SLTH; 43

1.3K 267 21
                                    

HALO HAII!!

Kalian bacanya pagi/siang/malam nih? 😽

Kuy, lah!
Komen sama bintangnya yaa biar makin rame dan semangat updatenyaa 😉

Selamat Membaca!
Enjoyy!


SLTH; 43

Jam terakhir dimana kelas Zargam dan Abidzar mendapat jam kosong alias guru yang mengajar sedang ada keperluan sehingga tidak bisa mengajar di kelas.

Meskipun diberi tugas bukan Zargam namanya kalau tidak mengganggu Abidzar yang tengah serius mengerjakan tugasnya dengan menyeret sahabatnya itu keluar kelas untuk bermain bola padahal mereka tadi habis bermain basket bersama teman-temannya yang lain.

Lingkungan sekolah terlihat lebih sepi karena masih jam pelajaran berbeda dengan beberapa jam lalu saat ia dan teman-temannya bermain basket dan menciptakan pertandingan dadakan. Oh, iya! Ada satu hal yang harus diketahui semua murid SMA Cakrawiyasa khususnya murid-murid cowok saat bermain bola, yaitu harus berhati-hati agar tidak mengenai anggrek kesayangan Pak Danang.

Pak Danang itu walaupun mendapat predikat guru paling tua beliau juga merupakan guru paling santai dan mudah untuk memberi nilai sehingga banyak murid yang suka memberi sogokan berupa bunga anggrek untuk mendapat nilai bagus guru tersebut dan salah satu murid itu adalah Zargam.

"Woy! Gue ikutan!" seru Griffin dari pinggir lapangan.

"Cabut lo, ya?" kata Zargam yang dibalas cengiran oleh Griffin dan gelengan kepala dari Abidzar.

"Gue lupa ngerjain fisika. Lagian juga joki gue, kan, di sini," ujar Griffin tanpa dosa menatap Abidzar yang memasang wajah datar.

"Buruan lempar," sahut Abidzar dengan melemparkan bola basket kepada Griffin.

"Oke."

"Awas jangan sampai-"

Brukk!

"Mampus lo!" kata Zargam melanjutkan ucapannya yang terpotong dengan memegang kedua kepalanya menatap Griffin yang wajahnya sudah pucat pasi sedangkan Abidzar menghela napas beratnya sembari memijit pelipis.

Bagaimana bisa Griffin melempar bola hingga terkena salah satu bunga anggrek kesayangan Pak Danang. Mana pot bunganya juga ikutan rusak bisa-bisa cowok humoris itu akan menjadi tukang kebun pribadi Pak Danang seperti sebelum-sebelumnya.

Bertepatan dengan itu pula Pak Danang datang dari arah berlawanan dengan membawa buku Geografinya dan melihat ke tengah lapangan di mana Griffin, Zargam, dan Abidzar berada.

"Awas saja, ya, kena anggrek saya!" seru Pak Danang.

"Cabut-cabut!" kata Zargam kepada Griffin dan Abidzar.

Ke tiganya kompak berlari menghindar Pak Danang yang sudah berkacak pinggang menatap curiga tiga muridnya itu sebelum mengecek bunga anggrek miliknya. Kedua matanya seketika melebar kala melihat anggrek miliknya rusak dan dengan cepat mencari keberadaan Zargam, Griffin, dan Abidzar yang sudah lari meninggalkan lapangan.

"SIAPA YANG MERUSAK ANGGREK SAYA?" seru Pak Danang marah dan langsung berjalan cepat mencari keberadaan tiga murid ajaibnya.

Sedangkan Griffin, Zargam, dan Abidzar yang tengah berlari di koridor menghindari Pak Danang itu pun tidak sengaja bertemu dengan Adipati yang akan berjalan menuju lorong kelas sebelas IPA atau lebih tepatnya deretan kelas Aristha.

"Ijinnya ke kantin, eh, beloknya ke IPA 1," celetuk Griffin dengan berlari mundur menoleh pada Adipati yang baru menyadari keberadaan Griffin, Zargam, dan Abidzar.

SULTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang