BAB 45#

12.8K 211 8
                                    

AUTHOR

Dua insan yang sedang saling memikirkan fikirannya masing-masing terdiam cukup lama.sang adam diam sambil menatap sedih sang hawa.sedangkan sang hawa mengacuhkan tatapannya ke arah lain.

Setetes airmata meluncur pada pipi sang hawa.ia menghapusnya cepat, perlu usaha kuat agar pertahanannya tidak luruh di depan lelaki yang ia benci saat ini dan sialnya ia juga mencintai lelaki ini.

Suara decitan pintu membuyarkan fikiran mereka masing-masing.seorang wanita belia menghampiri mereka sambil berlari kecil.raut wajahnya tampak khawatir kepada wanita yang sedang termenung di atas ranjangnya.

Di peluknya andrea "kak an, gimana keadaannya? Bagian mana yang kebentur? Masih sakit nggak kak? Tapi, keponakanku nggak pa-pa kan kak?" Tanya tasya beruntun yang membuat andrea terkekeh.

Raffi masih terdiam, tubuhnya kaku setelah mendengar ucapan andrea yang langsung menusuk hatinya.

"Kakak nggak pa-pa sya, cuma sedikit luka di tangan"

Tatapan tasya beralih ke arah raffi "pasti gara-gara kakak kan?" Tanyanya ketus.

Raffi hanya diam, kedua tangannya di masukkan ke saku celananya.hatinya masih sangat perih.dia tidak mungkin melakukan hal itu.dia sangat mencintai wanita ini, tidak mungkin ia mau di cerai.

"Kakak mu nggak salah apa-apa sya" bela andrea dengan suara datar, tapi tasya tidak mempercayai begitu saja.

"Ayo kak kita pulang" ajak tasya, mengacuhkan raffi.lengan andrea di papah oleh tasya.

Andrea menggeleng kaku "sya, kakak....." ucapan andrea di putus oleh tasya "aku udah izin tante, katanya nggak pa-pa kakak di rawat di rumah".

Andrea ingin mejelaskan kalau ia tidak mau pulang ke rumah raffi, tapi lidahnya kelu.ia juga takut kalau orangtua raffi dan mama andrea tau tentang ini.

Dia tidak ingin merepotkan orangtuanya dan membuat orangtuanya jantungan karna ucapan keramat andrea yang dilontarkan ke raffi tadi.

"Kak, ayo" andrea akhirnya menurut.

Raffi langsung membantu memapah tangan andrea yang tidak di genggam tasya "aku bisa sendiri" ucap andrea ketus ke arah raffi.

Raffi hanya bisa sabar dan diam.ia sudah berjanji pada dirinya sendiri dan di depan tantenya, kalau ia akan memperjuangkan semuanya lagi sampai andrea memaafkannya.

Tasya menatap mereka berdua penuh arti.ia yakin pasti ada suatu hal yang terjadi antara mereka dan membuat andrea begitu marah kepada raffi.

Kakaknya memang sangat cemburu dan egois.ia suka mempercayai ucapan orang lain tanpa mencari kebenarannya terlebih dulu.

Semenjak raffi serius menjalin hubungan dengan andrea, akal sehatnya seakan terlupa karna rasa cemburunya yang terlalu dalam.ia sangat mencintai andrea sampai-sampai bersikap over protect ke andrea.

Tapi, harusnya ia sadar selama andrea di perlakukan seperti itu, andrea tidak berontak dan marah.bahkan ia menurut dan selalu jujur kepada raffi.

****

Andrea seakan bosan berada di dalam kamar bersama raffi.entah kenapa ia saat ini sedang tidak ingin melihat atau-pun tersentuh sedikitpun dengan suaminya itu.

Berulang kali raffi mengajaknya bicara, tapi andrea mengacuhkannya.hanya menjawab dengan singkat saja.

Sehabis makan malam, mereka berdua menuju kamar.karna andrea tidak ingin tasya curiga, walau memang sebenarnya tasya sudah curiga, jadi ia mau tidak mau berada di dalam satu kamar yang sama.

Cinta Tulus untuk AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang