12. Ryota dan Gael

242 23 3
                                    

Vote sebelum membaca!

🍂

Seperti biasa sebelum berangkat sekolah dan bekerja keluarga Fahadh melakukan sarapan bersama. Dan hari ini pertama kalinya Gael sarapan bersama keluarganya setelah mendapatkan kebencian sekian lamanya dari ayahnya.

"Makan yang banyak Nak, agar kesehatanmu lekas pulih." Fahadh mengambil nasi merah beserta ayam bakar untuk Gael.

"Ayah, ini terlalu banyak. Gael makan porsi sedikit."

"Ayah, kata Kak Gael  nasinya terlalu banyak. Kak Gael makan porsi sedikit."

"Hari ini kamu harus makan yang banyak! Agar lekas sehat."

"Gael sudah sehat Ayah. Gael sudah sembuh."

"Zein, tolong terjemahkan!" titah Fahadh.

"Kak Gael sudah sehat dan Kak Gael sudah sembuh Ayah."

"Ayah! Mulai besok belajarlah bahasa isyarat agar mudah berbicara dengan Kak Gael. Tak perlu menitah Zein atau Bunda untuk menerjemahkan ucapan Kak Gael."

"Ide yang bagus!" Fahadh menyetujui usulan Zein.

"Jasmine sayangku, maukah kamu mengajarkan bahasa isyarat padaku?"

Jasmine terkekeh kecil dan sedikit malu dengan ucapan suaminya. "Ya, aku mau."

Kemudian mereka melanjutkan sarapannya dan setelah itu menjalankan aktivitas masing-masing.

"Haydar!" panggil Ryota dari kejahuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haydar!" panggil Ryota dari kejahuan. Kemudian Ryota berlari menghampiri Gael.

"Ada apa, Ryota?"

"Aku lelah sekali berlari menghampirimu." ucapnya dengan nafas yang terengah-engah karena berlari.

Aku tak menyuruhmu untuk berlari menghampiriku, Zhafran!

Gael memberikan secarik kertas kepada Ryota yang masih menunduk. Setelah selesai membaca ia berdiri tegap.

"Batinku yang menyuruhku untuk berlari menghampiriku agar lekas sampai di hadapanmu, Gael Haydar Guinandra."

"Kau diantar oleh ayahmu tadi?" Gael mengangguk.

"Dia sudah berubah tak membencimu?" Gael mengangguk untuk kedua kali.

"Benarkah?" Gael mengangguk lagi, kali ini dengan ekspresi malas.

"Dia menyayangimu sekarang?" Gael mengangguk lagi untuk yang keempat kali.

"Kau jangan mengangguk saja! Cukup katakan, ya! Apa susahnya?" ucap Ryota dengan kesal dan jengkel.

Gael dengan refleks memukul kepala Ryota. Kemudian mengeluarkan bukunya dan menuliskan kata-kata dengan berukuran besar.

Aksara Yang Berbicara (Terbit)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang