At Singapore
Seminggu setelah acara lamaran Sean, Fahadh mengajak keluarganya untuk berlibur ke Singapura. Seharusnya mereka pergi seminggu sebelum acara lamaran Sean. Tetapi karena adanya musibah yang menimpa Zein dan Gael, mereka membatalkan acara keluarga.
Jasmine tengah berdiri di balkon apartemen yang di sewanya sembari memandangi suasana malam di Singapura. Angin malam berhembus dan sedikit mengenai surai kemerahannya.
"Jasmine?"
Jasmine berbalik dan menatap suaminya. Fahadh kemudian menghampiri istrinya di balkon.
"Seharusnya kamu tetap mengenakan hijab walau hanya di luar balkon."
"Sebenarnya aku belum terlalu siap untuk berhijab. Aku belum sempurna untuk itu."
"Semuanya harus dipaksakan. Insyallah nanti tertanam di hati."
"Rambutmu, kenapa dicat? Mas baru menyadari itu."
"Sehari sebelum berangkat. Rambutku mulai beruban Mas. Jadi aku cat. Bukankah rambut boleh dicat asalkan bukan warna hitam?"
"Betul sekali!"
"Di mana anak-anak Mas? Kenapa terasa sepi sekali?"
"Zean dan Gael sudah terlelap tidur. Zein, dia sedang bermain game."
"Ayo kita tidur Khumairah." Pipi Jasmine memerah setelah Fahadh, suaminya memanggilnya dengan panggilan ketika mereka baru sah menjadi pasangan suami-istri.
••••
Jasmine sudah bangun satu jam sebelum waktu subuh tiba. Sudah menjadi kebiasaannya bangun lebih awal dari anak-anak dan juga suaminya. Setelah bangun tidur ia kemudian mandi dan barulah setelah aku memulai kegiatan awal paginya.
Sebelum mulai memasak menu sarapan untuk keluarganya, pertama Jasmine mulai menguncir rambut panjangnya. Kemudian ia membuka kulkas dan menyiapkan bahan makanan satu persatu. Setelah itu ia mulai mencuci sayuran dan juga bahan makanan lainnya.
Suara alarm adzan Subuh berkumandang. Jasmine menghentikan kegiatannya kemudian ia pergi ke kamar untuk membangunkan suaminya.
"Mas, sudah waktu subuh. Bangun!" Fahadh bangun dan meregangkan otot-ototnya sebelum beranjak ke kamar mandi.
Setelah membangunkan suaminya ia kemudian keluar kamar untuk membangunkan anak-anaknya.
Setelah mereka menunaikan shalat Subuh berjamaah di apartemen, mereka bersantai sejenak. Kecuali Jasmine yang melanjutkan kegiatannya, yaitu memasak dan menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
"Kak Gael, ayo kita bantu Bunda!" ajak Zein. Dan Gael mengangguk setuju.
Mereka berdua ke dapur dan kemudian mulai membantu sang ibunda untuk memasak dan menyiapkan sarapan.
"Kalian sedang apa?" tanya Jasmine ketika menyadari kedua anaknya berada di dapur.
"Membantu Bunda agar pekerjaan Bunda yang cantik lekas selesai." jawab Zein.
Jasmine sedikit menarik nafasnya. "Kalian boleh membantu Bunda."
Jasmine mengarahkan anak-anaknya mengerjakan pekerjaan yang lain. Zein yang memasak nasi dan Gael yang mengolah makanan. Jasmine sendiri, ia yang akan menyiapkan bahan makanan lainnya.
●●●
Hari ini mereka akan pergi ke tempat wisata yang sangat terkenal di Singapura, yaitu Universal Studio dengan mobil yang mereka sewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓
Teen FictionSemua beranggapan bahwa tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Namun bukan berarti hal itu berlaku bagi semua orang. Bahkan hanya karena satu kekurangan - berkata tanpa suara dan melalui aksara adalah bagaimana cara Gael berinteraksi. Seakan semu...