Asisten Johar mengetuk pintu.
Tok, tok!
"Masuk!"
Wanita muda itu menghadap Johar. Sementara pimpinan perusahan itu tengah duduk anteng. "Maf Pak, Pak Juli sejauh ini tidak bisa dihubungi."
"Ke mana sih dia? Udah dua hari gak ada kabar. Ya sudah kamu boleh pergi," suruh Johar. Johar keluar ruangan kemudian menuju ruangan yang akan dijadikan perayaan pesta nanti malam. Terlihat sekelompok orang tengah membersihkan dan mempersiapkan meja dan kursi.
"Mas, tolong ini pindahkan ke sana ya!" Johar meminta pada seseorang di depannya menunjuk ke sisi yang masih kosong. Orang tersebut langsung melaksanakan perintah Johar, ia pun terlihat senang persiapan yang telah dilakukan sejauh ini.
"Harusnya Juli ada dan merayakan pesta ini," ucapnya pelan. Usai itu ia meninggalkan tempat tersebut. Johar melihat keluar kantor. Di luar Angku bersama beberapa orang tengah mengeluarkan box-box yang berisi makanan lalu dibawa ke dalam. Selagi mereka bekerja, Johar memperhatikan mereka.
Suatu malam, Ina masuk ke halaman rumah Aurora menggunakan motor. Ia berhenti dan memarkirkan motor. Setelah melepas helm, Ina merasakan sesuatu ada yang memperhatikannya. Ina merasa merinding, ia menoleh ke belakang, Ina amati tidak ada yang aneh di gerbang rumah Aurora. Perempuan tersebut mengetuk pintu. Sayuh membuka pintu lalu terdengar kalimat Sayuh mempersilahkan Ina masuk ke dalam.
"Aurora di kamar, cepet temui gih!"
"Baik Tante."
Ina masuk ke dalam kemudian masuk ke kamar Aurora. Sebelum menutup pintu, Sayuh melihat keluar sebentar lalu menutup rapat-rapat. Di luar tampak seorang pria muncul setengah badan dari balik pintu gerbang. Aran telah tampak rapi.
"Kayaknya dia mau pergi sama Ina dah," pikir Aran.
Ia masih memperhatikan halaman rumah Aurora. Kemudian Aran menuju motornya dan pergi dari tempat tersebut. Sementara Ina berjalan dengan wajah senang hendak pergi ke pesta kantornya. Ia melihat pintu kamar Aurora terbuka.
"Lho, kok pintu kamarnya kebuka gitu?" Ina bertindak bingung.
Ina perlahan masuk. "Au, lu di mana Au?" Ina mencari-cari. Awalnya Ina tak merasa curiga, ia duduk santai di atas kasur sambil sesekali memperhatikan ke atas. Namun, matanya tertuju pada suara di kamar mandi seperti orang sedang mandi. Ina mendekat pelan-pelan.
"Au!"
Terdengar suara orang tengah menyalakan shower, Ina membuka tirai penutup tempat mandi, ia kaget karena di tempat tersebut tidak ada satu makhluk pun. "Kok gak ada orang?" Ina mematikan benda yang memancurkan air itu. Ketika ia hendak keluar Ina sempat menoleh ke cermin. Ia kaget melihat sosok wanita cantik dengan pakaian kuno berdiri di cermin. Ia kira sosok itu di belakangnya namun, ketika Ina menoleh tidak ada orang juga.
Ina melihat ke cermin, sosok itu jelas sekali tersenyum padanya. "Aaaa!" Ina menjerit ketakutan. Wanita itu lantas berlari keluar kamar. Ketika itu Aurora muncul hingga mereka bertabrakan.
"Na, lu kenapa kayak dikejar setan aja?"
"Emang ada setan, di kamar mandi, barusan gua liat."
"Ah, mana ada setan di rumah gua Na," cetus Aurora santai sambil melangkah menuju kamar mandi. "Liat, mana setannya?" Aurora mengobok-obok kamar mandi. Tidak ada yang aneh, Ina justru bingung, ia juga memperhatikan cermin namun tidak menemukan sosok tersebut.
"Beneran Au, tadi ada di cermin, sosok wanita cantik kaya pakai pakaian kerajaan gitu," ungkapnya, Ina masih trauma.
Mendengar kalimat tersebut, Aurora tertegun sejenak, ia sempat kepikiran tentang ritual yang pernah dia lakoni bersama Nyi Pingit beberapa waktu lalu. "Udahlah, lupain paling cuma halusinasi lu aja." Aurora menarik tangan Ina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalur Pelet
Horor"Kamu tidak perlu menggunakan cara ini karena aku sebenarnya juga suka sama kamu Aurora!" Aurora terpaksa menggunakan ajian Jaran Goyang untuk mendapatkan Aran, namun tindakannya justru membawa petaka hingga melukai dirinya sendiri. Selain itu Juli...