Hola, Amigos! Masih adakah yang terjaga malam ini? Sebelum besok ketemu hari senin, silahkan nikmati akhir minggu ini dengan kisah Killa dan Abi. Semoga kalian suka❣
🌺Happy Reading🌺
Masa liburan telah mereka lewati dengan berbagai macam kegiatan. Hari ini, semua kembali berjalan seperti biasanya. Meskipun ada sedikit perubahan yang Killa rasakan. Tentu saja hal itu mengenai pembelajaran yang ia jalankan hanya dari rumah, alias homeschooling. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat Killa dalam belajar.
"Loh, kenapa anak-anak mommy ini? Kok pada bete gitu mukanya?" tanya Killa yang baru saja kembali dari dapur.
"Belum siap belajar, Mom." jawab Caca dengan lemas.
"Kemarin kan sudah liburan, masa masih aja belum siap belajar?" tanya Killa sembari membelai surai indah milik anak keduanya itu.
"Rasanya masih kurang, Mom." jawab Caca.
"Gak boleh gitu! Katanya mau jadi juara umum, masa males-malesan gini." ucap Killa membuat Caca kembali bersemangat.
"Ah, iya. Sekarang, Caca udah lebih semangat." ujar Caca membuat Killa menggelengkan kepalanya.
"Ale sama kak Syasya juga harus semangat dan rajin belajar! Cita-cita kalian kan hebat-hebat, jadi prosesnya juga harus luar biasa." terang Killa membuat keduanya kembali cerah.
"Mommy bikinin bekal buat Ale, kan?" tanya Ale yang dijawab dengan anggukan oleh Killa.
"Besok-besok, Caca juga mau dibikinin bekal." sahut Caca.
"Syasya juga." timpal Syasya.
"Iya, mulai besok, mommy akan buatkan kalian bekal." jawab Killa sembari mengambilkan makanan untuk Abi.
"Terimakasih." ucap Abi yang dijawab dengan senyuman oleh Killa.
Mereka melanjutkan kegiatan makan dengan diselingi obrolan dan canda tawa. Rumah yang dulu terasa sepi, kini berubah hangat kembali. Caca dan Syasya senantiasa mengucap syukur atas apa yang telah mereka dapatkan setelah penantian yang cukup panjang. Keduanya merasa, Killa adalah sosok ibu paling ideal untuk mereka. Meskipun terkadang mereka juga merasa bersalah atas apa yang harus Killa alami.
"Kita sekolah dulu, Mom." pamit Syasya dengan diikuti kedua adiknya.
"Hati-hati di jalan!" pesan Killa yang dijawab dengan acungan jempol.
"Kamu berhasil membuat mereka hidup kembali." ucap Abi yang sedari tadi memperhatikan interaksi Killa dan anak-anaknya.
"Ini semua sudah menjadi kewajiban aku, Mas." jawab Killa.
"Aku adalah laki-laki beruntung yang bisa menjadikan kamu sebagai pendamping hidupku." ucap Abi.
"Killa juga beruntung memiliki mas sebagai tempat untuk bersandar." balas Killa.
"Mas jadi tidak sabar menanti kehadirannya." ucap Abi sembari mengelus perut Killa.
"Sabar, ya, Dad! Gak akan lama lagi, aku keluar kok." jawab Killa dengan menirukan suara anak kecil.
"Daddy akan selalu menunggumu, Baby. Jangan nakal-nakal di dalam perut mommy! Daddy sayang kamu." ucap Abi lalu mengecup perut Killa.
"Kami juga sayang daddy." balas Killa.
"Mas kerja dulu, ya. Kamu baik-baik di rumah. Semangat belajarnya!" pamit Abi lalu mencium kening Killa.
"Hati-hati di jalan, Mas!" pesan Killa sembari mencium tangan suaminya.
"Pasti, Sayang." jawab Abi lalu pergi.
Killa masuk setelah mobil Abi meninggalkan pekarangan rumahnya. Ia mengganti pakaian dengan pakaian yang lebih sopan dan menyiapkan peralatan sekolahnya. Hari ini, ia akan menjadi hari pertama dirinya sekolah di rumah. Perempuan berwajah teduh itu sudah tak sabar untuk kembali belajar dan menyelesaikan sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Mommy!
Roman d'amourApa yang terlintas dalam pikiranmu ketika mendengar seorang siswi SMA hamil? Apa yang akan kamu lakukan jika itu terjadi pada sahabat baikmu? Bagaimana jika kamulah yang menjadi salah satu penyebab kehamilannya? Apakah kamu akan bertanggungjawab?