[Full chapter sampai tamat sudah tersedia di karyakarsa.com/bgstito]ADEGAN pertama yang harus kami lakukan adalah sebuah adegan persahabatan yang berlokasi di sebuah lapangan basket di dekat villa. Baik aku maupun Rangga, harus memerankan dua orang sahabat sejak kecil yang sering menghabiskan waktu dengan bermain basket sambil tertawa-tawa.
Sebelum proses syuting dimulai, kami memang sempat mendapatkan coaching perihal akting pun cara bermain basket dengan baik dan benar. Terlebih, adegan pertama yang harus kami take masih terbilang cukup mudah untuk dilakukan. Makanya, hanya dengan beberapa kali take, kami berhasil menyelesaikan adegan pertama dengan tanpa kesulitan yang berarti.
“What a good start, huh?” Rangga asyik memantul-mantulkan bola basket yang tadi dijadikan properti ke atas lantai paving sementara sang sutradara kini sibuk mengecek gambar yang berhasil diambil. “Sudah kubilang, kamu hanya perlu rileks supaya semuanya bisa berjalan dengan mudah.”
Menanggapi ekspresinya yang menantangku, aku tak bisa menahan diri untuk tak mencoba merebut bola basket di tangannya. Sedikit menundukkan tubuhku agar tanganku bisa dengan mudah meraih bola, aku memajukan tubuh, yang sialnya, direspons dengan cepat oleh Rangga yang berhasil menghindar dengan mudahnya.
“Gerakan kamu terlalu lambat, Rayn,” kata Rangga dengan ekspresi mengejek. “Come on, kalau kamu bisa rebut bola ini, aku membelikanmu Frappuccino saat break nanti!”
Mendengar minuman kesukaanku keluar dari mulut Rangga, aku tak bisa lagi hanya berdiam diri tanpa melawan. Melakukan gerakan seperti ketika tadi aku merebut bola di tangannya, kedua kakiku melaju dengan gegas menuju pemuda tinggi yang semakin asyik memantul-mantulkan bolanya itu. Sialnya, lantai lapangan yang sedikit basah karena hujan yang menguyur beberapa jam sebelumnya membuat alas sepatuku terasa licin. Hampir saja aku berhasil mengambil-alih bola di tangan Rangga, aku sudah lebih dahulu terpeleset hingga kami berdua sama-sama jatuh terjungkal di atas lantai lapangan.
Brukk!!!
Dengan tubuh besar Rangga yang kini menindihku, aku bisa merasakan embusan napas pemuda itu karena wajah kami hanya berjarak sekian sentimeter. Matanya yang berpendar kehijauan, beberapa kali berkedip dalam gerakan lambat yang begitu memabukkan. Bibir tebal pemuda itu terangkat, membuatku seketika tersadar dan cepat-cepat melepaskan diri dari tubuh Rangga.
“Ah, maaf! Sepatuku agak licin sampai-sampai aku terpeleset tadi,” kilahku seraya membersihkan noda kotor yang mengenai celanaku, sementara tak jauh dari tempatku, Rangga bangkit seraya menepuk-nepuk bagian belakang celananya. Aku menolehkan kepalaku ke arah Damar, mendapati pemuda itu langsung mengalihkan pandangan begitu tatapan kami saling bertabrakan.
“It’s okay, Rayn,” kata Rangga pelan. “Harusnya aku tadi juga nggak mancing kamu buat merebut bola yang kupegang. Kamu nggak papa, kan?”
Aku menggeleng cepat. “Nggak apa-apa kok, Ngga. Sorry ya?”
Maka setelahnya, begitu sudah puas dengan hasil gambar untuk adegan pertama, sang sutradara mengintruksikan kepada kami untuk lanjut melakukan adegan berikutnya. Kali ini, kami berdua harus beradegan menaiki sepeda melewati jalanan dengan latar belakang gedung-gedung villa serta pepohonan rindang yang menyejukkan. Rangga memegang stang kemudi dan mengayun pedal sementara aku membonceng di belakang. Sebuah earphone yang tersambung pada sebuah walkman nampak menyumpal di telingaku dan telinga Rangga.
Dalam adegan tersebut, kami berperan sebagai dua sahabat yang mulai menyimpan benih-benih cinta di dalam dada masing-masing. Tak seperti adegan sebelumnya, kali ini kami dituntut untuk mulai memperlihatkan kemistri dan ketertarikan melalui obrolan-obrolan yang harus kami lakukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/303058410-288-k122538.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING THE BODYGUARD
Romance(TAMAT 16 SEPTEMBER 2024) Rayner Jeffrey Saloka, dua puluh tiga tahun, model, merasa bahwa hidupnya terkekang oleh perlakuan kakak dan kedua orangtuanya yang masih menganggapnya seolah anak kecil. Sebuah insiden yang membuatnya hampir masuk penjar...