Bab 4

3.8K 120 2
                                    

Setelah nonton bioskop aku memutuskan ingin pulang karna mood ku berubah tidak baik karna bertemu dengan dara si wanita devil pembuat onar di sekolah, aku jadi teringat dulu dia pernah memfitnahku di depan guru kalau aku pacaran di kelas bahkan berciuman dan setengah telanjang berbuat asusila di dalam kelas disaat jam pulang sekolah.padahal dia yang melakukannya tetapi dia malah menuduhku.untungnya banyak teman temanku yang tau kejadian sebenarnya, kami berdua sampai dipanggil menghadap guru BK untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.dan aku tidak terbukti bersalah karna hampir semua teman di kelas membelaku karna memang kenyataannya dia yang melakukannya.wanita aneh, dan sekarang seperti mimpi buruk aku bertemu dengannya lagi.

Selama perjalanan pulang di mobil aku memilih untuk diam tidak bicara, karna mood ku hilang apalagi ketika melihat dara yang mencurigakan ketika melihat raffi.aku curiga apakah raffi pernah mempunyai hubungan atau dara suka dengan raffi.ingin aku tanyakan hal ini kepada raffi tapi rasanya aku sedang malas berdebat.raffi sepertinya tau kalau aku sedang tidak mood dan cemburu kepadanya, dia tau dan sangat tau bagaimana menghadapiku ketika moodku hilang seperti ini.

"Sayaang... please udah donk diemin aku kaya gini, aku jadi nggak konsen nyetirnya"

Aku hanya memilih diam.

"Sayang kamu masih mau diemin aku, sedari di dalam bioskop saja aku sudah kaya jual kacang nggak laku di diemin sama kamu, boro boro ciuman didalam bioskop, padahal filmnya romantis banget tadi banyak adegan itu nya lagi,aku pegang tangan kamu aja nggak mau.ngomong donk kenapa, aku mana tau kamu kenapa kalau kamu diam terus nggak bilang alasannya"

Hening...

"Yaa ampuun.... ini tukang kacang bener bener nggak laku x yaa. Sayang please jangan buat aku nggak fokus tau tau nanti aku nabrak"

Ketika raffi sudah terlihat frustasi aku baru menjawab, bukan berarti aku senang membuat dia frustasi.tapi aku kesal tidak bisakah dia menolak cipika cipiki dari wanita devil itu.apa memang kebetulan dan raffi menikmati juga.aaaarrghhhh.....

"Oke, aku bicara.jangan kesal yaa kalau aku meluapkan semua isi hati aku ke kamu dan jangan bilang kalau aku hanya cemburu buta"

"Aduuuhhh.... laku juga kacangnya.iyaaa beb, please yaa kamu ungkapin aja semua" raffi mengelus rambutku sambil mengecup keningku.

Aku mengungkapkan kecemburuan aku, tapi entah kenapa cemburu aku kali ini buat hati aku sedih dan ingin seperti menangis.apa ini berlebihan,

"Apa tadi kamu nggak bisa nolak yaa waktu dara mencium pipi kanan dan kirimu tanpa kamu melihat aku dan perasaanku? Kamu lebih memilih perasaan dia.siapa dia, apa kamu pernah memiliki hubungan dengannya?" "Jawab jujur, jangan sampai aku tau semua itu dari orang lain, tidak sulit aku cari tau karna dia satu SMA denganku dan aku tau banget sifat jahatnya dia" mataku mulai berkaca kaca, aku harus menahan air mataku supaya tidak jatuh, malu juga karna hal ini aja aku nangis.

Raffi sedikit menghelakan nafas dan memegang jemari tanganku.dia menghentikan mobilnya, menepi supaya pembicaraan kita tidak terganggu.Raffi menatapku dengan wajah serius, memegang kedua tanganku "Sayaang aku tau pasti tadi kamu cemburu, sudah kuduga dan asal kamu tau aku tidak menginginkannya sayang dia yang tiba tiba seperti itu bagaimana aku bisa menolak kalau pipinya saja sudah nyosor begitu, kamu jangan cemburu yaa... aku juga tidak tertarik sama sekali sepertinya dia bukan wanita baik baik dan aku tau dari raut wajah kalian tadi kalau kalian pernah punya masalah dulu.tapi aku tidak akan menanyakannya sekarang karna mood kamu sedang tidak baik dan satu lagi aku tidak pernah punya hubungan dengannya, aku baru bertemu dia 2x itu juga sebentar saja dan tidak sengaja bertemu di kafe dekat rumahku, dia bersama bobi" raffi terlihat serius dan jujur dengan jawabannya.uuhhhh... semakin fallin in love kayanya aku.

Cinta Tulus untuk AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang