Komen sama bintangnyaa biar makin seru yaa 😉
Selamat membaca!
Enjoyy!SLTH; 41
Pagi ini di ruangan kepala sekolah Adipati berada atau lebih tepatnya bersama Btara serta kedua orang tua Btara yang tak lain Aziz dan Ayu.
Di luar ruang kepala sekolah ramai dengan murid-murid yang penasaran mengenai Adipati dan Btara yang tiba-tiba dipanggil langsung oleh kepala sekolah yang untungnya ada anak-anak Pascal yang langsung siap siaga berjaga di depan pintu dan jendela yang cukup menghalangi para murid untuk melihat dua cassanova sekolah yang sedang di sidang.
"Kamu sudah berjanji kepada saya Adipati bahwa tidak akan ada lagi murid SMA Cakrawiyasa yang terlibat masalah dengan sekolah lain, tapi ini-"
"Pak. Saya berani bersumpah bahwa ini tidak ada sangkut pautnya dengan Pascal. Saya sendiri mengakui bahwa masalah ini murni antara saya dan salah satu murid SMA itu," sela Btara.
"Btara! Ayah sama Ibu nggak pernah ajarin kamu untuk menyangkal omongan orang tua. Dengarkan dulu apa kata kepala sekolah," peringat Ayah – Aziz – membuat Btara akan berbicara lagi tapi ditahan oleh Adipati yang menyentuh bahunya.
Adipati terdiam sejenak. Cowok itu dengan pembawaannya yang selalu tenang dalam setiap situasi itu pun menatap kepala sekolah yang menunggunya berbicara.
"Saya akui kalau saya cukup lalai dan tidak memperhatikan teman-temannya saya hingga terjadi masalah lagi dengan murid sekolah lain dan saya bersedia untuk menanggung hukuman yang diberikan kepada Btara," ujar Adipati lugas dengan wajah seriusnya.
Mendengar ucapan Adipati yang ternyata didengar oleh semua yang berada di luar pun tentunya mengundang kebisingan bahkan keributan itu semakin menjadi kala seseorang datang masuk ke dalam ruangan.
"Mas-" Ucapan Btara terhenti kala melihat siapa yang masuk ke dalam ruang kepala sekolah yang seketika membuat rahangnya mengeras.
"Ya, silahkan duduk," kata Pak Wayan selaku kepala sekolah SMA Cakrawiyasa.
Seorang guru bersama murid dengan seragam SMA Averus yang terdapat nametag di bagian samping baju seragamnya bertuliskan 'Raja Alighar Admaja' itulah yang menjadi alasan rahang Btara mengeras dan keributan yang semakin menjadi di luar sana.
"Baik, karena semua sudah hadir di ruangan ini. Maka, kami sudah memiliki sebuah keputusan dan keputusan ini pun sudah disetujui baik orang tua serta kedua sekolah yang bersangkutan." Pak Wayan menjedanya. "Bahwa mulai hari ini Btara dan Alighar dalam masa percobaan dengan Btara yang berpindah ke SMA Averus dan Alighar berpindah ke SMA Cakrawiyasa," lanjut Pak Wayan mengejutkan semua murid termasuk Adipati.
"Pak-"
"Keputusan ini tidak bisa diganggu gugat. Jika kalian tidak bisa berubah dan berdamai maka terpaksa kami akan mengeluarkan kalian berdua," ujar Pak Wayan tegas mengakhiri pertemuan hari ini.
Semua tentunya terkejut dengan keputusan ini meskipun memang Btara dan Alighar melakukan kesalahan yang fatal. Keduanya kepergok sering mengikuti balap liar dan lebih parahnya lagi perkelahian keduanya hampir mencelakai salah satu murid SMA Cakrawiyasa dan satunya lagi SMA Averus. Tidak hanya itu karena perkelahian hebat antara Btara dan Alighar pun juga memicu tawuran antara dua kubu yang mendukung Btara dan juga Alighar.
"Yah, tolongin Btara. Ayah tau sendiri-"
"Terima keputusan itu kalau kamu benar-benar mau bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan. Ayo, Bu! Kita pulang," ujar Ayah mengajak Ibu yang hanya diam memandang putra kesayangannya setelah berpamitan dan berterima kasih kepada Kepala Sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
SULTHAN
Teen Fiction"Tergantung. Lo nurut lo aman," ujar Adipati dengan senyum penuh kemenangan. "Asli benci banget gue sama lo, Adipati!" teriak Aristha kesal. Sultan Adipati Shazad namanya. Cowok alim yang kini mendapat julukan Raja Pascal atau Raja Tarung yang sanga...