"Tergantung. Lo nurut lo aman," ujar Adipati dengan senyum penuh kemenangan.
"Asli benci banget gue sama lo, Adipati!" teriak Aristha kesal.
Sultan Adipati Shazad namanya. Cowok alim yang kini mendapat julukan Raja Pascal atau Raja Tarung yang sanga...
Gimana kabarnyaa? Semoga sehat dan bahagia selalu yaa ☺️
Kuy, lah! Untuk menemani malam minggu kalian komen sama bintangnya yaa yang rame biar makin semangat updatenyaa hihi 🙈😉
Putar lagunya biar makin uwu✨
Selamat Membaca! Enjoyy!
SLTH; 42
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pintu rumah mewah itu terbuka bersama langkah Adipati yang mulai memasuki rumahnya yang selalu sepi. Seperti biasa hanya ada para pelayan, penjaga, dan terkadang mungkin ada Kentaro atau Tante Syafa.
Namun, tetap saja setelahnya hanya ada keheningan sehingga Adipati akhir-akhir ini lebih sering tidur di Markas Utama Pascal atau menumpang tidur di rumah Abidzar dan Barra karena keduanya memiliki keluarga yang harmonis dan ramai sehingga cukup menghilangkan rasa kesepian pada diri cowok tinggi itu.
Meskipun Aziz – Ayah Aristha – pernah mengatakan bahwa keluarga mereka selalu terbuka untuk cowok itu tapi tetap saja Adipati merasa tidak enak bila terus-terusan merepotkan mereka walaupun Aziz sendiri dan keluarganya tidak pernah merasa direpotkan oleh Adipati.
Suara seseorang di dapur mengundang Adipati untuk melangkah ke sana. Ia melihat rupanya ada Tante Syafa yang tengah memindahkan makanan ke piring.
"Hai, ponakan kesayangan Tante," sapa Tante Syafa ramah seperti biasa. Adipati pun mendekat untuk mencium tangan wanita paruh baya yang memiliki wajah mirip dengan mendiang Ibunya.
"Tante, udah lama di sini?" tanya Adipati.
"Lumayan. Oh, iya! Pacar kamu tadi ke sini nganterin makanan ini. Katanya dia lihat kamu agak kurusan belakangan ini. Mana masakan dia sendiri lagi," jawab Tante Syafa dengan mencoba masakan tersebut sebelum wajah terkejut dan takjubnya terlihat jelas. "Masyaallah... enak banget!" Tante Syafa berujar dengan menyendokkan daging tersebut kepada Adipati yang diterima cowok itu.
Adipati mengunyah dengan pelan dan menganggukkan kepalanya. "Aristha sama siapa, Tan?" tanya Adipati lagi.
"Sendiri. Terus Tante suruh mampir dulu tungguin kamu tapi dianya nggak mau," kata Tante Syafa. "Kalian masih pacaran, kan?" lanjut Tante Syafa yang dibalas gelengan kepala oleh Adipati.
"KOK BISA? Kemarin, kan, kalian pelukkan di dekat taman Panti," cetus Tante Syafa syok tapi kemudian menutup mulutnya tersadar ia keceplosan berbicara.
"Tante mantau kita berdua sama siapa?" tanya Adipati kalem sudah tahu kebiasaan Tantenya itu yang suka kepo dengan cewek-cewek yang dekat atau menjadi pacar anak serta keponakannya.
Tante Syafa terkekeh pelan. "Kentaro. Nggak sengaja lewat terus momennya pas," jawab Tante Syafa jujur membuat Adipati hanya mampu menghela napas beratnya pelan.