Hola Amigos! Como estas? Gimana puasanya hari ini? Lancar semua kan? Oke, tanpa banyak basa-basi lagi langsung aja aku kasih lanjutan kisah Shakilla dan Abi. Semoga masih suka🤍
🌺Happy Reading🌺
Ruang rawat Killa kini dipenuhi oleh keluarga yang datang menjenguk. Ale dan kedua kakak kembarnya masih memeluk Killa penuh haru. Ketiganya bersyukur atas kondisi Killa yang mulai membaik.
"Maafin Ale, Mommy." ucap Ale dengan wajah penuh rasa bersalah.
"Kamu gak perlu minta maaf, Sayang. Ini semua terjadi atas kehendak Allah. Lagipula Mommy sama adik bayi kan udah gapapa." terang Killa membuat semua terhenyak.
"Seandainya Mommy tau salah satu dari anaknya meninggal, pasti Mommy sedih banget." ujar Syasya dalam hati.
"Sya, kenapa kamu bengong?" tanya Killa sembari mengelus lembut tangan Syasya.
"Gapapa, Mom. Syasya lagi kepikiran sesuatu aja tadi." jawab Syasya kikuk.
"Kalau ada masalah, jangan kamu pendem sendiri! Cerita-cerita sama orang rumah biar dibantu cari jalan keluarnya." ucap Killa.
"Iya, Mom. Ini bukan masalah besar kok." balas Syasya sembari tersenyum.
"Sayang, Mas tinggal keluar sebentar gapapa kan?" tanya Abi tiba-tiba.
"Kamu mau kemana, Bi?" tanya Mala.
"Ada yang harus Abi selesaikan." jawab Abi.
"Harus sekarang juga?" tanya Hari.
"Memang nggak harus, tapi mumpung Killa ada yang jaga mending Abi selesaikan dulu urusan ini. Setelah itu, Abi bisa jaga Killa sama Naresh dengan tenang." terang Abi.
"Mas pergi aja gapapa. Selesaikan dulu urusan Mas semuanya. Jangan terburu-buru! Killa kan banyak yang jagain, jadi Mas gak usah khawatir. Mas hati-hati di jalan!" pesan Killa.
"Pasti, Sayang." jawab Abi. "Kalau gitu, Abi pamit dulu." pamitnya pada semua orang.
"Bi!" panggil Fadel membuat Abi menghentikan langkahnya. "Saya temani kamu." lanjutnya sembari menyusul langkah Abi.
"Kenapa abang ikut pergi juga?" tanya Killa setelah suami dan abangnya pergi.
"Abangmu itu takut Abi melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya. Saat ini, perasaan kacau Abi belum sepenuhnya hilang. Abi masih dikuasai amarah pada dirinya sendiri." terang Hari.
"Benar apa yang dikatakan oleh mertuamu, Fadel hanya akan menemani Abi menyelesaikan urusannya." tambah Bram.
Killa menganggukan kepalanya meskipun dalam hatinya ia masih merasa ada sesuatu yang dirahasiakan oleh Abi. Perlahan-lahan rasa janggalnya terabaikan, apalagi setelah kehadiran malaikat kecil yang masih sangat rentan. Killa dan keluarganya begitu antusias dengan kehadiran si kecil Naresh.
"Killa, kamu gapapa kan cuma ditemenin sama anak-anak?" tanya Mala.
"Gapapa kok, Ma." jawab Killa yang tengah menyusui putranya.
"Kalo gitu, kami pamit dulu. Lekas sembuh agar bisa pulang ke rumah." ucap Lia.
"Aamiin. Bunda sama yang lainnya hati-hati di jalan." pesan Killa.
"Kalian juga hati-hati di sini." balas Mala.
"Dedek Naresh gemesh banget." ucap Caca setelah orang tua Abi dan Killa pergi.
"Dedeknya ganteng kayak Daddy." tambah Ale.
"Matanya mirip Mommy." timpal Syasya.
"Kalian semua juga ganteng dan cantik." ucap Killa.
Tak lama kemudian, suster masuk dan mengambil alih Naresh untuk dikembalikan ke ruangan khusus. Rasa kehilangan tentu kembali menyeruak di hati Killa dan ketiga anaknya. Namun mereka harus ikhlas demi kebaikan Naresh.
"Maafin Ale, Mommy. Harusnya Ale aja yang sakit, jangan Mommy sama adik bayi." ucap Ale begitu suster manghilang dari pandangan.
"Ini semua sudah takdir, sayang." jawab Killa sembari mengelus rambut Ale.
"Kalau aja Ale ikut tante itu, mungkin adik bayi yang satunya masih ada." ucap Ale membuat ketiga perempuan di sana tertegun.
Syasya dan Caca menggerutu dalam hati karena Ale tidak bisa menjaga rahasia yang mereka tutupi dari Killa. Sementara Killa sendiri tak mengerti apa yang Ale bicarakan. Adik bayi mana yang dimaksud bocah kecil itu.
🥀🥀🥀
Abi memasuki ruang rawat Killa dan mendapati istrinya itu tengah sendirian. Ia tak terlalu kaget karena tadi Syasya sudah berpamitan padanya. Namun yang terasa mengherankan ialah pandangan Killa yang terlihat begitu marah dan sedih dalam waktu bersamaan.
"Sayang, kamu kenapa? Apa yang sakit?" tanya Abi khawatir. "Kamu sesak?" lanjutnya setelah melihat Killa memegangi dadanya.
"Hatiku yang sakit, Mas." ucap Killa membuat Abi terdiam.
"Siapa yang berani nyakitin kamu? Ayo bilang sama Mas!" Abi belum memahami alasan dari amarah dan rasa sedih istrinya.
"Kamu." ucap Killa lagi-lagi membuat Abi terdiam.
"Mas?" tanya Abi memastikan.
"Iya, kamu Mas. Kamu tega menyembunyikan hal sebesar ini dari aku. Kamu sadar gak udah bikin aku kecewa sama kamu? Atau kamu emang gak pernah peduli sama perasaan aku?" Killa meluapkan seluruh emosinya kepada Abi.
"Mas gak ngerti kamu ngomong apa, coba kamu jelaskan pelan-pelan." pinta Abi.
"Lagi-lagi kamu bikin jadi ibu yang buruk, Mas. Bagaimana bisa kamu menyembunyikan kematian seorang putra dari ibunya?" Killa membuat Abi kaget dengan ucapannya. "Kenapa, kamu kaget aku udah tau tentang Nareswara? Kamu bener-bener jahat, aku kecewa sama kamu, Mas!"
"Sayang, Mas punya alasan kenapa menyembunyikan semua ini dari kamu. Mas gak mau kamu kepikiran tentang ini. Kamu baru aja melewati masa kritis dan Mas gak mau kamu drop lagi." terang Abi sembari berusaha menghadapkan Killa padanya.
"Apapun alasan kamu, semuanya tetep salah, Mas. Aku berhak tau tentang kondisi anak-anakku. Disini, aku yang paling berhak atas mereka. Meskipun kamu ayahnya, mereka tetap sepenuhnya hak aku karena nasab mereka ada sama aku. Kamu egois, Mas. Kalau kamu takut aku sakit, sekarang aku lebih sakit lagi, Mas. Kehilangan seorang anak bahkan tanpa melihatnya itu jauh lebih menyakitkan dari apapun." Air mata Killa tak henti-hentinya menetes.
"Maaf~"
"Maaf kamu gak akan pernah bisa mengembalikan anak aku, Mas!" sentak Killa sembari memukul dada Abi. "Pergi kamu, Mas!" usir Killa.
"Sayang~"
"Aku gak mau denger apapun dari kamu. Mulai sekarang, aku gak mau liat kamu lagi!" Killa terus memotong ucapan Abi.
"Mas cuma mau yang terbaik buat kamu, Sayang." ucap Abi dengan nada lemah.
"Dengan cara berbohong? Asal kamu tau, lebih baik aku disakiti dengan kejujuran daripada dibahagiakan dengan kebohongan. Semanis apapun kebohongan, ia tetap kebohongan yang menyakitkan." Killa masih begitu berapi-api.
"Mas~"
"Cukup, Mas! Aku gak mau denger apa-apa lagi. Sekarang, kamu pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" usir Killa membuat Abi mau tak mau menurutinya.
"Kamu baik-baik di sini, Mas keluar dulu. Kalau kamu butuh sesuatu, Mas akan bantu secepatnya." ucap Abi lalu pergi meninggalkan ruangan Killa.
🥀TBC🥀
Tindakan Killa bener gak sih, Dear? Kira-kira Abi harus dihukum apa gimana nih? Menurut kalian apa sih hukuman yang pantas buat Abi?

KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Mommy!
RomansaApa yang terlintas dalam pikiranmu ketika mendengar seorang siswi SMA hamil? Apa yang akan kamu lakukan jika itu terjadi pada sahabat baikmu? Bagaimana jika kamulah yang menjadi salah satu penyebab kehamilannya? Apakah kamu akan bertanggungjawab?