Bab 3

12.2K 293 1
                                    

Pov Andrea

Setelah dinner waktu itu hubungan kami semakin dekat, raffi sering menjemputku makan siang bareng dengannya, sering telfon, sms, line... ternyata dia cowo romantis penyayang, humoris dan cemburuan.entah kenapa aku nyaman komunikasi dengannya.sepertinya ada yang aneh di diriku, kenapa jadi lumer gini sama pria yang tadinya biasa saja menurutku.memang sih tidak dipungkiri dia pria idamanku,tipeku.aku jadi semakin suka dengannya karna posesifnya itu, itu yang menunjukkan sayang dia kepadaku.

Setelah 2 bulan pendekatan dengan dia aku jatuh hati padanya, sangat romantis dia mengajakku ke kafe yang terlihat klasik dan nyaman,dan disitulah tempat dia mengutarakan cinta dan sayangnya kepadaku.dengan suasana romantis,meja makan kami hanya ada lilin dan dua gelas ice cappucino tapi sepertinya ada yang beda minumanku dengan minumannya.di minumanku ada butiran coklat berbentuk hati.

"Kamu suka nggak sama suasana kafenya" tanya raffi kepadaku, raffi memegang kedua tanganku.jadi deg deg gini sih jantung kaya mau copot.duhh... matanya nggak kuat kalo di liatin truz.

"Kamu emang paling pinter ambil hati aku, tau aja kesukaanku.aku suka, romantis kaya di film film gitu yaa suasananya.nggak ramai juga, kaya kafe private yaa..." aku tidak menyadari kalau kafe ini ternyata sudah di booking oleh raffi untuk sekedar menyatakan cinta kepadaku.so sweet banget... bener bener kaya di film.

"Syukur kalau kamu suka, aku bener bener hati hati banget buat mikirin dimana aku harus cari tempat buat bilang serius ke kamu" raffi semakin melihatkan wajah seriusnya, dia pegang eratbtanganku,di dekatkannya wajahnya kepadaku.semakin bergetar dan gugup yang aku rasakan.

Aku masih bingung,maksudnya dia mau bilang serius apa "seserius apa sih yang kamu ingin bilang sama aku,bilang aja.aku malu nihh diliatin pelayan pelayan kafe ini.liat tuhh semua ngeliatin kita tau" suaraku udah mulai lirih karna malu semua pelayan kafe melihat ke arah kami.

"Oke......" raffi menghelakan nafasnya panjang, dan aku semakin dag dig dug, darahku berdesir "Andrea, aku pengen menjadi lelaki pertama yang kamu sayang dan cintai.pacar pertama dan terakhir kamu dan aku ingin memiliki kamu seutuhnya tanpa ada pria manapun di hati kamu.aku pengen kamu jawab jujur andrea... aku sayang dan cinta sama kamu.kamu mau jadi kekasihku? Semenjak pertama aku melihat kamu, aku benar benar tertarik denganmu sampai aku mencari tau tentangmu melaui indah.aku tau mungkin terlalu cepat.tapi aku nggak mau ada pria lain yang lebih dulu menyatakan ini kepada kamu.sebelum terlambat aku yang menyatakan ini ke kamu" sangat panjang kata katanya, dia mengungkapkan isi hatinya untukku.jujur aku memang mulai kagum dan menyukainya tapi aku hanya tidak ingin patah hati.

"Aku tau kamu tidak terlalu percaya dengan pria, tapi aku berusaha buat tidak menyakiti hati kamu, membuat kamu nangis sedikitpun" aku masih terdiam dan berfikir.

Raffi semakin mendekat, aku hanya bisa menunduk tidak kuat melihat matanya aku pasti akan luluh.bukan so jual mahal tapi aku hanya takut saja, setelah hati aku sepenuhnya kepadanya,dia meninggalkanku.aku helakan nafas, dan aku yakinkan hatiku semoga keputusanku benar.

"Gimana andrea, kamu terima aku atau....."

Belum sampai selesai raffi bertanya, wajahku sudah mengarah persis ke depan wajahnya,aku menghentikan pertanyaannya.

"Yaa... aku mau"

"Mau apa andrea, jawab yang lengkap"

"Aku mau jadiiii...... te.... teman spesial kamu"

"Hanya teman?" Raffi terlihat sedih dan kecewa.

Aku hanya ingin mengetes dia seserius mana dia denganku.
"Iyaa... teman spesial, plus kekasih kamu" malu rasanya menjawab itu, terlihat senang raut wajah raffi ketika aku terima dia menjadi kekasihnya.

Cinta Tulus untuk AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang