Vote sebelum membaca!
🌱
Empat tahun kemudian.
Sinar mentari pagi nan hangat telah menyapa bumi. Tandanya, sudah memasuki waktu di mana semua orang untuk memulai aktivitas mereka sehari-hari.
Jasmine masuk ke kamar anak sulungnya untuk membangunkannya karena ia harus bersekolah hari ini.
"Gael sayang bangun Nak, hari sudah pagi!" ucapnya dengan sangat lembut.
Lalu ia pergi ke jendela kamar untuk membuka tirai agar cahaya mentari hangat masuk ke dalam kamar anak sulungnya.
Setelah membuka tirai jendela, Jasmine kemudian kembali duduk di atas tempat tidur anaknya.
"Nak, mau sekolah tidak?"
Gael perlahan-lahan membuka matanya kemudian merentangkan kedua tangannya ke samping.
"Pagi Bunda Jasmine." sapa Gael menggunakan bahasa isyarat ketika melihat ibundanya berada di sampingnya. Kemudia ia tersenyum manis ke arah ibunya.
"Pagi juga sayang." balas Jasmine sembari menggunakan bahasa isyarat.
"Bangun, mandi, sarapan, setelah itu berangkat ke sekolah!" Gael mengangguk kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Astaghfirullah! Jasmine masih berharap ini semua mimpi yang tak nyata"
"Ya Allah maafkan Jasmine. Karena Jasmine sulit menerima takdir-Mu. Tidak mudah bagi Jasmine untuk membesarkan Gael, anak spesial Jasmine. Semoga, dibalik kekurangannya banyak kelebihan yang dimiliki dalam diri Gael." batin Jasmine
Hingga saat ini sulit untuknya menerima keadaan Gael. Ketika Gael berusia 2 tahun ia divonis tunawicara atau bisu oleh dokter spesialis tumbuh kembang anak karena ada masalah pada pita suaranya sehingga membuat Gael tak bisa mengeluarkan suara dari dalam mulutnya.
Setelah selesai mandi, Gael memakai seragam sekolah taman kanak-kanak sendiri.
Di umur Gael yang akan menginjak usia 4 tahun, Gael sudah cukup mandiri apalagi ia memiliki dua adik bayi kembar yang tampan membuatnya harus mandiri dan tak selalu meminta bantuan dari orang tuanya.
Gael menghampiri bundanya saat melihat bundanya tengah menangis. Gael menyentuh bahu bundanya. "Bunda kenapa menangis?"
Jasmine sedikit terkejut saat Gael menyentuh bahunya. "Ada apa Nak?"
"Bunda kenapa menangis?" Jasmine menyadari bahwa ia tengah menangis ia mengambil tissue dan menghapus air matanya.
"Tadi mata Bunda sedang perih Nak. Jadi mengeluarkan air mata"
"Gael kira, Bunda sedang menangis. Jangan menangis Bunda. Kalau Bunda menangis, cantik Bunda akan menghilang karena kesedihan dan tangisan Bunda."
"Masyaallah Nak, kamu pintar sekali merangkai kata-kata yang indah. Bunda sangat menyukai kata-kata itu" puji Jasmine
"Terima kasih Bunda atas pujiannya"
"Sama-sama Nak. Ayo kita sarapan bersama!" Gael membalas dengan anggukan kepala. Lalu mereka pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama.
Gael menghentikan langkahnya ketika hendak menuruni anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓
Teen FictionSemua beranggapan bahwa tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Namun bukan berarti hal itu berlaku bagi semua orang. Bahkan hanya karena satu kekurangan - berkata tanpa suara dan melalui aksara adalah bagaimana cara Gael berinteraksi. Seakan semu...