6. Dia bukan kakakku!

351 30 4
                                    

Vote sebelum membaca!

🌱

"Silahkan duduk!" Ryota mempersilahkan Sultan dan Gael duduk di sofa ruang tamu.

"Kalian mau di sini atau mau ikut aku ke kamarku?"

"Kami mau melihat kamarmu, Ryota."

"Baiklah" Mereka kemudian pergi ke kamar Ryota yang berada di lantai atas.

Sesampainya di kamar Sultan rebahan di atas kasur milik Ryota dan Gael duduk di pinggir tempat tidur Ryota.

"Kalian shalat 'kan?" tanya Ryota. Gael dan Sultan mengangguk.

"Kukira kalian sedang halangan seperti perempuan, karena tak shalat."

"Astaghfirullah belum shalat Maghrib kita Gael!" Sultan bangun dengan panik begitupun dengan Gael.

"A ... a a ... i a ...?" ucap Gael dengan susah payah.

"Kamar mandi?" tanya Ryota, dan Gael mengangguk.

"Kamar mandinya di sana, Gael." Ryota menunjuk ke arah kamar mandi yang berada di kamar Ryota. Kemudian Gael melesat pergi ke kamar mandi untuk berwudhu begitupun dengan Sultan. Sedangkan Ryota berwudhu di kamar mandi lantai atas. Mereka kemudian shalat maghrib berjamaah di kamar Ryota dan diimami oleh Ryota sendiri.

Waktu makan malam telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu makan malam telah tiba. Mereka bersama-sama tengah menyiapkan makan malam di dapur. Karena sebelumnya ibu Gael memberikan lauk matang untuk makan malam, jadi mereka hanya tinggal memanaskan makanannya. Gael bertugas untuk memasak nasi di rice cooker.

"Adikmu ikut ke Jepang semuanya?" tanya Sultan.

"Tidak. Adikku yang ikut hanya Hikari. Ryu, dia belum pulang. Hari ini dia pulang malam. Karena main basket atau futsal."

"Kukira ikut semua."

"Tadaima!"

"Assalamu'alaikum! Abang? Anybody here?" ucap seseorang yang memasuki rumah Ryota dengan suara berisik.

"Siapa yang mengucapkan salam? Berisik sekali." eluh Sultan.

"Itu suara adikku yang pertama, Raihan Ryu Wen. Semoga telinga kalian kebal."

"Ternyata ada teman-temanmu, Abang. Perkenalkan aku Ryu." ucap Ryu ketika memasuki dapur.

"Salam kenal Ryu, perkenalkan nama Kakak, Sultan. Sultan Aulian."

"Hai Kak Sultan!"

"Yang berwajah tampan ini pasti namanya Gael. Eh Kak Gael maksudku."

Gael tersenyum kemudian mengangguk. "A ... a a ..." Ryu mengernyit bingung.

"Salam kenal mungkin maksud Kak Gael, Dek. Benarkan El?" Gael mengangguk.

"Oh, salam kenal juga Kakak."

Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang