09: Pergi

833 106 8
                                        

[Chasing The Bodyguard sudah sampai chapter 34 di Karya karsa]

PUNCAK dari kejadian di balkon itu, Damar memutuskan untuk mengundurkan dari pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PUNCAK dari kejadian di balkon itu, Damar memutuskan untuk mengundurkan dari pekerjaannya.

Siang itu, ketika pada akhirnya Damar mengayunkan langkah keluar dari apartemenku seraya menenteng ranselnya menuju mobil Micky yang menjemputnya, aku hanya mampu mematung di depan pintu tanpa bisa melakukan apa-apa. Biar bagaimanapun, Damar memang berhak kecewa atas semua yang telah kulakukan kepadanya. Dia berhak untuk marah karena aku telah dengan kurang ajar melecehkannya, juga karena aku bahkan tak memiliki alasan apapun ketika melakukan hal keji itu. Aku tak akan menyalahkannya, sama sekali.

"You messed everything up again, Rayn." Tepat ketika Damar sudah lebih dulu masuk lift dan turun menuju area parkir, Micky melipat kedua tangannya di hadapanku. "Pada akhirnya, lo memang nggak pernah bisa belajar dan bersikap layaknya orang dewasa."

Mendengar tuduhan itu, aku tak bisa memberikan respons lain selain dengan lunglai menyandarkan punggungku ke daun pintu. Pada kenyataannya, kakak laki-lakiku itu memang benar. Aku memang tak pernah bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang sudah kulakukan. Pun, aku juga masih saja menjadi pecundang yang tak bisa bangkit dan terus mendekam dibayangi bayangan-bayangan masa lalu.

"Damar bakal gue kembalikan ke kantor penyalurnya hari ini." Micky melanjutkan. "Dan habis ini, gue nggak tahu harus memutuskan buat nyari bodyguard pengganti atau ngebiarin saja lo dengan segala tingkah lo yang memuakkan itu."

Maka setelah kalimat tereakhir yang terucap dari bibir Micky itu,  aku memutuskan pergi dan membawa tubuhku masuk kembali ke apartemen. Mengabaikan suaranya yang memanggil-manggil namaku, aku memutuskan menjatuhkan diri ke atas kasur dan menutup wajahku dengan bantal.

Aku muak terus-menerus disalahkan atas semua yang terjadi. Meskipun aku sadar betul bahwa semua yang kulakukan memang salah, tapi bukan berarti semua orang bisa mengacungkan telunjuknya padaku seolah-olah aku ini satu-satunya manusia paling bersalah di dunia. Rayner Jeffrey Saloka si model memang bodoh dan tak dewasa, namun bukan lantas dia adalah seorang yang tak lelah terus-menerus dijadikan tersangka.

Menyahut ponsel yang sejak tadi kubiarkan tergeletak di atas nakas, aku lantas menggerakkan ibu jariku menurut kontak pada aplikasi chatting. Menekan salah satu nama yang tetampil di bagian tengah, jari-jariku mulai lincah mengetikkan pesan lalu mengirimnya dalam sekali sentuh. Pesan terkirim, dan aku menjatuhkan ponsel di samping tubuhku.

To: Jordan Wiralaksana

Can I come? I'm fucking need a bottle of  Tequila.


***


APARTEMEN Jordan berada di kawasan elit khas suburban Pondok Indah. Cowok itu segera membukakan pintu apartemennya begitu aku berhasil memarkirkan mobil dan naik ke unitnya di lantai dua puluh.

CHASING THE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang