Bab36#

5.5K 198 9
                                    

Aku sedih kayaknya yang view and vomentnya makin berkurang, jadi nggak semangat ... huueee...
■■♤♤♤♤■■■■■
Aku terus berlari menuju lift.aku memencet tombol lift dengan kasar.aku jadi teringat kejadian di apartemen terakhir bertemu raffi, kejadiannya sama seperti ini tapi bedanya di samping raffi ada luna.lalu sekarang ia sendirian.kemana luna?

Nggak penting juga sih aku fikirin.

"Sayang, aku mau kasih tau yang sebenarnya" ucap raffi sambil menarik lenganku.

"Lepasin nggak?" Ucapku sinis.

"Nggak, nggak akan sebelum kamu dengerin aku"

Aku menghela nafas bosan.pintu lift terbuka dan aku langsung masuk ke dalam lift.raffi ikut masuk ke dalam.di dalam lift terdapat dua sosok lelaki dewasa, mereka tersenyum ramah melihatku.aku-pun balas tersenyum ramah kepada mereka.

"Sendirian?" Tanya salah satu pria di antara mereka.

Belum sempat aku jawab, tiba-tiba tangan raffi merangkul pinggangku posesif.aku menoleh sebal ke arahnya yang sedang menatap dingin dua lelaki itu.

Dua lelaki itu salah tingkah "maaf, saya fikir sendirian" aku hanya mengangguk pelan dan tersenyum.

Apa yang kamu perbuat raffi, menyebalkan, memalukan.kita tuh bukan siapa-siapa lagi.gumanku sebal dalam hati.

Ketika sudah sampai di lobby hotel, aku terus berjalan.tapi tanganku di tarik olehnya, "raffi kamu itu apa-apaan sih.lepasin nggak atau aku teriak" cercaku tajam.

Raffi tidak memperdulikan ucapanku, sorot matanya masih dingin.ia menarik tanganku ke parkiran dan membawaku masuk ke dalam mobilnya.

Tidak lama ia masuk ke balik kemudi "inget ya aku bukan siapa-siapa kamu lagi" tegasku tak kalah dingin dengan raut wajahnya.

Dia fikir aku tidak bisa bersikap dingin apa.aku nggak boleh luluh dengan mudahnya kepada dia.

"Dan aku akan buat kamu jadi wanita teristimewa lagi sekarang" ungkapnya percaya diri.

Ia menyalakan mesin mobilnya dan melaju keluar hotel.

Aku menghela nafas kesal "kamu mau bawa aku kemana? Aku ada janji sama sahabatku raffi.turunin aku" aku membuka pintu mobil yang sangat percuma karna terkunci.

"Tenang aja, aku sudah ijin sama kirana dan jenny" aku mengernyit bingung.

Kenapa dia bisa tahu jenny ada disini dan sahabatku kirana.

"Kamu tau dari mana aku disini? Jenny?"

Raffi menggeleng "bukan, bahkan jenny sangat tutup mulut tentang keberadaanmu" jawabnya.

"Terus, kamu kenapa bisa kenal kirana?" Tanyaku lagi.

Raffi mengelus puncak kepalaku, aku tepis tangannya "sayang, nggak sulit untuk mencari tahu kamu dan kehidupanmu.hanya butuh waktu saja, aku dengan mudah bisa menemukanmu.ingat kan pesanku terakhir setelah kamu pergi"

Aku berdecak kesal "aku anggap kamu pergi meninggalkanku sedang berlibur"

"Kita sudah selesai raffi" jelasku kesal.

Kenapa dia ngotot sekali sih...

"Belum"

"Sudah"

"Belum sayang" ucapnya lembut.

Ya Tuhan, kenapa bikin naik darah sih dia.

"Terserah, yang penting aku sudah.bukan.kekasih.kamu" ucapku dengan penuh penekanan.

Cinta Tulus untuk AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang