Hola, Dear! Como estas? Udah kangen pol-polan sama Killa dan anak-anaknya belum? Kita langsung aja ke ceritanya ya, Dear💙
🌺Happy Reading🌺
"Gue udah cantik kan?" Caca memamerkan penampilannya pada Syasya.
"Udah, dari tadi nanya itu mulu. Makin sering nanya, makin keliatan lu gak pede tau." Syasya berkata dengan sewot.
"Gue cuma memastikan aja baju buatan gue ini sempurna. Soal pede sih udah pasti gue percaya diri, cuma karya gue juga perlu pengakuan dari orang lain." balas Caca.
"Iya deh yang udah bikinin design baju kembaran. Makasih banyak ya, Natasha Abhista Meidiawan. Design lo keren, Ca." ucap Syasya.
"Nah, gitu dong. Sebagai teman sejak dari kandungan, lo harus support gue. Btw makasih pujiannya ibu dokter." balas Caca.
"Belum jadi dokter gue." ujar Syasya.
"Iya, ibu calon dokter." Caca meralat ucapannya.
"Bunda mana?" tanya Dikta yang baru saja bergabung dengan pakaian yang belum rapih.
"Iiih Mas Ta kok belum rapih? Ini hari pentingnya Mas Ta loh." komentar Caca.
"Iya, tau ini acara penting mas. Makanya ini mas cari bunda buat rapihin penampilan mas." jawab Dikta.
"Bundamu sedang repot dengan dua pangeran kecilnya. Kalau mau diurus bundamu harus antri." Abi menyahut dari arah kamarnya.
"Lah, Daddy juga kenapa belum siap?" tanya Caca heboh.
"Udah dibilang mommy lagi sibuk sama duo krucil. Pasti Daddy tersingkirkan tuh dari kamarnya sendiri." Syasya meledek ayahnya sendiri.
"Kasian~ daripada lama nunggu Mommy, mending Caca aja yang rapihin. Sini, Mas!" Caca menyimpan tasnya di meja dan bersiap menata penampilan Dikta.
"Harus rapih loh, dek." ucap Dikta.
"Masa mas gak percaya sama mahasiswi fashion kayak aku, sih. Udah, mas tenang aja. Aku gak bakalan bikin mas malu kok." Caca mulai merapihkan penampilan Dikta.
"Eh, udah siap ternyata." ucap Killa ketika melihat Dikta sudah didandani dengan rapih oleh Caca. "Mas, ayo siap-siap!" ajaknya pada Abi.
"Daddy manja, siap-siap aja harus sama mommy!" cibir Caca.
"Bilang saja kamu iri." balas Abi sembari berlalu.
"Namanya juga suami istri, Dek." ucap Dikta.
"Iya sih. Eh, Ayesh mana, Bang?" tanya Caca pada Ale yang tadi ikut keluar bersama Killa.
"Tadi abis pake baju Ayesh nangis, terus diboboin dulu deh sama mommy." jawab Ale.
"Eshal jadi ikut gak?" tanya Syasya.
"Nyusul kayaknya." jawab Caca.
"Mas gak ngundang siapa-siapa lagi?" tanya Syasya.
"Nggak, emangnya harus undang siapa?" Dikta balik bertanya.
"Presiden, Mas." sahut Caca dengan kesal. "Maksud Syasya itu mas gak ada undang orang spesial lain gitu?" jelasnya.
"Nggak, gak ada yang lebih spesial dari kalian." jawab Dikta.
"Mas gak punya pacar?" celetukan itu keluar dari mulut Ale yang membuat semua langsung memandangnya.
"Dih, anak kecil udah ngomong pacar-pacar kayak ngerti aja apa itu pacar." ucap Caca.
"Ngerti, Ale tau pacar itu apa. Kayak mommy sama daddy, mbak Sya sama kak Gampo, terus kak Caca sama kak Eshal. Ale tuh udah besar, Kakak." terang Ale membuat mereka lebih terkejut lagi.
"Mommy sama daddy itu gak termasuk, Ale. Mereka udah nikah jadi bukan pacaran." sanggah Caca.
"Ale, gapapa kalau Ale tau apa itu pacar. Cuma Ale jangan dulu pacaran, ya." ucap Dikta dengan hati-hati.
"Nggak, Ale mau kayak mas Ta. Udah gede tapi gak punya pacar." jawaban polos Ale kini disambut tawa oleh dua gadis kembar di dekatnya.
"Gak usah ngeledek! Mas punya urusan yang lebih penting dari sekedar pacaran." Dikta berucap dengan jengkel. "Good job, boy. Kamu pinter banget." lanjutnya sembari mengelus rambut Ale.
"Udah pada siap kan?" tanya Killa ketika kembali dengan Ayesh digendongannya dan Abi menyusul di belakang.
"Udah, Mom/Bun." ucap keempatnya kompak.
"Berangkat sekarang gapapa kan, Mas Ta?" tanya Killa pada Dikta.
"Iya, Bun." jawab Dikta.
"Gampo jadi ikut?" tanya Killa pada Syasya.
"Mungkin nanti nyusul sama Deshal." jawab Syasya.
"Berarti saatnya kita berangkat." ucap Killa.
⏳⏳⏳
"Dikta Pratham, S. Mb. Bunda bangga sekali sama kamu mas Ta." Killa memeluk Dikta dengan penuh kasih sayang.
"Makasih, Bunda. Ini semua juga berkat bunda, daddy, dan adik-adik yang selalu semangatin Dikta." jawab Dikta.
"I'm so proud of you, Son." Abi merangkul Dikta dengan penuh kebanggaan.
"Gelarnya udah dapet, karirnya udah bagus, tinggal ceweknya aja nih yang belum." Caca dengan entengnya berbicara.
"Mentang-mentang udah ada pacar, bisa banget ledekin masnya." ucap Killa sembari mengelus bahu Caca.
"Gak sabar pengen cepet-cepet kondangan, Mom." Caca menjawab dengan cengengesan.
"Dia bukan gak sabar pengen kondangan, tapi gak sabar bikinin gaun buat calonnya mas Ta." sahut Syasya.
"Itu juga sih." Caca kembali mengeluarkan cengiran andalannya.
"Kayak mau biayain pernikahan mas aja." sahut Dikta.
"Aku belum mampu, tapi daddy pasti mau. Iya kan, Dad?" Caca mencari dukungan dari daddynya.
"Kalau memang udah ada calonnya, daddy pasti bantu." ucap Abi.
"Tuh, mana nih calonnya?" Caca semakin meledek kakak tertuanya.
"Udah, jangan diledekin terus dong masnya. Kalau udah waktunya, mas Ta juga pasti bakalan nikah kok." Killa menghentikan acara ledek meledek Caca. "Mas Ta itu laki-laki, tanggung jawabnya sangat besar. Bukan cuma soal finansial tapi mental juga sangat diperlukan. Menikah itu mudah, membangun rumah tangga yang sulit." terangnya membuat semua terdiam.
"Love u, Bun." ucap Dikta hendak memeluk Killa.
"Enak aja! Istri daddy ini, Ta." Abi lebih dulu memeluk sang istri membuat semuanya tertawa.
🌺TBC🌺
Finally bisa update lagi setelah sekian purnama karena masih masa peralihan dari anak SMA ke anak kuliahan yang ternyata nggak mudah. Sayangnya, hari ini belum bisa double up. Semoga minggu depan bisa kasih double up untuk membayar kerinduan kalian semua. Btw, selamat tahun baru ya, Dear. Semoga segala sesuatu yang kita usahakan semakin baik kedepannya. See you minggu depan ya, Dear💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Mommy!
RomanceApa yang terlintas dalam pikiranmu ketika mendengar seorang siswi SMA hamil? Apa yang akan kamu lakukan jika itu terjadi pada sahabat baikmu? Bagaimana jika kamulah yang menjadi salah satu penyebab kehamilannya? Apakah kamu akan bertanggungjawab?