04: Perasaan Yang Mengganggu

1K 117 2
                                    

[Chasing The Bodyguard sudah sampai chapter 14 di Karya Karsa]

NAGA mempersilakanku memasuki apartemen mewahnya yang berada di kawasan Permata Hijau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NAGA mempersilakanku memasuki apartemen mewahnya yang berada di kawasan Permata Hijau. Tadi dia menjemputku dengan mobil BMW yang sama mewahnya, kemudian membawaku ke sini.

"Please make yourself feel like home." Naga menyeret langkahnya menuju dapur, sementara aku rebah di atas sofa beludru di ruang tengah. Aku melepas parka yang kukenakan dan melemparkannya ke salah satu sudut sofa. Kemudian, meneliti setiap sudut apartemennya yang didominasi dengan warna gelap yang berkesan maskulin. Salah satu kebiasaanku ketika bertemu orang baru adalah meneliti benda-benda yang mengisi tempat tinggalnya. Seringkali, aku bisa dengan mudah membaca karakter seseorang hanya dari barang-barang yang dimilikinya.

"Jadi apa kesibukan kamu sekarang, Rayn?" Naga kembali dengan membawa sebotol Chateau Rauzan Segla serta dua gelas wine sebelum menjatuhkan pantatnya di sampingku. Dia meletakkan gelas itu ke meja, mengisinya sedikit, sebelum menyerahkan salah satunya kepadaku.

"Masih sama seperti biasanya. Pemotretan, kampanye produk, party, et cetera," jawabku menerima gelas yang disodorkannya. Kami melakukan toast sebentar hingga gelas kami berdenting sebelum mulai menyesap minuman berwarna merah gelap itu. Manis, sekaligus pahit dalam artian yang menyenangkan.

"To be honest, rasanya sedikit menyedihkan waktu tahu kamu nggak ingat namaku." Naga menggeser tubuhnya mendekat, lalu mengecupkan bibirnya ke belakang telingaku. Diffuser di ujung sana menguarkan aroma mawar yang membuat nyaman. "Aku sudah tertarik sama kamu waktu kita pertama saling tatap di kantornya H&M."

Mencoba menahan geli sekaligus nikmat yang dihasilkan oleh cumbuan Naga, aku mengangkat tangan kiriku dan mengalungkannya di leher Naga yang kokoh. "Terus aku harus menganggapnya sebagai pujian atau godaan?"

Tak menjawab, Naga menundukkan wajahnya hingga bibir kami saling menyentuh. Aku bisa merasakan rasa manis yang tertinggal di bibirnya, juga lidahnya yang dengan lembut menelusup celah di antara kedua bibirku.

"Terserah kamu saja. Apapun itu asal bikin kamu bahagia."

Tangan Naga tangkas meraih gelas wine yang kugenggam dan meletakkannya kembali ke meja ketika lumatan di bibir kami semakin liar. Laki-laki itu lalu menjatuhkan lutunya ke lantai, sebelum dengan gerakan lembut melucuti setiap kancing yang tertaut pada kemeja yang kukenakan.

"I'm getting curious now. Tentang berapa laki-laki beruntung yang udah berhasil nikmatin tubuh indah kamu." Ketika mengucapkan itu, Naga kembali menciumku dan mulai menyerang pipi dan belakang telingaku. Bibirnya dengan lembut mengecup setiap jengkal wajahku seolah aku ini sekeping berlian yang mudah retak.

"Well, kamu akan tahu sendiri kalau udah merasakannya." Aku mendesah tertahan ketika lidah basah laki-laki itu mulai menyapu dagu dan jakunku. Beberapa kali, dia menggigit kecil di sana, menciptakan rangsangan yang membuat tubuhku menggeliat hebat.

CHASING THE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang