Jam menunjukkan hampir pukul 1 malam. Jasmine dan Fahadh baru saja tiba di rumah. Seharusnya sebelum Maghrib tiba, mereka sudah sampai di rumah. Dikarenakan ada pertemuan mendadak dengan klien di luar kota, mau tak mau mereka pergi ke sana satu jam setelah mereka tiba di kantor.
"Ya Allah lelah sekali hari ini." ucap Jasmine, kemudian duduk bersandar di sofa.
"Esok tak apa kamu tak masuk. Aku izinkan."
"Mas sendiri apa baik-baik saja jika esok masuk? Jam 1 malam kita baru sampai, Mas."
"Sudah menjadi resiko dan tanggung jawab Mas. Mas nanti akan minum vitamin agar tak terlalu lelah nantinya."
"Ternyata seperti ini jika jadi Mas. Jasmine bekerja hanya setahun setengah sisanya, Jasmine mengabdikan diri ke keluarga. Baru kali ini juga Jasmine bekerja hingga larut malam."
"19 tahun Jasmine menikah. Usia 20 tahun Jasmine kuliah dan bekerja di kantor Papi, sekaligus menjadi ibu rumah tangga. 22 Jasmine resign dan fokus pada program kehamilan selama setahun. Sebenarnya, Jasmine berharap sekali langsung hamil tanpa menunggu lama. Ternyata jauh dari harapan Jasmine. Ayah dan Ibu sangat menantikan cucu tetapi Allah belum kasih Jasmine anak ketika mereka masih ada. Selama 4 tahun Jasmine menanti buah hati. Akhir tahun Jasmine positif hamil. Bulan Juli Jasmine terpaksa melahirkan karena pendarahan pasca terjatuh. 4 tahun menanti akhirnya Jasmine memiliki seorang anak laki-laki. 2 tahun kemudian anak pertama divonis tunawicara. Usia Gael 4 tahun, Jasmine dikarunia 2 orang putra kembar yang tampan. Tak terasa Jasmine sudah menjadi seorang ibu rumah tangga selama 21 tahun dan seorang ibu selama 18 tahun."
"Terima kasih sudah mendampingi Mas selama 21 tahun menjadi seorang istri dan ibu yang terbaik untuk anak-anak Mas." Fahadh mencium pucuk kepala Jasmine dengan penuh cinta.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Jasmine pergi ke kamar anak-anaknya untuk memastikan anak-anaknya sudah tertidur lelap dan pulas.
Pertama Jasmine ke kamar Gael. Ketika ia membuka pintu kamar Gael, ia tersenyum dan terkekeh sembari menggelengkan kepalanya. Tenyata anak kembarnya juga tidur di kamar Gael dengan posisi yang membuat geleng-geleng kepala.
Zein yang tidur dengan posisi mengambil tempat alias ia sendirian tidur di atas kasur. Sedangkan Gael dan Zean tidur di atas kasur lipat dengan posisi berpelukan.
"Masyaallah mereka sepertinya kelelahan. Lelap sekali mereka."
Jasmine memotret mereka untuk dijadikan kenang-kenangan setelah itu kembali ke kamar. Pukul 2.30 malam, ia baru terlelap tidur.
●●●
Suara alarm berbunyi dan membangunkan Jasmine seperti biasa di pukul 04.30 pagi. Matanya sebenarnya masih mengantuk dan lelah karena kegiatan kemarin.
"Semangat Jasmine!" ucapnya menyemangati diri sendiri.
Setelah mandi, shalat Subuh, dan berpakaian rapi, ia kemudian pergi ke dapur untuk memasak sarapan untuk keluarganya.
"Nyonya, sepertinya Nyonya masih mengantuk. Biar saya saja yang memasak sarapan." ucap Bi Ida ketika melihat Jasmine datang dengan wajah yang masih mengantuk.
"Kalau bukan saya yang masak, Zein kurang lahap makannya Bi."
"Jam berapa Nyonya sampai rumah?" tanya Bi Ida.
"Jam satu malam, Bi. Tidur jam 2.30. Jam 4.30 bangun."
"Bi, anak-anak semalam tidur Jam berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓
Teen FictionSemua beranggapan bahwa tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Namun bukan berarti hal itu berlaku bagi semua orang. Bahkan hanya karena satu kekurangan - berkata tanpa suara dan melalui aksara adalah bagaimana cara Gael berinteraksi. Seakan semu...