[Full chapter sampai tamat sudah bisa dibaca di karyakarsa.com/bgstito]
SETELAH apa yang terjadi di apartemen Rangga, tak bisa kupungkiri bahwa kedekatanku dengan lelaki itu menjadi semakin intens. Ketika Damar masih saja mengabaikan setiap telepon dan pesan yang kukirimkan, kusadari aku semakin terbelenggu pada jaring laba-laba yang ditebarkan oleh pesona Rangga. Harus kuakui, aku merasakan perasaan-perasaan baru yang tak pernah kurasakan sebelumnya setiap kali aku menghabiskan waktuku bersamanya. Tak seperti Damar, Rangga memperhatikanku dengan cara yang begitu berbeda. Aku suka jokes-jokes garing yang terlontar dari bibirnya. Dan sialnya, Rangga benar-benar tahu bagaimana cara untuk membuatku nyaman setiap berada di sampingnya.
“So what do you want for lunch, Rayn?”
Mobil yang dikemudikan Rangga baru saja bertolak dari basement gedung sebuah stasiun televisi swasta di kawasan Senayan. Kami baru saja selesai melakukan pengambilan gambar untuk acara talk show yang dibawakan oleh artis Ira Tanaya, dan Rangga yang sedaritadi sudah mengeluh kelaparan, melempariku dengan pertanyaan yang barusan.
“Apa aja, deh, Ngga,” kataku malas. “Aku lagi nggak mood buat mikirin soal menu makan siang.”
Mendengar jawabanku, Rangga yang sejak tadi memfokuskan pandangannya ke arah jalanan di depannya, lantas menyodorkan tangannya untuk menggusak kepalaku pelan.
“Kamu pasti lagi mikirin Damar, ya?” ucapnya, sementara dari sudut bibirnya, aku menemukan senyuman yang tak pernah gagal membuatku terpana. “Dia mungkin memang beneran sibuk ngurus ibunya, Rayn, makanya dia nggak sempet balas pesan kamu.”
Atas kalimat yang diucapkannya, aku tak melakukan hal lain selain menjatuhkan kepalaku pada sandaran kursi. Sudah tiga hari sejak kepulangannya ke Yogyakarta, Damar benar-benar mengabaikan semua usaha yang kulakukan untuk mengontaknya. Alih-alih memberiku kabar bahwa dia baik-baik saja, pemuda itu justru mengirimkan pesan yang mengatakan bahwa dia ingin aku tidak mengganggunya selama masa kepulangannya. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri, katanya. Dan kenyataan bahwa aku sama sekali tak bisa membujuknya, benar-benar membuatku merasakan keresahan yang luar biasa.
“He was so mad about our kiss, Ngga,” desahku putus asa. “Dan aku nggak tahu apa yang akan dia pikirkan begitu tahu kalau kita berdua malah jadi kayak begini sekarang.”
Aku dan Rangga memang tidak memutuskan untuk berpacaran. Laki-laki itu tahu betul bahwa aku tak bisa membuang Damar dengan begitu saja, makanya dia memilih menerima saja ketika aku memintanya untuk tetap menjadikan hubungan kami sebagai sebuah rahasia. Meskipun aku tahu betul laki-laki itu sungguh menginginkanku untuk putus dengan kekasihku, tapi tetap saja, mengiakan permintaan Rangga sama saja menjerumuskan diri pada sebuah pilihan yang membingungkan.
Pajero hitam mengkilat yang dikemudikan Rangga pada akhirnya berhenti di salah satu restoran yang terkenal di Ibu Kota. Le Quartier, namanya. Sebuah restoran Italia yang terletak di lantai paling atas sebuah gedung perkantoran, dan menjadi favorit banyak orang karena menawarkan private pool serta pemandangan lansekap Ibu Kota yang dihiasi gedung-gedung tinggi di batas cakrawala.
Begitu mendapatkan meja di area VIP, Rangga segera menyebutkan pesanannya seolah dia sudah terbiasa mengatakannya. Seorang pelayan dalam pakaian kemeja berwarna krem, lalu mengulangi pesanan dan memastikan bahwa semua yang dikatakan Rangga telah tertulis pada kertas di genggamannya, sebelum kemudian pamit pergi seraya memunguti buku menu yang tergeletak di atas meja.
“So please tell me, Rayn, apa yang bikin kamu tetap memilih buat mempertahankan Damar ketimbang pacaran sama aku?” Meletakkan ponsel dan kunci mobilnya ke atas meja, Rangga melemparkan pandangannya ke arah kejauhan. Di ujung sana, siluet gedung-gedung tinggi yang menggantang dengan gagahnya nampak indah ditingkahi cahaya langit yang kebetulan teduh. “Memangnya, apa yang kamu lihat sih dari pemuda lugu dan polos seperti dia? Kamu tentu tahu, dari segi apapun, aku jauh lebih baik jika dibandingkan dengannya.”

KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING THE BODYGUARD
Romance(TAMAT 16 SEPTEMBER 2024) Rayner Jeffrey Saloka, dua puluh tiga tahun, model, merasa bahwa hidupnya terkekang oleh perlakuan kakak dan kedua orangtuanya yang masih menganggapnya seolah anak kecil. Sebuah insiden yang membuatnya hampir masuk penjar...