HALOOO!!
Malam minggunya agak sedikit beda kali ini yaa wkwk pokoknya sebelum baca siapin posisi paling nyaman biar makin enjoy bacanyaa✨
Komen sama bintangnya juga biar makin seruu 😉
Selamat Membaca!
Enjoyy!SLTH; 32
Kreeakk...
"Sepertinya mereka sudah datang tapi, tunggu... saya tidak bisa membedakan yang mana putra Shazad."
"Sialan! Tikus-tikus licik itu! BAW-"
"Ruang utama di serang!"
Senyum miring Adipati terukir kala mendengar suara monitor yang ia ambil dari salah satu pengawal yang menjaga bagian tangga yang ia yakini itu adalah jalan menuju ruangan Ayah Jantaka.
Strategi berjalan sesuai rencana dan sejauh ini tidak ada yang mengenali Adipati karena saat masuk ke dalam cowok itu yang memiliki postur tubuh hampir sama dengan Abidzar dan Barra pun dibantu keduanya dan beberapa anggota Pascal lain mencari jalan untuk sampai di lorong ruangan yang gelap ini.
Ia membuka arlojinya yang langsung menghubungkan titik dimana Jantaka berada dan sepertinya itu ada di lantai paling atas gedung ini atau lebih tepatnya Gudang persembunyian harta dan barang-barang Ayah Jantaka atau Refal Kusuma.
Ada satu ruangan yang membuat Adipati mengerutkan keningnya dalam karena ruangan tersebut memiliki bentuk pintu yang paling berbeda membuat ia pun penasaran dan akhirnya entah dorongan darimana cowok itu menghampiri pintu tersebut untuk membukanya tapi rupanya terkunci.
Adipati dengan otak cerdasnya pun tentunya sudah menyiapkan salah satu hal yang terlihat kecil tapi bisa berguna dalam situasi seperti ini, yaitu penjepit biting hitam untuk membuka pintu tersebut.
Tidak lama setelahnya pintu pun berhasil terbuka dan Adipati mulai melangkah masuk hingga akhirnya sebuah foto keluarga membuat cowok itu mematung di tempatnya berdiri. Dengan langkah pasti Adipati mulai mendekat dan melihat foto keluarga yang sama dengan yang ia miliki di rumah.
Papan dengan susunan kejadian serta foto-foto pun tertempel disana mengenai keluarganya. Termasuk yang membuat amarah Adipati semakin memuncak adalah kecelakaan pesawat yang dialami kedua orang tuanya adalah ulah dari Refal yang menyabotase pesawat tersebut demi bisa menyingkirkan Ayah Adipati yang saat itu menduduki kasta tertinggi sebagai pemegang saham terbesar di Asia serta seseorang yang ditakuti dan disegani membuat Refal pun tak terima karena saat itu ia sedang dilanda kebangkrutan.
Terlebih liontin cantik yang memiliki permata langka dimana itu adalah liontin milik Bunda Adipati yang terpajang di ruangan tersebut dan berada di kotak dengan penutup transparan. Adipati pun mengambilnya dan menggenggam liontin tersebut dengan cengkraman tangannya yang semakin menguat.
"REFAL BANGSAT!" Adipati keluar dari ruangan tersebut dan mencari keberadaan dalang dari kecelakaan mendiang kedua orang tuanya.
****
Suara lampu kristal yang jatuh pun mengejutkan semuanya. Anggota Pascal dan Larung pun saling melindungi agar tak terkena serpihan dari lampu kristal yang awalnya menggantung itu.
Dua geng besar tersebut pun saling bahu-membahu untuk mengalahkan pengawal bertubuh besar itu. Barra melompat dan langsung menendang perut pria berkaus hitam yang hampir memukul Alfala dari belakang tubuh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SULTHAN
Fiksi Remaja"Tergantung. Lo nurut lo aman," ujar Adipati dengan senyum penuh kemenangan. "Asli benci banget gue sama lo, Adipati!" teriak Aristha kesal. Sultan Adipati Shazad namanya. Cowok alim yang kini mendapat julukan Raja Pascal atau Raja Tarung yang sanga...