Seperti biasa, Jasmine bangun lebih awal dari suaminya. Kemudian ia beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan berwudu.Fahadh bangun setelah mendengar alarm adzan Subuh berbunyi dari ponsel pintarnya. Kemudian beranjak ke kamar mandi yang berada di lantai dua rumahnya.
"Jasmine, kamu sudah shalat?" tanya Fahadh ketika masuk ke dalam kamarnya.
"Belum Mas. Baru juga adzan."
"Kita shalat berjama'ah." Jasmine mengangguk dan kemudian mereka mulai menunaikan shalat Subuh berjama'ah di kamar.
Gael bangun dari tidurnya dan nampaknya ia sedang tak sehat karena wajahnya terlihat pucat. Gael memegang kepalanya kemudian pelan-pelan berjalan ke arah kamar mandi.
"Kak Gael? Kakak sudah bangun belum?" ucap Zein dari luar kamar.
"Zein, kamu sedang apa? Kak Gael mungkin sedang shalat." tegur Jasmine.
"Astaghfirullah!" Zein terkejut saat melihat ke arah bundanya.
"Kamu kenapa Zein, kaget begitu?"
"Zein kira Bunda hantu ..." Zein terkejut dan mengira Jasmine hantu karena Jasmine tiba-tiba datang dan menegurnya. Terlebih, ia mengenakan mukena berwarna putih.
Jasmine hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban anak bungsunya itu.
"Sudah shalat?"
"Sudah."
"Bunda, semalam Zein ke kamar Kak Gael. Dan tubuh Kak Gael panas. Zein hanya ingin memastikan panasnya sudah turun. Mau membangunkan Kak Gael untuk minum obat, Kak Gael sudah terlelap tidur. Jadi tak tega."
"Kenapa tak bilang Bunda, Nak?" Jasmine mulai khawatir dan masuk ke dalam kamar Gael.
"Gael?" panggil Jasmine, kemudian menyalakan lampu kamar Gael.
Di atas kasur Gael meringkuk kedinginan dan ditambah peluh yang membasahi pelipisnya.
"Nak," Jasmine melepaskan mukenanya dan kemudian mengganti baju koko Gael dengan baju katun yang ringan. Kemudian mengambil plester penurun panas dan memasangkannya di kening Gael.
"Bunda, panas Kak Gael masih tinggi."
Jasmine mengambil termometer dan kemudian mengecek suhu tubuh Gael.
"39°C? Astaghfirullah, tinggi sekali."
"Bunda, Zein takut Kak Gael kejang-kejang seperti waktu itu."
"Zein, tolong ambil air hangat masukan ke dalam baskom. Bunda mau kompres tubuh Kak Gael."
Zein mengambil gayung yang di kamar mandi kemudian mengisinya dengan air hangat. Kemudian mengambil handuk kecil.
"Ada saja akalnya Zein."
"Ini Bunda!"
Jasmine kemudian melepaskan baju Gael dan menarus handuk hangat di ketiak kanan bawah Gael.
"Kenapa tak dikasih obat penurun panas Bunda?"
"Perut Kak Gael masih kosong, Nak. Semoga saja panasnya turun."
"Kak Gael kalau banyak pikiran dan ditambah ada masalah, Kak Gael selalu demam tinggi."
"Mungkin karena Kak Gael terlalu kelelahan, jadi sakit."
●●●
Sudah seminggu ini Gael dan Ryota bermusuhan. Bahkan Ryota juga menjauhi Sultan, Joshua, dan Janssen. Ryota saat ini sedang dekat dengan anak baru yang bernama Revan, siswa baru kelas XI IPA B.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓
Teen FictionSemua beranggapan bahwa tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Namun bukan berarti hal itu berlaku bagi semua orang. Bahkan hanya karena satu kekurangan - berkata tanpa suara dan melalui aksara adalah bagaimana cara Gael berinteraksi. Seakan semu...