"Bukannya udah gue suruh lo buat nunggu?" Galaxy menggertakan giginya, lelaki itu rupanya terlihat sedang menahan amarah.
"Gue liat rekaman CCTV dulu, gue kira dia temen lo jadi aman aja gitu kalo gue keluar." balas Barsha, percayalah jika nyalinya menciut saat ini. Tatapan tajam yang dilemparkan oleh Galaxy berhasil menghunus tepat di hatinya.
Menghembuskan nafasnya kasar, Galaxy memilih untuk meninggalkan tempat dan melangkahkan kaki menuju lantai 2 tanpa menghiraukan Barsha.
"Latihannya?" tanya Barsha sedikit berteriak.
"Minggu depan." sahut Galaxy tanpa berniat untuk membalikan badan atau sekedar menghentikan langkahnya.
Gadis yang mengenakan kaos hitam bertulisan guess dipadukan dengan celana jeans bermodel robek-robek di bagian paha kirinya itu berdecak. Lagi pula apa salahnya jika ia menampakan batang hidungnya? toh, lelaki tadi tidak nampak seperti seorang penjahat.
Memutuskan untuk pulang, Barsha berjalan dengan wajah ditekuk. Tanpa Barsha sadari, seorang lelaki yang saat ini berdiri di balkon lantai 2 terus memperhatikan gerak-geriknya, memastikan jika gadis itu pulang dengan selamat walau jaraknya hanya beberapa langkah saja.
Bukan apa-apa, kini Galaxy merasa bahwa Barsha adalah tanggung jawabnya. Bukan karena ia menyukai Barsha atau apapun itu, namun itulah nalurinya sebagai seorang agen rahasia yang bertugas untuk memberantas tindak kriminal dan melindungi para sasaran pelaku kriminal. Statusnya sebagai mantan agen rahasia tidak membuat sikapnya berubah, naluri untuk melindungi itu tetap ada, kepada siapapun orangnya.
Dan tanpa Barsha sadari juga, seorang lelaki yang berada dalam mobil sedan pun ikut memperhatikan Barsha, seulas senyum terukir di bibir lelaki itu ketika melihat punggung Barsha yang bergerak menjauh.
Samudra penasaran, siapakah gadis itu sampai-sampai Galaxy bisa bersamanya. Setahu Samudra, Galaxy adalah seorang yang tertutup dan jarang berbaur dengan manusia lain, terlebih dengan para perempuan. Lantas apa yang membuat Barsha bisa berada di dalam rumah Galaxy?
Beberapa pengawal berjaga di depan rumah yang Barsha masuki pun semakin membuat Samudra penasaran. Apa yang membuat gadis itu dikawal oleh para pengawal? Wow, sepertinya keputusan Samudra karena telah kabur dari tugasnya sebagai seorang agen rahasia adalah keputusan yang tepat. Dan sepertinya juga, sesuatu yang menyenangkan sedang menantinya.
:::o:::
Barsha menggigit bibir bagian bawahnya, berupaya untuk menahan tangis agar tidak meluncur. Dilihatnya layar ponsel yang menampilkan foto Arumi. Sedikit rasa rindu timbul dalam dirinya untuk Mamanya itu. 1 tahun sudah Arumi meninggalkan rumah tanpa memberi kabar apapun selain jejak berupa transferan uang.
Setelah kejadian setahun lalu yang mana ketika itu Alejandro hendak membunuh Barsha. Tanpa disangka ketika ia telah berhasil diselamatkan oleh Papanya, wanita paruh baya itu meninggalkan rumah tanpa berpamitan.
Jika mengingat kejadian tersebut, hati Barsha seakan teriris. Timbul lah pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya yang hingga saat ini belum terjawab. Namun Barsha selalu berusaha untuk tak peduli dan terus menjalani kehidupan.
Barsha menggeser layar ponselnya, senyuman getir terpampang di wajah gadis itu ketika melihat Papanya sedang tersenyum menghadap kamera.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gun N' Loves [END]
Teen FictionTeen Fiction X Action Melewati masa-masa remaja dengan monoton adalah suatu hal yang Galaxy sesali di usianya yang telah menginjak 21 tahun. Ketika para remaja 17 tahun bersenang-senang, Galaxy di balik tembok besi sana berlatih tembak runduk. Ketik...