HAII!!
Apa kabar?
Semoga double update ini bisa mengobati rindu kalian dan bisa menghibur malam ini ☺️Komen sama bintangnyaa yuk biar makin rame 😉
Putar lagunya biar makin uwu✨
Selamat Membaca!
Enjoy!SLTH; 40
Malam hari setelah salat isya' Aristha, Jovanka, Zanitta, dan Laika kompak menggelengkan kepala mereka dengan menatap gerombolan Pasukan Pascal yang berjalan bersama dari Masjid dan masih menggunakan sarung.
Sore tadi Adipati, Aristha, dan semua teman-temannya telah sampai di Panti Asuhan Aisiyah. Mereka bertemu dengan semua anak-anak Panti dan juga bermain bersama mereka yang tentunya semakin menambah warna keceriaan pada anak-anak Panti tersebut.
"Mimpi apa lo, Tha, diperjuangin sama cowok kayak dia," ujar Jovanka dengan bertopang dagu bersama senyumannya menatap kagum Adipati dan para Inti Pascal beserta pasukannya.
Namun, tiba-tiba Adipati berlari kecil mendekati ke empat gadis cantik itu atau lebih tepatnya ke arah Aristha bersama hal tak terduga setelahnya yaitu Adipati memberikan bunga dengan kelopak berwarna lilac kesukaan Aristha yang sudah cowok itu satukan batangnya dan ia ikat dengan batang lainnya.
"Tadi niatnya mau pakai cara lain buat ikat bunganya, tapi keburu anak-anak ngajak buat balik yaudah pakai batang bunganya yang seadanya. Maaf kalau kurang sempurna," kata Adipati seperti anak kecil yang melaporkan hasil karyanya pada kedua orang tuanya.
"Nggak papa. Ini bagus banget! Rapi lagi. Aku suka," ujar Aristha dengan senyum cantiknya yang mengembang dan menular pada Adipati.
"Gemes banget effortnya..." Jovanka, Zanitta, dan Laika memuji Adipati membuat Aristha tertawa dan cowok itu yang hanya menunduk sembari berdeham kecil.
"Mas ke sana dulu, ya, Tha. Kalau butuh apa-apa kabari aja," ujar Adipati kepada Aristha yang diangguki gadis itu yang setelahnya cowok itu mendekatkan wajahnya pada telinga Aristha dan kembali berujar yang seketika membuat kedua pipi gadis itu memanas. "Di sini nggak bisa berduaan terus, tapi kalau kangen nomor gue selalu aktif buat lo," kata Adipati bersama senyum tampan cowok itu.
"Apaan, sih! Udah sana!" balas Aristha dengan mendorong bahu Adipati yang terkekeh mendengarnya.
"Assalamualaikum," kata Adipati.
"Waalaikumsalam," jawab Aristha.
Adipati pun kemudian berjalan menghampiri teman-temannya yang berkumpul di teras depan Panti. Entah mengapa Adipati merasa de javu karena di waktu yang sama, dulu kala ia dan Jantaka sering duduk di depan teras ini bersama anak-anak Panti dan juga teman pondoknya yang sering bermain di Panti Asuhan ini.
"Sini, Pat!" seru Griffin dengan menepuk sisi kosong di sebelahnya.
Adipati pun menganggukkan kepalanya dan ikut bergabung dengan mereka.
"Lo kenapa diam gitu?" tanya Barra.
"Nggak. Gue nggak papa," jawab Adipati.
"Gue yakin di atas sana Jantaka pasti lagi seneng banget lihat tempat tongkrongannya sama Pati kita ramein gini," ujar Griffin dengan membuka kacang dari kulitnya.
Adipati mengangguk setuju sebelum mengambil gitar yang ada di samping Griffin. "Setuju."
Oh, iya! Salah satu tujuan Adipati mengajak teman-temannya datang kemari bukan hanya untuk melakukan bantuan sosial seperti kegiatan rutin mereka saja, akan tetapi Adipati juga ingin melakukan wasiat dari mendiang sahabatnya – Jantaka – perihal pembangunan Panti Asuhan dan juga Masjid yang tentunya Adipati juga memberikan bantuan pada pembangunan Masjid tersebut bahkan beberapa anak Pascal juga ikut membantu dengan memberikan dana untuk pembangunan Masjid serta Panti Asuhan Aisiyah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SULTHAN
Fiksi Remaja"Tergantung. Lo nurut lo aman," ujar Adipati dengan senyum penuh kemenangan. "Asli benci banget gue sama lo, Adipati!" teriak Aristha kesal. Sultan Adipati Shazad namanya. Cowok alim yang kini mendapat julukan Raja Pascal atau Raja Tarung yang sanga...