Bab 32# Perkenalan

6.5K 174 4
                                    

POV ANDREA

BRAAK!!

Aku terkaget mendengar dobrakan pintu dan menoleh ke sumber suara tersebut tapi beda dengan raffi ia malah masih asik dengan aksinya karna masih terpengaruh alkohol.

Mati riwayatku setelah ini melihat siapa yang melihat adegan intim kami.

Plak

"RAFFI..." teriak wanita separuh baya itu sambil menjitak kepala raffi.

Ini kan mama raffi dan papa-nya, oh god.....! Raffi tersentak kaget melihat siapa yang memukul kepalanya itu.tubuhnya masih lunglai dan terhuyung.sorot mata papa-nya terlihat sangat dingin dan menahan amarahnya.

Sedangkan di depan pintu kamar raffi sudah ada haikal sedang memijit pelipisnya sedangkan indah,jenny dan martin meringis melihat kejadian ini.

Sungguh memalukan.apa penilaian orangtua raffi terhadapku setelah ini?

Aku bangun ketika tubuh raffi sudah tidak di atasku.indah berlari kecil menuju arahku "lo nggak pa-pa ndre?" Tanya indah khawatir yang ku jawab dengan anggukan.

Aku melihat sorot mata mama raffi yang tidak bisa ku tebak melihatku.aku menggigit bibir bawahku "tan.... te maaf" ucapku tertunduk dan terbata karna menahan malu campur sedih.

Bukannya marah tetapi ia malah merengkuhkan tubuhku ke dalam pelukannya "bukan salah kamu sayang" jawabnya lembut sambil mengelus rambutku penuh sayang.

Kok bisa mama-nya raffi malah bersikap lembut kepadaku.aku melihat papa-nya raffi yang tersenyum tipis ke arahku walau masih terlihat terluka? Ya Tuhan.... aku sudah membuat kesan jelek di awal pertama bertemu orangtua-nya.

Raffi masih terduduk di tepi ranjang "mama sama papa kok disini?" Tanyanya tanpa dosa.

Tante imelda geleng-geleng melihat kelakuan anak sulungnya itu.

"Siapkan diri kamu raffi, besok kamu harus jelaskan semuanya ke kami" ucap papa-nya raffi dingin.

Raffi hanya membalas dengan memicingkan matanya.

"Haikal, urus sahabatmu ini.om kembali ke hotel dan besok setelah meeting om akan berbicara dengannya" ucapnya kembali kepada haikal.

"Oke om" balas haikal.

Lalu setelah itu orangtua raffi meninggalkan kamar ini.sebelumnya tante imelda-mama raffi menenangkanku dan berbisik kalau semuanya akan baik-baik saja.

Tapi tetap saja ini buatku tidak tenang dan gelisah.

"Dasar somplak" ucap haikal sambil menoyor kepala raffi.

"Aaarrghh.... apa sih lo?" Geram raffi.

"CEO GILA" umpat haikal lagi.

Aku hanya berdiri melihat dia yang masih setengah sadar sambil melipatkan kedua tanganku di depan dada dan merengut kesal melihat kelakuan raffi.musnah sudah rasa kasihan aku tadinya kepada raffi ketika kejadian memalukan barusan.

"Ck.bawa aja mendingan ke kamar mandi kita celupin ke bathup biar sadar" seringai licik muncul dari tatapan dan ide jenny.

Setelah kejadian pemukulan jenny terhadap raffi, sekarang jenny sudah bersikap seperti biasa kembali ke raffi karna aku sudah menceritakan yang sebenarnya dan kata jenny sebelum aku bercerita-pun, raffi sudah menjelaskan malam itu juga setelah kejadian jenny memukuli raffi di ruangan kantornya.

Haikal dan martin menyetujuinya antusias.

Lalu mereka membopong raffi yang masih tergopoh ke dalam kamar mandi.teriakan dan makian raffi tidak di gubris oleh mereka.

Cinta Tulus untuk AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang