Dalam hati Barsha tiada hentinya mengucapkan rasa terimakasih kepada Zico karena telah menitipkan dirinya kepada Galaxy. Setelah sekian lama, akhirnya Barsha akan merasakan yang namanya berkendara bersama sang pujaan. Argh! Rasanya seperti memenangkan jackpot. Demi apapun selepas ini Barsha akan mentraktir Zico apapun itu.
"Inget! Kalo lo mau gue bonceng, jangan peluk-peluk gue," tegas Galaxy.
"Kalo lo berani peluk gue, gue bakal turunin lo di pinggir jalan."
Mendengar itu Barsha berceletuk dalam hati. Namun bukan Barsha namanya jika ia akan menuruti perintah orang lain.
"Nih pake helmnya,"
"Pakein,"
"Gak!"
"Pelit!" Barsha memberengut seraya merebut dengan kasar helm yang berada di tangan Galaxy.
Keduanya pun menaiki motor Galaxy tanpa masalah, sebelum akhirnya setelah motor Galaxy melewati gerbang sekolah, Barsha dengan seenaknya melilitkan tangannya pada perut Galaxy.
"Lo gak dengerin apa kata gue tadi, hah?" Galaxy berusaha melepaskan lilitan tangan Barsha diperutnya.
"Perintah ada itu buat gue langgar," timpal Barsha, cewek itu semakin mengeratkan pelukannya.
"Gue turunin lo disini, mau?" Galaxy menghentikan laju motornya. Ia menatap Barsha melalui kaca spion.
"Gue gak akan mau turun, mau lo gak maju-maju sampe lebaran monyet juga gue gak akan turun,"
Galaxy yang sudah sangat kesal terhadap Barsha itu, dengan spontan menghentakan lilitan tangan Barsha dan membalikan badannya untuk menatap sang cewek. Terjadilah kontak mata selama beberapa detik, sebelum akhirnya Barsha memutuskan pandangan sebab ia tak sanggup untuk menatap lebih lama lagi mata abu Galaxy.
Gejolak di dadanya begitu membara ketika pandangan mereka saling beradu. Barsha menggigit bibirnya, sebelum bertemu Galaxy, ia tak pernah merasakan perasaan seperti ini, perasaan ini sangat asing baginya. Perasaan yang awalnya ia pikir hanyalah sekadar obsesi, namun ternyata semakin lama ia sadar bahwa ini semua lebih dari itu.
Dan sialnya, perasaan ini hanya Barsha rasakan seorang diri.
"Barsha, gue paling gak suka dipeluk-peluk. Jadi lo gausah pake acara peluk-peluk gue lagi," tegas Galaxy yang mana membuat Barsha mengerucutkan bibirnya.
"Ya, yaudah gue nurut, deh," timpal Barsha diakhiri dengan cibiran di mulutnya.
"Good girl,"
Galaxy kembali melajukan motornya yang sempat terhenti, selama menyusuri jalanan yang padat akan kendaraan, masing-masing dari mereka sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Pikiran Galaxy dipenuhi dengan bayangan kedua orang tuanya, sementara Barsha yang biasanya banyak tingkah juga banyak omong, kini berubah menjadi seseorang yang pendiam. Entahlah, hanya saja ia sedang menikmati momen ini, momen yang ia rasa akan jarang sekali terjadi. Sehingga, ia tak mau merusak momen ini. Aroma parfum Galaxy yang menyeruak ke dalam indera penciumannya pun memberi ketenangan dan seolah menyuruhnya untuk tak banyak bicara.
Sebuah senyum terukir menghiasi wajah Barsha, cowok di depannya ini sungguh rupawan dan berkharisma, membuat ia betah memperhatikannya melalui kaca spion. Dari perawakannya memang terlihat sudah matang, namun Barsha tak ambil pusing, toh ia juga sudah memiliki firasat bahwasanya Galaxy bukanlah cowok yang masih berusia belasan tahun.
"Lo masih hidup?" Galaxy setengah berteriak untuk menyeimbangkan suara bising yang dihasilkan dari kendaraan lain. Tak dapat dipungkiri jika diamnya Barsha membuat Galaxy sedikit heran.
"Eh," Barsha tersentak.
"Gak biasa gue liat lo diem kek gini," ujar Galaxy sambil menoleh sekilas ke arah Barsha.
"Yaelah gue banyak bacot salah, gue diem juga salah, lo maunya apesi,"
Tanpa Barsha ketahui, Galaxy di depan sana terkekeh.
:::0:::
"Ini kita pulang aja, gak pergi dulu ke mana gitu?"
"Gak,"
Barsha menghembuskan napas berat tanda pasrah, namun sedetik kemudian ia mengubah raut wajahnya menjadi ceria, "tapi gue diem di rumah lo dulu, ya, sambil nunggu si Zico. Gue gak bisa percaya seratus persen kalo Bodyguard-bodyguard gue bisa jaga gue dari Antonio beserta antek-antek sialannya itu,"
"Lo masuk aja ke rumah lo, gue bakal jagain lo dari depan rumah gue sampe Zico pulang,"
"Ish, Gal!!!" Barsha merengek. "Kok kayak gitu, sih."
"Zico suruh gue buat jagain lo, dan gue bakal lakuin amanatnya. Terus apa yang salah?"
"Pokoknya gue mau barengan sama lo, oke kita diem aja di teras rumah lo sampe Zico pulang,"
"Ngapain?"
Ketika Barsha hendak mengeluarkan suara, seketika saja pusing menyergapnya secara tiba-tiba diiringi dengan pandangannya yang menjadi kabur. Tubuhnya melemas, tenaganya seakan dikuras hingga habis. Beberapa detik kemudian tubuh Barsha ambruk dan ia berakhir tak sadarkan diri.
Awalnya Galaxy pikir jatuhnya Barsha hanyalah akal-akalan cewek itu saja untuk mencari perhatian, alhasil ia berlalu dari tempat dimana posisi Barsha terkapar. Namun ternyata ia salah besar sebab salah satu pengawal yang sejak tadi berjaga di depan rumah Barsha kini membopongnya dan membawanya ke mobil.
"Non Barsha pingsan," teriak pengawal Barsha yang bernama Udin kepada Galaxy setelah pria itu memasukan Barsha ke dalam mobil.
Galaxy sempat kebingungan, tapi segera ia mengambil tindakan. "Biar saya yang bawa dia ke rumah sakit," Galaxy bergegas memasuki mobil yang terdapat Barsha di dalamnya. Dengan cepat, ia menancapkan pedal gas, menyusuri jalan raya Ibukota dengan kecepatan sedang, sebab keadaan lalu lintas yang lumayan padat membuatnya tidak bisa bergerak bebas.
:::0:::
Zico dan Cleopatra berlari kecil untuk melihat kondisi Barsha yang berada di salah satu kamar di Rumah Sakit. Setelah menemukan kamar sang kakak, Zico lantas memasuki kamar itu dengan perasaan cemas.
Rasa syukur ia ucapkan kepada Tuhan ketika melihat Barsha sudah sadarkan diri, ia menatap sekilas Galaxy yang tengah duduk di samping brangkar sebelum akhirnya terfokus kepada Barsha.
"Kak, lo gak kenapa-kenapa?" Zico bertanya dengan raut cemas, tangannya membelai rambut Barsha halus. Terlihat sekali bahwa Zico sangat menyayangi Barsha.
"Lebay banget sih dek, orang cuman darah rendah. Santai aja kali," timpal Barsha sambil tersenyum untuk menenangkan sang adik.
Tanpa mereka sadari, ada dua insan yang kini sedang beradu pandang dengan pandangan yang tak dapat ditebak. Mereka adalah Galaxy dan Cleopatra.
Kedua orang itu terlihat membeku di tempat, Cleopatra dengan susah payah meneguk salivanya. Seharusnya ia tidak usah mengambil resiko dengan berada di tempat ini. Bodoh sekali, padahal sebelumnya ia sudah tahu bahwa Galaxy lah yang menemani Barsha, namun kenapa ia tetap ikut dengan Zico.
"Kak- kak Barsha gak kenapa-kenapa, kan? Gue bo-boleh ke toilet du-dulu ya," Cleopatra terbata-bata.
"Mau gue anter?" tanya Zico.
"Gak-gak usah, Zic. Gue bi-bisa sendiri," ucapnya kemudian bergegas meninggalkan tempat.
Tanpa berucap sepatah katapun, Galaxy berlalu dari tempat untuk mengikuti langkah Cleopatra, hal tersebut tentu membuat Zico dan Barsha bertanya-tanya.
:::0:::
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/191747045-288-k955410.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gun N' Loves [END]
أدب المراهقينTeen Fiction X Action Melewati masa-masa remaja dengan monoton adalah suatu hal yang Galaxy sesali di usianya yang telah menginjak 21 tahun. Ketika para remaja 17 tahun bersenang-senang, Galaxy di balik tembok besi sana berlatih tembak runduk. Ketik...