Bab 18#

5.6K 185 0
                                    

Setelah makan malam aku dan raffi memilih menonton dvd di ruang tengah.film yang raffi pilih film horor barat yang setannya wajahnya sangat menakutkan.kayaknya raffi sengaja buat aku takut, modus banget sih.

"Sayang jangan ditutupin terus gimana mau tau ceritanya" raffi berusaha melepaskap tanganku yang menutupi mukaku.

"Takut fi" ucapku sambil menutup mataku dengan jari-jari tanganku.

"Liat dulu itu belum muncul setannya"

Aku sedikit membuka mataku dan melihat ke layar, benar yang di katakan raffi setan jeleknya belum muncul.

Aku terus memegang tangan raffi erat, tapi kenapa rasanya leher aku ada yang niup-niup ya merinding, aku masih terpaku dengan layar tv dan gak lama muncul setan yang bikin aku terlonjak kaget.

Aku langsung bangkit lalu meringkuk ke pangkuan raffi, memeluk tubuhnya erat.

"Dasar setan jelek, ngeselin, ngagetin banget tadi.... jelek... jelek... jelek..." ucapku masih meringkuk ke tubuh raffi.

Raffi hanya terkekeh geli melihat tingkahku.

"Nih lagi malah ketawa, matiin aja deh aku nanti gak bisa tidur" aku merengek seperti anak kecil

"Tanggung sayang" ucap raffi sambil mengelus lembut poniku.

"Kamu semakin hari semakin cantik, aku semakin gak mau kehilangan kamu" gombal raffi.

"Lebay kamu" aku mengelus lembut pipi raffi.

Raffi semakin mendekat, kepalanya dicondongkan ke arah wajahku.hembusan nafasnya semakin terasa dekat, dengan penerangan hanya lampu duduk saja aku masih bisa melihat wajah tampan raffi.

Semakin dekat wajahnya, tangannya mengelus erat pinggangku.dia mencium bibirku lembut, aku membalas ciumannya yang udah hampir sebulan buat aku kangen karna baru saat ini aku membalas ciumannya setelah kejadiaan saat itu.

Raffi terus melumat bibirku, semakin aku memberi celah semakin lidah raffi melumat dalam rongga mulutku dan semakin liar ciumannya membuat aku mendesah pelan.tangan kirinya sudah meraba perut rataku lalu raffi mengangkat badanku dia menggendongku dari depan tanpa melepaskan ciumannya.

Raffi membawaku kedalam kamarku, mengunci pintu kamarku dan membaringkan aku pelan.dengan sekejap raffi membuka kaos yang ia pakai, aku membelalakan mataku melihat tubuh polosnya raffi yang semakin hari semakin kece dan gagah.terlihat perut six packnya, raffi mengelus elus punggungku dan mencoba membuka kaitan braku, dengan lihainya dia membuka kaitannya dengan masih melumat bibirku dengan liar.

"Tergoda dengan tubuhku heem..." ucap raffi jahil

Raffi membuang asal braku, gairahnya semakin memuncak.ketika raffi meremas payudaraku aku mendesah pelan.

"Ahh...."

Raffi semakin gusar dan liar mendengar desahanku.dia membuka dress tidurku dan hanya meninggalkan sehelai celana dalamku menutupi bagian sensitifku.nggak raffi, nggak sekarang  belum saatnya.

"Raffi... ahh... hhmmmhh"

Aku kembali mendesah saat raffi melumat putingku yang mengeras, raffi melumat dengan gairahnya yang sudah memuncak tangannya meraba-raba seluruh kulitku membuat aku semakin bergairah.

Raffi seperti lupa diri, nafsunya memuncak dalam sekejap baru kali ini aku melihat raffi yang tidak mengontrol dirinya.

"Raffi... udah fi" ucapku lirih sambil menggeliatkan badanku karna sentuhan-sentuhan raffi.

Aku terbawa oleh suasana, tapi aku harus menghentikan ini sebelum terjadi yang tidak kami inginkan.

"Fi.... ahhhhhhhhh" aku kembali mendesah sedikit teriak ketika raffi dengan cepat memasukkan tangannya ke daerah sensitifku.

Cinta Tulus untuk AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang