11: Kembali

1.3K 107 4
                                    

[Chasing The Bodyguard sudah sampai chapter 35 di Karya Karsa ]

AKU menjatuhkan tubuh Damar di jok belakang mobil dengan sedikit kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKU menjatuhkan tubuh Damar di jok belakang mobil dengan sedikit kasar. Tanpa membiarkan pemuda itu sempat mengurai sepatah katapun, aku segera duduk di atas pangkuannya sebelum kembali menciumi bibirnya dengan buas. Kurasakan bulu-bulu kasar menggelitik dari bagian bawah dagu pemuda itu dan atas bibirnya. Sepertinya, Damar sempat bercukur sebelum mengantarkan makan siang ke sini tadi.

"Aduh, Mas, pelan-pelan." Damar mendesah ketika aku sama sekali tak memberikan jeda pada bibirnya. "Nanti kalau Mas nyiumin saya kayak begitu, saya bisa mati kehabisan napas."

Mendengar apa yang pemuda itu katakan, aku tak bisa menyembunyikan tawaku. Pada kenyataannya, pemuda di hadapanku ini memanglah pemuda polos yang kuinginkan. Hanya bedanya sekarang, aku bisa dengan puas memonopolinya dengan segenap jiwa dan raga.

"Terus mau kamu yang kayak gimana, Mar?" Aku mengalungkan tanganku ke lehernya yang jenjang. Kemudian dengan sengaja menggoyangkan pantatku di atas selangkangannya hingga pemuda itu menjerit tertahan sembali menutup mata. "Yang kayak begini?"

"Akh, Mas! Jangan begitu, dong. Rasanya enak lho," lolongnya meremas pantatku. Kurasakan Damar menciumku lagi, menjulurkan lidahnya yang malu-malu untuk menjelajahi setiap senti rongga mulutku. Lalu dengan lembut, menggigiti bibir bawahku dengan penuh rasa gemas.

"Kamu suka?" tanyaku.

Pemuda itu mengangguk tanpa suara. Bibirnya menjerit sekali lagi begitu pantatku kembali kugoyangkan dan beberapa kali bergesekan dengan gundukan penisnya yang kian mengeras. Aku menciumi pelupuk matanya yang tertutup. Mencoba menangkap senti demi senti wajah indahnya agar tersimpan dalam memoriku. Lalu kembali menjatuhkan bibirku ke dalam cumbuannya yang perlahan-lahan berubah buas.

Kedua tangan Damar mulai aktif mempereleti kancing kemejaku di detik berikutnya. Tepat ketika semua pengait berhasil dilepasnya, jari-jari pemuda itu mulai menggerayangi dadaku. Aku sedikit berjengit kala telunjuk dan ibu jari Damar berhasil menemukan putingku dan memelintirnya dengan pelan. Aku menatap wajahnya yang dipenuhi senyuman, lalu menurunkan kepalaku untuk menuju telinganya.

"Kamu mulai nakal ya, Mar," bisikku pelan seraya mengecup cuping telinganya yang memerah. "Nanti kalau aku jadi makin suka sama kamu, gimana coba?"

Mengabaikan pertanyaanku, Damar justru melesakkan kepalanya ke dadaku. Tanpa membiarkan aku punya kesempatan untuk mengantisipasinya, pemuda itu sudah lebih dulu menjatuhkan bibirnya ke putingku. Mulutku meloloskan desahan keenakan tatkala merasakan dua bilah bibir Damar perlahan-lahan mulai mengisap bulatan kecil berwarna kemerahan itu. Kedua tanganku refleks menjambaki rambut pemuda itu, mencoba menahan rangsangan nikmat saat dia secara bergantian mengerjai puting kanan dan kiriku dengan gigitan pun jilatan lidahnya yang basah.

"Putingnya Mas Rayin lucu, ya?" Damar mengangkat wajahnya, menunjukkan matanya yang membundar seolah dia ini bocah TK yang baru saja menemukan mainan kesukaannya. "Imut. Terus kenyal juga."

CHASING THE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang