sekarang lagi tidur nyenyak dipelukan istrinya." ucap laki-laki itu sembari mendekati Caca.

Caca yang terus saja bergerak untuk menjauhkan diri dari laki-laki tak berperasaan itu malah terjengkang dan membuat kepalanya terbentur ke lantai. Laki-laki itu masih terus mendekati Caca dan hendak melakukan pelecehan pada gadis itu. Namun tiba-tiba ia tersungkur bersamaan dengan Caca yang kembali pingsan karena tak kuasa menahan kesakitannya.

🌺TBC🌺

Kali ini siapa ya guys pelakunya? Apakah orang suruhan Lidya? Kira-kira apa motif dari penculikan ini?

Oh iya guys, aku mau ingetin ke kalian kalau cerita ini aku tulis dengan segala imajinasi liar aku setelah membaca atau menonton. Aku juga sadar banyak kekurangan di tulisanku, jadi aku mohon sama kalian untuk lebih bijak mengambil hal-hal baik dan membuang perilaku buruk yang ada di cerita ini. Aku tau kalian semua orang-orang cerdas dan bijak. I love u, Dear🤍

Love You, Mommy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang