Hola, Dear! Como estas? Udah penasaran kelanjutan kisah Killa family? Langsung aja aku kasih kelanjutannya, ya. Semoga suka💙
🌺Happy Reading🌺
Hari minggu yang cerah ini terlihat tidak biasa bagi keluarga Meidiawan. Seisi rumah terlihat sangat sibuk menyiapkan berbagai hal. Killa sibuk memasak bersama bunda dan mertuanya, Caca sibuk dengan dekorasi dan tata ruang bersama Dikta, sementara Abi bersama papa dan mertuanya masih berada di kantor karena sama-sama memiliki agenda penting. Sementara Ale dan Aresh diajak jalan-jalan oleh Fadel.
"Udah dicoba bajunya?" tanya Caca pada saudari kembarnya.
"Udah, udah pas kok. Makasih udah bikinin kebaya yang bagus." Syasya sangat bangga dengan hasil tangan saudari kembarnya.
"Gue seneng kalo lo suka kebayanya," ucap Caca.
"Lo banyak berjasa buat acara hari ini, makasih, Ca. Gue bersyukur banget punya sodara kembar kayak lo," balas Syasya.
"Lo bisa mellow juga ternyata ya. Gue gak terima mellow lo hari ini, Sya. Lo harus happy karena ini acara penting lo. Nanti aja lo mellownya kalo udah kelar acara," ucap Caca.
"Ca, itu bunganya mau ditaro dimana?" tanya Dikta yang sedari tadi sibuk menata kursi dan meja.
"Biar aku yang urus." Caca pergi tanpa pamit pada saudari kembarnya terlebih dahulu.
"Kenapa di sini? Istirahat aja di kamar sana!" ucap Dikta pada Syasya yang tengah memandang takjub pada dekorasi yang di design oleh Caca dan Dikta.
"Bosen, Mas. Lagian aku juga pengen tau progres dekorasinya," jawab Syasya.
"Kamu gak gugup?" tanya Dikta yang tidak melihat raut gugup di wajah Syasya.
"Gugup, sih, cuma aku berusaha gak terlalu mikirin itu. Lagian aku udah kenal deket sama keluarga Gampo. Bahkan aku lebih dulu deket sama Papanya Gampo daripada sama Gampo," terang Syasya.
Yup hari ini adalah hari yang sangat spesial untuk Syasya karena gadis itu akan dilamar oleh sahabat yang merangkap sebagai pacarnya selama 4 tahun belakangan. Keduanya memutuskan untuk segera menikah agar dapat saling menjaga dan menguatkan satu sama lain. Dikta sendiri memilih merelakan adiknya menikah terlebih dahulu karena ia masih belum memiliki pasangan.
"Kamu beneran gapapa aku langkahi?" tanya Syasya dengan serius.
"Iya, kamu gak usah terbebani sama aku yang belum menikah. Aku masih perlu waktu untuk membuka hati. Nanti kalau sudah saatnya, aku juga akan menikah," terang Dikta.
"Makasih, Mas," ucap Syasya tulus.
"Apapun untuk adik tersayang mas," balas Dikta sembari memeluk Syasya.
"Ih, pelukan kok gak ajak-ajak?" Caca ikut bergabung dalam pelukan hangat kakak beradik itu.
Killa yang melihat interaksi ketiga anaknya hanya bisa tersenyum lega dan bangga. Ia kembali tenggelam dalam kesibukan memasak karena sebentar lagi ia harus bersiap untuk menyambut tamu istimewa mereka yang tak lain adalah Gampo dan keluarganya. Ibu dengan lima anak tersebut juga sudah berjanji pada putrinya untuk membantu menata rambutnya.
"Mommy!" sapa Ale dan Aresh yang sudah rapih didandani oleh Dilla.
"Gantengnya anak mommy," puji Killa sembari tersenyum.
"Aku cantik, kan, Aunty?" tanya gadis kecil berusia tujuh tahun yang tak lain ialah Faula.
"Iya, Sayang, kamu selalu cantik." Killa memuji penampilan keponakannya yang sangat cantik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Mommy!
RomanceApa yang terlintas dalam pikiranmu ketika mendengar seorang siswi SMA hamil? Apa yang akan kamu lakukan jika itu terjadi pada sahabat baikmu? Bagaimana jika kamulah yang menjadi salah satu penyebab kehamilannya? Apakah kamu akan bertanggungjawab?