Sudah sebulan lamanya Gael berhenti sekolah dan melanjutkan pendidikannya dengan sistem home schooling dan tahun depan, ia akan kuliah melalui sistem online di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Jasmine dan Fahadh juga menyetujui permintaan anak sulungnya itu.
Seharusnya tahun ini Gael sudah kelas 3 SMA. Karena efek dari operasi yang ia jalani, ia memutuskan untuk berhenti sekolah karena tak ingin menyusahkan teman-teman dan geraknya juga semakin terbatas tak seperti dulu.
"Gael, sayang. Bulan kemarin kamu ulang tahun yang ke-18. Mau dirayakan tidak? Yang 17 tahun kemarin tak dirayakan." tanya Jasmine ketika datang ke kamar anak sulungnya itu.
"Tak usahlah Bunda. Tapi kalau Bunda memaksa, Gael mau acara makan-makan saja di rumah. Undang keluarga dekat, teman-teman Gael, teman-teman adik kembar. Bu Yunara dan keluarganya ajak juga. Teman-teman Ayah dan Bunda juga boleh diundang."
"Baiklah. Bunda akan telepon Ayah. Insyaallah acaranya esok lusa."
"Apa tak terlalu mendadak?"
"Tidak. Konsepnya garden party seperti acara ulang tahun pernikahan Ayah dan Bunda. Makanan semuanya pesan lewat catering."
•••
Acara ulang tahun Gael sederhana namun meriah. Banyak makanan dan kudapan lainnya yang tersedia. Ada juga bakso, mie ayam, serta berbagai minuman segar dengan aneka rasa.
Jasmine dan Fahadh memberikan sedikit sambutan untuk para tamu yang datang dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Tak ada dress code khusus di acara ini. Mereka hanya berpakaian yang nyaman dan santai sesuai dengan permintaan Gael. Gael sendiri hanya memakai kaos putih dengan celana cargo dan topi. Tadinya ia ingin mengenakan kupluk agar menutupi kepalanya yang botak pasca operasi beberapa bulan lalu. Oleh Sean diganti dengan topi hitam polos biasa.
Zean mendorong kursi roda Gael menghampiri teman-teman Gael yang sedang berkumpul dan menikmati kudapan yang tersedia.
"Gael, seringlah mengadakan acara ulang tahun. Makanan di sini sangatlah lezat." ucap Sultan.
"Seharusnya kau terinspirasi untuk membuat acara ulang tahun dengan kudapan yang lezat, bukan menyuruh Gael untuk membuat acara lagi." tegur Joshua.
"Kalian tinggal makan saja. Tak usah request ini itu. Jika ketagihan buatlah sendiri makanannya." ucap Ryota.
"Insyaallah, jika aku berumur panjang, aku akan sesering mungkin mengundang kalian makan malam dengan kudapan yang lezat."
"Kakak kenapa berbicara seperti itu? Sampai Ayah dan Bunda kakek-nenek, Kakak masih ada." Zean tak menyukai ucapan kakak sulungnya.
"Gael kau mau mencoba lapis legit ini tidak? Ini sangat lezat. Apa mau mencoba mie ayam komplit kesukaanmu? Sudah lama aku tak melihatmu makan mie ayam." ucap Janssen mengalihkan pembicaraan.
"Aku sudah makan dan sekarang aku kenyang. Terima kasih tawarannya. Jika kalian mau bawa pulang kudapan, silahkan take away."
•••
Gael sedang sendirian di kamarnya dan tengah menulis sesuatu di buku diary kesayangannya. Air matanya tak henti-hentinya menetes saat pena menggoreskan tintanya di atas buku diary tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓
Teen FictionSemua beranggapan bahwa tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Namun bukan berarti hal itu berlaku bagi semua orang. Bahkan hanya karena satu kekurangan - berkata tanpa suara dan melalui aksara adalah bagaimana cara Gael berinteraksi. Seakan semu...