25. Lamaran Sean

174 24 4
                                    


"Aduh!" Zean terpeleset dan terjatuh di dapur. Dahinya sedikit berdarah akibat mengenai pinggiran meja dapur.

"Hati-hati Abang kalau jalan!" ucap Jasmine yang kebetulan berada di dapur.

"Abang sudah hati-hati tapi entahlah." Zean duduk di meja makan yang berada di dapur.

Jasmine menghampiri Zean dan mengobati luka di dahi Zean.

"Bunda ... Zein lama sekali. Tak biasanya dia lama. Apalagi pergi bersama Gael."

"Apa terjadi sesuatu pada Zein, Bunda?" Zean mulai merasa terjadi sesuatu pada adik kembarnya.

"Jangan berperasaan buruk Zean. Tak baik!"

Jasmine menutup luka di dahi Zean dengan plester luka. Setelah selesai mengobati luka Zean ia merapikan kotak P3K.

"Bunda, bukankah anak kembar peka satu sama lain? Bunda ingat tidak ketika Zein jatuh dari sepeda di taman komplek dan luka di lututnya harus di jahit? Sebelum tahu Zein jatuh dari sepeda, Zean jatuh di halaman depan rumah dan lutut Zean terluka. Persis seperti luka Zein."

"JASMINE! ZEIN KECELAKAAN DI DEPAN MINIMARKET!" teriak Fahadh dengan panik.

Jasmine mendengar itu diam tak bergerak. Lelehan air matanya mengalir.

"ZEIIINNN!!!" Jasmine menangis histeris dan hampir pingsan.

Zean, Fahadh, dan Jasmine, mereka telah tiba di tempat kecelakaan Zein.

"KENAPA DIAM SAJA?!!! PANGGIL AMBULANS CEPAT! ANAKKU HARUS SEGERA DITOLONG!" Jasmine menangis histeris melihat keadaan Zein yang tidak sadarkan diri dan bersimbah darah.

"NAK! ZEIN SAYANG BANGUN! BERTAHANLAH NAK! YA ALLAH!"

Jasmine jatuh pingsan dan orang-orang menolong Jasmine yang jatuh pingsan.

Gael yang mendengar suara tangisan bundanya merasa bersalah. Gael mengalami luka di siku akibat tergores aspal dan kepalanya berdarah akibat terbentur trotoar jalan.

"Bunda ... maafkan Gael."

Ambulans telah tiba. Dua orang paramedis keluar dan menaruh Zein ke atas brankar kemudian dinaikan ke dalam mobil ambulans. Zein akan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

●●●

"Ya Allah Zein, seandainya kamu dengar ucapan Bunda, takkan seperti ini Nak."

Air mata Jasmine tak henti-hentinya menetes. Ada sedikit penyesalan dalam dirinya karena tak bisa melarang anak bungsunya keluar rumah.

Saat ini mereka semua berada di depan ruang IGD. Jasmine tak kuasa melihat keadaan anak bungsunya di bangsal tindakan. Ia memilih untuk keluar.

"A!" ucap Gael. Jasmine dan Fahadh menatap ke arah Gael.

"Maafkan Gael." air mata Gael menetes.

"Jangan meminta maaf Nak. Ini murni kecelakaan. Jangan menyalahkan dirimu atas kejadian ini." ucap Fahadh.

"Maaf? Ini semua karena kau Bisu! Seharusnya kau yang tertabrak! Bukan Zein!"

Zean dengan penuh amarah memukuli Gael tanpa ampun hingga tubuh Gael memar.

"Hentikan! Jangan membuat masalah Zean!" ucap Jasmine. Zean berhenti memukuli Gael.

Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang