"Sandy nangis, Bun. Terus, Hafsah juga. Kita nangis sama-sama di parkiran Gramedia. Gak tau malu banget Sandy, tapi kayak gak bisa ditahan. Kenapa ya, Bun? Padahal, setiap hari Sandy selalu gak mau inget-inget Hafsah lagi. Sandy pikir, Sandy udah gak suka lagi sama Hafsah, tapi pas ketemu sama dia tadi ... jantung Sandy kayak mau lepas. Terus sesek banget. Sandy harus gimana ya, Bun? Capek gini terus .... Hafsah juga. Kenapa sih dia harus nangis? Harusnya gak perlu nangis kan, Bun?"
"Sayang ... cinta gak bisa dipaksakan. Gak bisa dipaksakan untuk berbunga, gak bisa juga dipaksakan untuk menghilang. Mau sekeras apa kita mencoba, kalau cinta itu gak ingin berkembang, dia tetap gak akan berkembang. Sebaliknya, kalau cinta itu ingin menetap, sekalipun kita membuangnya setiap saat, cinta itu akan selalu datang lagi dan lagi tanpa kenal lelah."
Sebuah ungkapan dari seseorang yang sangat berharga di kehidupan Sandy---Buna Giani. Dilontarkannya beberapa waktu lalu, ratusan hari lalu. Lebih tepatnya, di hari ketika Sandy bertemu Hafsah tanpa sengaja di sebuah toko buku.
Detik-detik terus berganti. Lonceng kehidupan berdenting, memanggil-manggil, menakut-nakuti. Mau diapakan hidup yang pahit ini? Harus bagaimana membawa diri? Harus bagaimana menyembuhkan hati supaya tetap waras menjalani hari?
Yang jelas, komitmen Sandy tetap tebal. Jika tidak berjodoh dengan Hafsah, tidak apa-apa, tapi Sandy tidak perlu menikah. Terdengar bodoh dan memalukan. Namun, itu yang terbaik agaknya. Semisal Sandy menikah, ia takut akan menyakiti perasaan istrinya kelak. Bagaimana membina cinta jika separuh hati Sandy ada pada Hafsah? Jadi, lebih baik tidak usah sama sekali, pikirnya.
Tidak semua orang bisa berpikir seperti Sandy. Namun, itu pun bukan sebuah prestasi, bukan sesuatu yang patut diikuti. Semua orang berhak atas lembaran baru yang apik. Jangan seperti Sandy yang keputusannya agak ekstrim.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU OR NO ONE ✔️
RomanceTerlambat semalam untuk melamar Hafsah, Sandy harus rela Hafsah dinikahi Zayden, teman dekatnya sendiri. Ya, Zayden dan segala maksud tersembunyinya berhasil 'mengalahkan' Sandy. Namun, ternyata bukan cuma Sandy yang mendambakan Hafsah. Terkuak fakt...