32.

3.1K 239 4
                                        

Zeroun Galaxy tidak pernah luput dari padangan para siswi maupun siswa SMA Rajawali, dan Galaxy sadar akan hal itu. Alhasil ia mengajak Samudra, Zico, Gelvin serta Kevlar untuk duduk di tempat paling pojok kantin. Mengapa demikian, sebab cowok itu membutuhkan ruang untuk mengamati satu persatu murid yang berada di ruangan ini.

"Celingak-celinguk mulu, nyari siapa, sih?" Gelvin yang menyadari tingkah laku aneh Galaxy, lantas menegurnya.

"Palingan si Cle," Kevlar berbicara seraya menatap Zico dengan tatapan mengejek.

"Apa!" Zico yang kesal karena dirinya dibawa-bawa itu langsung saja memiting leher Kevlar tanpa ampun.

Ketika mereka sedang sibuk memperhatikan aksi Zico dan Kevlar, cowok bertubuh tegap itu bangkit tanpa bersuara meninggalkan keempat temannya. Galaxy berjalan dengan santai, seolah ia tidak sedang menjalankan misi apapun.

Saat di kantin, sorot mata Galaxy telah menangkap sosok yang sejak tadi ia cari, yaitu Axel. Ketika Axel beranjak dari duduknya, Galaxy pun tak mau membuang kesempatan, lantas ia langsung saja membututi ke mana Axel berjalan. Cowok berbola mata biru itu menuntun Galaxy pada gudang yang sudah tidak tergunakan di pojok lantai 4.

Galaxy tidak tahu apa yang dilakukan oleh Axel di dalam sana, sebab tidak ada celah baginya untuk mengintip. Sehingga yang ia lakukan adalah menunggu dengan sabar.

Setelah beberapa saat, keluarlah Axel dari dalam gudang. Galaxy yang sudah membaca pergerakan itu lantas bersembunyi dari peredaran Axel. Ketika Axel sudah menjauh, Galaxy segera masuk untuk mengecek jejak Axel.

Tidak ada yang aneh di dalam sana, semua terlihat sewajarnya. Galaxy lantas membuka pintu gudang hendak keluar, namun ketika cowok itu berdiri di ambang pintu, tak sengaja ekor matanya menangkap setetes darah di sisi gudang. Di dekat tetesan darah, terdapat sebuah benda yang tertutupi oleh kain, lantas Galaxy segera membuka kain penutup tersebut.

"Shit," umpat Galaxy ketika bau busuk menyeruak ke dalam indra penciumannya.

Di sana, terdapat sebuah wadah yang berisi beberapa potongan daging yang sudah alot dan bau. Galaxy menduga bahwa daging tersebut adalah daging manusia.

Ketika Galaxy sedang menyelidiki potongan daging tersebut, dari balik pintu terdengar langkah kaki seseorang yang sepertinya akan memasuki gudang ini. Tanpa membuang waktu, Galaxy segera mencari tempat untuk bersembunyi.

Beruntung, Galaxy adalah orang yang cekatan sehingga keberadaannya tidak diketahui oleh seseorang yang baru saja masuk itu.

Axel membuka kain penutup, tersenyum puas kemudian cowok itu melahap beberapa potong daging. Nampaknya Axel sangat menikmati santapannya, terbukti dengan daging-daging tersebut yang dilahap habis olehnya.

Galaxy tidak sedikitpun terkejut, menghadapi psikopat sudah menjadi hal lumrah baginya. Namun yang membuatnya tak habis pikir adalah, mengapa bisa Axel sangat santai dengan menyimpan potongan-potongan daging manusia di dalam gudang sekolah?

Cukup lama Galaxy menunggu Axel menyelesaikan santapannya, sampai akhirnya Axel berlalu dari tempat. Galaxy tampak berpikir sejenak, dari hasil penyelidikannya, Axel berada di kelas 12 IPA1, itu artinya cowok itu berada di kelas yang sama dengan kelas Barsha.

Perasaannya terpacu, rasa gundah menyelimuti perasaan Galaxy sebab selama ini ternyata Barsha berada satu kelas dengan seorang psikopat pemakan daging manusia. Ditambah lagi pola ciri pembunuhan Axel ialah cewek berparas cantik yang memiliki tubuh indah, hal itu sangat menggambarkan sosok Barsha.

Perasaan gundah itu membuat Galaxy segera mencari keberadaan Barsha. Ia juga mengirimkan pesan terhadap Zico dan Samudra untuk memperketat pengawasan terhadap Barsha, sebab instuisinya mengatakan bahwa cewek itu tidak dalam situasi aman.

"Fuck!" Galaxy mengumpat ketika Barsha tak ditemukan di berbagai penjuru sekolah. Di kelas, kantin, toilet, lapangan, mushala, ruang makan bahkan berbagai sudut lainnya sudah Galaxy susuri, namun nihil dirinya tak mendapatkan tanda-tanda keberadaan Barsha.

Galaxy juga meminta bantuan terhadap Gelvin dan Kevlar untuk mencari keberadaan Barsha. Namun mereka mengatakan bahwa Vanya juga Tiffany ikut menghilang.

Segera Galaxy mengecek Zenly miliknya untuk mencari tahu di mana Barsha berada, Barsha kini sedang berada di sebuah titik yang tak Galaxy tidak ketahui tempat apakah itu. Dengan segera Galaxy langsung berlari menuju parkiran sekolah, ia menaiki mobil dengan tergesa-gesa dan melesat meninggalkan sekolah tanpa izin terhadap guru piket. Beruntung, satpam sekolah yang berjaga mengijinkan Galaxy, entah sebab apa yang jelas satpam tersebut merasakan kekhawatiran yang dirasakan oleh Galaxy.

Dipukulnya setir ketika lalu lintas padat, Galaxy sungguh dibuat risau oleh Barsha. Biasanya, Galaxy dapat mengontrol pikirannya jika sedang menghadapi suatu masalah. Namun kali ini, otaknya benar-benar blank, ia tak dapat berpikir jernih sedikitpun. Di pikirannya hanyalah Barsha yang dimangsa oleh Axel. Dan jika hal itu terjadi, maka ornag yang patut disalahkan atas ini semua ialah dirinya.

Galaxy sungguh menyesal mengapa ia baru menerima tawaran dari Zidan kemarin. Seharusnya tawaran tersebut ia terima sejak awal, sehingga mungkin saja Axel sudah tertangkap dari lama.

Setelah beberapa saat, Galaxy tiba di titik Barsha berada. Ia kembali mengecek ponselnya untuk memastikan bahwa titiknya benar berada di sini, hatinya merasa sedikit tenang sebab tempat yang ia datangi adalah suatu cafe, namun Galaxy masih merasa risau dikarenakan Zenly milik Barsha sudah tak aktif selama 1 jam. Dan bahkan ponsel Barsha pun tak kunjung aktif hingga saat ini.

Tanpa berlama-lama lagi, Galaxy lantas memasuki sebuah cafe besar yang sepi akan pengunjung. Galaxy mencari Barsha ke seluruh penjuru cafe, namun cewek itu tak kunjung ditemukan.

"Mbak, liat cewek pake seragam di sini gak?" tanya Galaxy pada waitress cafe tersebut.

"Oh, tadi sih ada tiga orang cewek pake seragam, Kak. Tadi mereka baru aja pulang," sahut waitress tersebut.

"Kalo boleh tau, mereka pulang ke arah mana?"

"Ke kiri, Kak,"

"Ok makasih," Galaxy berterimakasih, kemudian cowok itu meninggalkan tempat dengan terburu-buru.

Sejak tadi, Galaxy, Samudra, Zico, Gelvin dan Kevlar terus berkomunikasi. Mereka sama-sama mencari keberadaan Barsha, walau sebenarnya Gelvin juga Kevlar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Menancapkan pedal gas, Galaxy menyetir layaknya orang kesetanan. Beberapa kali ia hampir menyerempet pengendara lain yang berujung dengan amukan para korban serempetnya, beruntung saja tidak terjadi kecelakaan.

Setelah memakan waktu singkat, Galaxy pun tiba di depan rumah Barsha. Feelingnya mengatakan bahwa cewek itu berada di rumahnya, dan benar saja, di sana terdapat sebuah mobil yang tak dikenalinya terparkir di halaman rumah Barsha, mungkin saja itu mobil Tiffany atau Vanya.

"Galaxy!?" Vanya nampak terkejut ketika Galaxy tiba-tiba saja muncul.

"Gal, kaget anjing! Lo kenapa ada di sini dah?!" Tiffany yang berada bersama Vanya pun nampak sangat terkejut. Bagaimana tidak, disaat mereka tengah asyik menyaksikan film, tiba-tiba saja seseorang yang tak diundang muncul.

"Barsha mana? ada Barsha sama lo pada?" Galaxy tak menghiraukan Tiffany dan Vanya yang terkejut karenanya.

"Ada tuh, di dapur, dia lagi nyiapin makanan."

Mendengar itu, Galaxy bernapas lega. Ia pun segera berjalan menuju dapur untuk menghampiri Barsha. Jarak antara ruang TV dan dapur cukup jauh memang, sehingga membuat Barsha tak menyadari kebisingan yang tercipta di ruang TV.

Dilihatnya Barsha yang sedang asyik memasak suatu makanan. Seketika rasa gundah dan khawatir pada diri Galaxy sirna, berganti dengan perasaan hangat ketika menyaksikan Barsha yang terlihat bergairah dan enjoy saat tengah memasak.

Entah dorongan dari mana, Galaxy merengkuh Barsha dan memeluk cewek itu.

:::0:::

TBC

Gun N' Loves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang