SLTH; 14

2K 366 35
                                    

HALO HAII!!

Bentar sebelum baca kalian cari tempat paling nyaman dulu okayy! Huh, akhirnya bisa update bagian ini yang dari kemarin bikin azxywkauwjwdb wkwk

Ada yang dikangenin muncul disini nih ☺️ komen gemoynya yaa sama bintangnya biar makin semangat 😉

Putar lagunya juga biar makin kerasa feelnyaa

Selamat Membaca!
Enjoy!

SLTH; 14

Adipati berjalan menaiki tangga menuju ruang utama Markas Pascal. Cowok itu awalnya menunduk untuk mengacak rambutnya yang sedikit basah karena di luar masih gerimis.

Sebenarnya Adipati kemari hanya untuk memastikan Markas Pascal aman setelah kejadian sore tadi yang cukup mengejutkan tapi untungnya ia dan para anggotanya selalu siap kapan pun dimana pun bila musuh menyerang mereka.

Saat Adipati sudah memasuki bagian ruang utama ia melihat seseorang dengan sweater  serta celana panjang hitam dan juga koper kecil tengah berdiri di deretan kumpulan foto kenangan semua yang menjadi bagian dari Pascal.

Saat Adipati sudah memasuki bagian ruang utama ia melihat seseorang dengan sweater  serta celana panjang hitam dan juga koper kecil tengah berdiri di deretan kumpulan foto kenangan semua yang menjadi bagian dari Pascal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang Artik," panggil Adipati membuat lelaki yang baru menyadari keberadaannya itu pun menoleh.

Benar. Sadavir Sekala Artik atau Raja Pascal sebelum Adipati dan seseorang yang kembali membangkitkan geng besar ini datang ke Markas Pascal. Ia berkunjung dan melempar senyum hangatnya seperti biasa kepada Adipati.

"Hoy!" sahut Artik.

"Ada apa, Bang? Tumben datang ke sini nggak kabarin gue atau anak-anak biar ada yang nemenin," ujar Adipati dengan bersalaman ala cowok dengan Artik.

"Ah! Nggak perlu. Gue cuma mampir sebentar dan tuh ngisi kulkas buat lo sama anak-anak Pascal yang lain soalnya malam ini gue cabut ke London," balas Artik yang memang akan melanjutkan kuliahnya di luar negeri.

"Thanks, Bang. Udah selalu repot-repot bawain makanan buat kita," kata Adipati yang dibalas gelengan oleh Artik.

"Kayak sama siapa aja lo," sahut Artik membuat keduanya sempat tertawa pelan sebelum akhirnya sama-sama diam dengan memandang foto-foto kenangan yang tertempel di salah satu dinding khusus yang ada di ruang utama tersebut.

"Sorry, Pat. Gue ninggalin kalian dengan satu musuh yang belum juga mau kalah," kata Artik tiba-tiba membuat Adipati menoleh dan keduanya pun kini berhadapan.

Sebenarnya Adipati sedikit terkejut karena Artik tahu tentang pertarungan tadi sore sebelum cowok itu kembali berbicara. "Bukan salah lo, Bang. Musuh kapan pun pasti datang apa lagi di kehidupan kita yang ini dan siap nggak siap kita harus lawan mereka."

Artik mengangguk sebelum pandangannya jatuh pada kalung yang menjadi simbol utama Pascal. Dimana kalung tersebut pernah dipakai semua Raja Pascal termasuk dirinya. Bahkan kalung yang menjadi ciri khas Raja Pascal itu kini terlihat sangat sempurna dipakai Adipati bagaikan pusaka yang kembali pada tuannya.

SULTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang