Pada 2014.Terdapat seorang gadis berumur 25 tahun yang bernama Aurora. Ia merupakan sosok wanita cantik, yang memiliki postur tubuh padat dan berisi. Aurora mempunyai pesona yang sangat luar biasa namun, tidak ada satu pria yang berhasil menggaet hatinya. Ia tergolong sosok wanita yang sulit ditaklukan oleh kaum adam setelah mengalami pengalaman pahit. Namun, ia mempunyai paras yang dapat menghipnotis semua karyawan yang bekerja di satu perusahaan dengannya.
Di ruang kerja.
Aurora tengah sibuk mengetik, matanya fokus di depan layar monitor. Sementara dari samping seorang wanita seumuran berambut pendek mengawasi. Ina anteng sambil tangannya menopang dagu.
"Fokus amat, nanti siang ke kantin ya!" Ina melebarkan senyum.
Aurora menoleh sebentar, ia membalas senyuman tersebut kemudian kembali fokus. Sedangkan Ia kembali ke meja kerja. Terdengar Ina menghela nafas panjang, kemudian mengambil cemilan ampyang.
Pukul 12.30 WIB, Ina menarik tangan Aurora ke arah kantin. Dua sahabat itu berjalan terburu-buru. Mereka memesan dua steak, es teh, dan orange juice pada salah satu pelayan. Tak berapa pesanan mereka datang, terlihat wajah Ina sedang sumringah melihat makanan yang menghampiri. Sekitar berjarak 10 meter, seorang pemuda duduk sendirian yang disuguhkan secangkir kopi hitam. Pria itu terlihat anteng namun matanya terpaku pada layar kaca tengah menonton salah satu film animasi buatan Jepang.
Meski tangannya bergerak memotong daging dan menyedot minuman, Aurora terlihat penasaran dengan wujud laki-laki yang telah lama bekerja bersamanya.
"Aran lebih alot dari lu, dia selama di sini belum pernah terdengar bawa pasangan," cetus Ina.
Namun, selama Aurora bekerja ia tahu bahwa laki-laki adalah paling lemah dengan perempuan hingga ia merasa berbeda dengan pria pemilik nama asli Aran Wasda.
"Beda sama lu, laki-laki kaya miskin, sama aja perasaan, kagak ada yang mau, udah cantik, seksi, laki-laki mana yang gak ngiler," celoteh Ina lagi.
Aurora lantas keluarkan kalimat rahasia mengapa tidak ada laki-laki yang bisa meluluhkan hatinya.
"Aku pikir semua laki-laki adalah buaya."
Aurora memotong daging lalu memasukkan ke dalam mulut. Tak berapa lama Aran bangkit dari kemudian pergi. Sebelum ia pergi Aran sempat menoleh ke arah mereka berdua tanpa Aurora dan Ina sadari. Dalam hitungan menit, Aurora kehilangan pemandangan tersebut.
"Dia ilang ke mana Na?" Aurora celingukan. Saat itu terlihat Ina balas dendam, ia tak menghiraukan kalimat Aurora.
Sementara beberapa laki-laki matanya jelalatan melihat Aurora, seakan melihat bidadari yang turun dari kahyangan. Mereka berbisik dan membicarakan pesona Aurora. Usai makan siang, mereka kembali ke kantor, namun tanpa sengaja Aurora bertabrakan dengan orang asing yang hendak keluar.
"Maaf, maaf!"
"Iya gak apa-apa," kata Aurora sambil sedikit senyum.
Ina justru menarik Aurora, sementara pria itu hanya diam sambil menatap tajam. Setelah mereka hilang dari pandangan, pria itu tiba-tiba tersenyum. Setelah itu pergi kemudian menuju tempat parkir.
Ketika pulang kerja, Ina dan Aurora pulang bersama. Aurora mengantar pulang Ina yang rumahnya memang satu arah dengannya. Aurora mempunyai mobil pribadi sejak dua tahun lalu hasil ia bekerja selama ini. Baru saja sampai di rumah, Aurora telah dikejutkan oleh seorang pria berumur 42 tahun tengah menunggunya. Pria itu mendatangi orang tua Aurora untuk melamarnya. Namun, untuk sekian kalinya wanita itu juga menolak pinangan dari pengusaha Batu Bara di Sumatera Selatan itu.
Ibunya cukup sewot hingga memarahi anaknya karena terlalu banyak laki-laki yang telah ia tolak selama ini. Namun, kali ini Aurora memang menolaknya lataran pria itu umurnya beda empat tahun dari sang ibu dan itu terlalu tua untuk Aurora. Ibunya marah-marah, tapi Aurora malah pergi ke dapur lalu mengambil air putih dan membawanya ke dalam kamar.
Aurora membuka kamar lalu meneguk gelas yang ia bawa hingga tinggal setengah, Usai itu ia membuang tas dan menjatuhkan diri ke ranjang. Wanita berambut panjang itu menghela nafas. Selang beberapa menit menarik handuk lalu pergi ke kamar mandi. Ia mengisi bak mandi yang biasa digunakan untuk berendam.
Kemudian Aurora memasukkan sesuatu hingga air bak itu mengeluarkan busa. Dengan balutan busa melimpah Aurora masuk ke bak lantas membersihkan tubuhnya. Ia mengusap-usap bagian tubuhnya dari lengan, bahu, leher hingga kaki.
Ketika sedang asyik membersihkan badan, tiba-tiba lampu berkedip-kedip seperti ada yang memainkan.
"Ma, lampunya kenapa ya?" Aurora berbicara keras.
Berkali-kali memanggil nama ibunya namun tidak mendapatkan respon. Perasaan tidak enak mulai muncul, Sementara bola lampu terus berkedip. Aurora perlahan menarik handuk kemudian melilitkan ke tubuh. Ia bergerak menuju kamar sambil bersuara memanggil ayah dan ibunya.
Aurora mencoba keluar kamar, ia dikejutkan oleh sosok hitam berbadan pendek. Karena kurangnya penerangan hingga Aurora menganggap sosok itu adalah hantu. Aurora berteriak histeris, namun sosok itu justru mendekat hingga wanita itu terduduk di ranjang sambil ketakutan.
"Non, saya Bi Ijah."
Sosok misterius itu ungkap jadi dirinya. Aurora menyentil Bi Ijah yang membuat dirinya katakutan. Wanita muda itu ketakutan seakan jantungnya mau copot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalur Pelet
Horror"Kamu tidak perlu menggunakan cara ini karena aku sebenarnya juga suka sama kamu Aurora!" Aurora terpaksa menggunakan ajian Jaran Goyang untuk mendapatkan Aran, namun tindakannya justru membawa petaka hingga melukai dirinya sendiri. Selain itu Juli...