Bab 25#

5.7K 174 9
                                        

Pov Raffi

Aku panik, khawatir saat ini menunggu andrea sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.sampai detik ini andrea belum juga sadar dari pingsannya tadi saat di ruang rapat.entah apa alasannya yang pasti saat andrea melihat 'cipta' anak dari pak hendra yang juga clien-ku raut wajahnya berubah, dia terlihat kaget, takut bahkan sampai keringat dingin.aku juga sempat melihat dia seperti menghelakan nafasnya berulang-ulang.apa ada hal penting yang mengingat dia akan sesuatu.

Ini semua salahku, andrea marah denganku karna kejadian tadi siang di kafe.bukan untuk menyakitinya hanya saja ini tidak sengaja dengan dadakan setelah aku sampai di kafe tadi 'cipta' baru memberikan kabar bahwa dia tidak jadi bertemu karna urusan mendadak yang sangat penting.dan karna saat itu juga perutku tidak bisa kompromi akhirnya aku makan bersama tiara sekretarisku di kafe tadi.tapi sungguh aku tidak mempunyai rasa atau-pun niat lain dengan tiara.hanya saja tadi aku terbawa suasana obrolan dia yang lucu menceritakan 'cipta', jadi mungkin itu yang membuat andrea salah paham.

Suara decitan pintu ruangan terbuka, aku menoleh melihat ke sumber suara ternyata jenny dan javier.memang tadi disaat andrea pingsan mereka ikut mengantar ke rumah sakit.rapat-pun di undur karna kejadian ini.aku tidak perduli karna yang aku perduli saat ini hanya andrea, wanitaku yang aku sudah berjanji akan menjaganya.

Emosi dan rasa cemburuku kepada javier yang sedari tadi-pun aku menahannya, ini semua demi andrea karna aku tidak mau melihatkan ego-ku di depannya.aku berusaha setenang mungkin dengan jav dan sepertinya dia-pun mengerti tidak ada wajah yang penuh pertanyaan atau-pun bingung dengan sikapku sedari tadi di tempat pertemuan.

"Andrea belum sadar fi?" Suara jenny penuh tanya.

Aku menggeleng pelan.

Hanya jenny yang aku percayai dan bisa diandalkan saat andrea berada di kantor.itu-pun salah satu alasan aku menyetujui andrea menjadi sekretaris jav.

"Thanks ya" ucapku datar yang ku tujukan kepada mereka.

Jenny memegang bahuku "tenang aja bro, santai aja" jenny tersenyum.aku melihat jav yang juga tersenyum kepadaku.

"Raka kamu jahat" gumaman lirih dengan nada sendu terdengar.

Aku menoleh ternyata andrea sudah setengah sadar, terlihat airmatanya menetes sedangkan matanya masih terpejam.

Aku menghampirinya, berdiri sambil mengusap punggung tangannya dan dahinya lembut.

Jenny dan jav-pun mengambil posisi tepat di depanku atau di samping andrea.jenny memegang punggung tangan andrea satu-nya sedangkan jav hanya terdiam melihat andrea.

"Sayang, bangun sayang cerita sama aku kamu kenapa" sungguh aku khawatir trauma apa yang di alami dengan andrea.

"Biar saya yang panggil dokter" ucap jav lalu menuju ke luar ruangan.

"KAMU JAHAT RAKA, KAMU JAHAT" teriakan andrea semakin mengeras, tubuhnya bergetar seperti kejang.aku dan jenny-pun berusaha memegangnya erat.

Mungkin dia bermimpi akan flashback trauma-nya dulu.tapi tadi dia bilang itu raka, bukan-nya raka itu teman SMA andrea yang setau-ku pernah berniat ingin memperkosa andrea dulu.apa ini sebabnya, tapi kenapa dengan tiba-tiba andrea ingat dengan raka disaat melihat cipta tadi.

Tunggu dulu nama kepanjangan raka itu kan 'cipta raka gunawan' apa dia raka yang andrea maksud.

Jantungku bergemuruh dengan cepat, kalau memang dia raka yang andrea maksud aku rela memutuskan kerjasamaku akan proyek yang sedang aku jalankan dengan perusahaan cipta.

Dokter dan suster akhirnya-pun datang untuk mengecek kondisi andrea.

"Pasien mengalami trauma yang cukup berat, mungkin karna masa lalunya yang mengingatnya kembali jadi beliau mengalami trauma kembali.tapi tenang saja ini hanya sikap sementara, di usahakan kalian menghiburnya dan jangan biarkan pasien melamun disaat sudah sadar nanti" ucap dokter itu setelah selesai memberikan suntik penenang untuk andrea.

Cinta Tulus untuk AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang