14.

4.1K 316 6
                                        

Samudra terus mengamit tangan Barsha dengan erat tanpa mau melepaskannya. Sang empu yang merasa risih terus saja memberontak meminta untuk dilepaskan, namun si pelaku seolah menulikan telinganya.

"Bahaya kalo lo di sini. Siniin kunci mobil lo." pinta Samudra setelah mereka berdiri di samping mobil milik Zico.

"Gak!"

"Gue panggilin penjaga, mau? Atau Lo mau disiram pake soda api, ha?"

"Lo apaan banget sih!"

"Gue panggil penjaga sekarang juga, satu, dua..."

"Sialan lo." Barsha segera mencegah Samudra yang akan berteriak.

Sejenak berpikir, sebelum akhirnya Barsha menyerahkan kunci mobil milik adiknya dengan berat hati. Niat awalnya membuntuti Galaxy adalah untuk mencari tahu tentang lelaki itu, namun sialnya Samudra mengacaukan semuanya. Perjalanan yang ditempuh selama 2 jam terasa sia-sia.

"Ini kan mobilnya Galaxy?" tanya Samudra yang dibalas kedikkan bahu oleh Barsha.

"Masuk, Barsha." Samudra menatap Barsha ketika gadis itu hanya berdiam diri di samping pintu mobil. Menghembuskan napas berat, untung saja keadaan sekitar terbilang sepi.

Setelah Barsha memasuki mobil, Samudra segera menancapkan pedal gas dan melaju dengan kecepatan normal. Alih-alih membawa Barsha kembali menuju sekolah, lelaki itu justru membawa Barsha ke suatu tempat. Selama perjalanan, tak ada satu pun yang berniat untuk membuka suara, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Kita mau ke mana?" tanya Barsha memecahkan keheningan setelah dirasa Samudra membawanya semakin menjauh dari kawasan sekolah. Mendadak rasa gelisah menyergapnya.

Menoleh ke samping, Samudra tersenyum hangat. Dirinya pun dapat merasakan perasaan gelisah yang Barsha rasakan. "Santai, cantik."

Barsha mendelik mendengar itu. Namun syukurlah karena kini perasaan gelisah yang Barsha rasakan perlahan sirna, tapi tidak dengan perasaan risihnya. Entahlah, berada di dekat Samudra tidak membuat Barsha merasakan kenyamanan di dalam jiwanya, berbanding terbalik jika ia berada di dekat Galaxy.

Mengingat tentang Galaxy, Barsha rasa lelaki di sampingnya ini memiliki ciri fisik yang tak jauh berbeda dengan Galaxy. Sama-sama memiliki bibir tipis, alis tebal, hidung yang sangat mancung dan tubuh tegap. Keduanya pun dapat membuat orang yang berada di dekatnya merasa segan dan takut, namun ingat, hal itu tidak berlaku pada seorang Barsha Xavera.

"Lo pake baju kedodoran aja tetep bagus." puji Samudra setelah mereka tiba di lokasi tujuan.

Mendengar ucapan tersebut, Barsha dengan refleks meneliti pakaian milik Zico yang dikenakannya. Memang benar, kaos dan celana jeans yang melekat pada tubuhnya begitu longgar, mengingat sang adik memiliki tubuh yang sangat tinggi walau usianya baru menginjak 16 tahun.

Barsha terlalu sibuk dengan pakaiannya, hingga tanpa sadar Samudra telah membukakan pintu untuknya. "Ayo turun."

"Kita dimana, sih? Btw, nama lo siapa? Gue lupa." tanya Barsha seraya turun dari mobilnya kemudian melangkahkan kakinya mendahului Samudra.

"Galileo, panggil aja Gali." balas Samudra.

"Bukannya..." Barsha merasa asing dengan nama tersebut, ia tidak begitu ingat dengan nama lelaki yang kini telah berjalan di sampingnya, namun yang jelas bukan 'Galileo' namanya.

"Gak usah banyak omong." tutur Samudra, ia menggenggam pergelangan tangan Barsha dan menuntun gadis itu agar menambah kecepatan langkah kakinya.

"Indah kan kayak orang di samping lo." Samudra melepaskan genggamannya ketika mereka telah berdiri di tepi danau yang ukurannya cukup besar.

Gun N' Loves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang