Hola, Dear! Como estas? Malam minggu pada kelabu gak nih? Biar gak kelabu aku kasih kisah malem minggu versi keluarga Meidiawan nih. Hope u like it💙
🌺Happy Reading🌺
"Daddy aman gak, Mom?" tanya Caca ketika Killa menghampirinya.
"Kamu tenang aja, Daddy biar jadi urusan Mommy." jawab Killa sembari mengambil beberapa makanan untuk ditata.
"Aku ke Deshal dulu ya, Mom." pamit Caca sebelum akhirnya menemui Deshal yang tengah duduk di ruang tamu.
"Daddy kamu--"
"Mommy udah handle Daddy. Kamunya juga jangan payah dong, Shal. Banyak-banyak main sama Gampo deh." Caca menyela ucapan Deshal.
"Gampo kan punya dekingan, aku mana ada, Ca." balas Deshal.
"Lo di sini juga, Shal?" Gampo berbasa-basi.
"Emangnya lo aja yang boleh pacaran, gue juga mau kali." sahut Caca drngan sewot.
"Siapa yang pacaran sih, Ca? Gue sama Gampo cuma jalan doang." ucap Syasya.
"Gak pacaran tapi barengan mulu." sindir Caca.
"Kok malah pada ribut di sini? Ayo kita makan! Daddy sama Ale udah nunggu di ruang makan." Killa tiba-tiba saja datang. "Gampo, Deshal, ayo makan dulu!" ajaknya.
"Iya, Kill." jawab keduanya hampir berbarengan.
Killa berjalan lebih dulu kemudian disusul dengan yang lain. Di ruang makan, Abi sudah duduk dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan membuat Deshal gugup. Sementara Gampo terlihat biasa saja karena memang sudah terbiasa melihat sahabat ayahnya dengan raut demikian.
"Mukanya gak usah tegang gitu dong, Mas. Kasian tuh temennya Caca jadi gugup kamu pasang raut kayak gitu." ucap Killa sembari menyerahkan sepiring makanan. "Ayo, Gampo, Deshal, gak usah sungkan-sungkan." lanjutnya mempersilahkan kedua tamu untuk mengambil makanan.
"Eh, iya, Kill." Deshal terlihat cukup gugup.
"Di rumah ini, Killa istri saya sekaligus ibu dari Caca. Kamu harusnya lebih sopan dengan istri saya." ucapan Abi membuat Deshal kicep.
"Maaf, Om." ucap Deshal.
"Daddy kenapa marahin Kak Eshal? Kak Eshal kan dulunya juga temen Mommy." Ale bertanya dengan polosnya.
"Daddy gak marah, Sayang. Daddy cuma negur Kak Deshal karena sekarang Mommy udah jadi Mommynya Kak Caca. Biasanya kita manggil ibu dari temen kita dengan sebutan tante supaya lebih sopan. Daddy mau Kak Deshal juga bersikap sopan meskipun Mommy sama Kak Deshal seumuran." terang Killa dengan lembut.
"Jadi kita tetep harus sopan sama orang tua dari temen kita meskipun dia seumuran kita, Mom?" tanya Ale.
"Iya, Sayang. Bukan cuma sama orang tua, tapi kita juga harus sopan sama temen-temen kita. Kalau temen kita sopan dan menghargai kita, pasti kita senang berteman sama mereka. Kita juga harus berlaku seperti itu agar orang senang berteman dengan kita." jawab Killa panjang lebar.
"Oke, mulai besok Ale akan menjadi anak sopan." ucap Ale dengan lucunya.
"Pinternya anak mommy." Killa mengecup ringan puncak kepala Ale.
"Kak Deshal harus sopan sama mommynya Ale. Panggilnya tante, iya kan, Mom?" Ale kembali menengok ke arah Killa.
"Iya, Sayang." jawab Killa sembari tersenyum.
"Kak Gampo juga harus panggil mommy kamu tante ya, Le?" tanya Gampo dengan nada bercanda.
"Iya, kamu juga di sini sebagai teman putri saya." Abi tiba-tiba menyahuti.
"Siap, Om. Saya bakalan panggil tante, kok." ucap Gampo.
"Masalah panggilan gak usah diperpanjang lagi, sekarang kita mulai makan sebelum makanannya semakin dingin." Killa mengakhiri pembicaraan itu.
Mereka makan dengan tenang dan sesekali diselingi obrolan-obrolan ringan tentang pendidikan yang sedang mereka tempuh. Meskipun Killa belum kuliah, tapi ia masih bisa menanggapi keluhan dan cerita dari keempat mahasiswa baru itu. Abi juga sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Deshal dan pelan-pelan berbicara dengan nada biasa.
"Ini beneran pada gak punya tugas kampus kan?" Killa memastikan kembali pada kedua pria seusianya.
"Iya, Tan." jawab keduanya.
"Yaudah, kalian lanjut ngobrol-ngobrolnya. Aku mau ke dalam dulu. Jangan pada macem-macem dan jangan lupa waktu!" pesan Killa sebelum pergi ke kamarnya.
"Killa vibesnya keibuan banget, ya." ucap Gampo.
"Iyalah, nyokap gue gitu." Caca membanggakan mommynya.
"Terserah lo aja deh, Ca." Gampo hanya bisa pasrah menghadapi sahabat kecilnya yang satu itu.
Sementara di kamar, Killa tengah merapihkan lemari khusus milik Naresh. Abi sendiri tengah bermain dengan Naresh di tempat tidur. Tak lupa Ale yang selalu ikut bermain dengan sang adik sebelum ia pergi tidur.
"Udah ngantuk, Bang?" tanya Killa saat bergabung dengan ketiga jagoannya.
"Iya, Mom. Aku ke kamar dulu, ya." pamit Ale lalu pergi ke kamarnya membuat Naresh menangis.
"Sayangnya Mommy masih pengen main sama abang ya?" Killa menggendong Naresh dan menimangnya.
"Anak-anak aman?" tanya Abi setelah merapihkan beberapa mainan yang ada di kasur.
"Kita tau seperti apa anak-anak, kamu gak usah khawatir berlebihan gitu. Aku juga udah minta mbok buat liatin mereka buat jaga-jaga. Aku yakin, mereka gak akan aneh-aneh. Palingan mereka cuma nonton di depan." terang Killa yang masih menimang Naresh. "Sebentar lagi kita turun, ngobrol, dan minta mereka pulang dengan baik." lanjutnya.
"Mom, Dad, Deshal sama Gampo mau pamit." Syasya mengetuk pintu dan berbicara dari luar dengan cukup kencang.
"Sebentar lagi mommy sama daddy keluar, Kak." sahut Killa.
Setelah menidurkan Naresh di box bayi, keduanya keluar dari kamar. Gampo dan Deshal sudah bersiap untuk pulang. Melihat kedatangan Abi dan Killa, mereka segera berpamitan. Tak lupa Deshal pun memberikan kado untuk Naresh karena memang baru kali ini dia main ke rumah setelah Naresh lahir.
"Makasih ya, Shal. Padahal kamu gak usah repot-repot gini." ucap Killa setelah menerima kado dari Deshal.
"Gak repot sama sekali kok, Tan." jawab Deshal.
"Kita pamit dulu, Om, Tan." pamit Gampo mewakili.
"Kalian hati-hati di jalan!" pesan Killa yang langsung diangguki oleh keduanya.
"Deshal baik kan, Dad?" tanya Caca dengan nada manjanya.
"Daddy tidak tau." jawab Abi.
"Makanya Deshal harus sering main ke sini biar kenal sama Daddy." ucap Caca tanpa rasa bersalah. "Caca gak akan aneh-aneh kok sama Deshal." lanjutnya setelah mendapat tatapan tajam dari sang Daddy.
"Kalian pergi tidur sekarang!" perintah Abi yang langsung dilaksanakan oleh kedua putrinya.
"Mas bisa percaya sama Deshal. Sejauh aku kenal Deshal, dia laki-laki baik dan bertanggung jawab. Mas bisa cari tau sendiri tentang latar belakang keluarga Deshal agar lebih yakin. Aku tau Mas pengen yang terbaik untuk anak-anak, tapi gak selamanya yang menurut kita baik itu baik juga buat mereka." terang Killa.
"Mas selalu percaya dengan penilaian kamu, Sayang. Nanti Mas akan cari tau lebih jauh lagi tentang keluarga Deshal. Terimakasih sudah mengingatkan Mas." ucap Abi lalu mencium kening sang istri.
"Itu tugas Killa sebagai istri." jawab Killa sembari tersenyum.
🌺TBC🌺
Gimana nih part ini? Ada masukan? Aku rasa ini kurang, tapi semoga poinnta bisa tersampaikan ya. Sampai jumpa di chapter berikutnya💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Mommy!
RomanceApa yang terlintas dalam pikiranmu ketika mendengar seorang siswi SMA hamil? Apa yang akan kamu lakukan jika itu terjadi pada sahabat baikmu? Bagaimana jika kamulah yang menjadi salah satu penyebab kehamilannya? Apakah kamu akan bertanggungjawab?