Terlihat di pojok kantin sana, Galaxy meneguk minuman kaleng bersoda seraya menatap lamat Cleopatra yang tengah berbincang dengan teman-temannya sambil menyantap bakso. Galaxy ingat betul, bahwa Bakso adalah makanan favorit Cleopatra. Jika Cleopatra sedang ngambek, maka Galaxy hanya perlu membelikannya bakso untuk meredamkan amarah cewek itu.
Tanpa sepengetahuan Galaxy, seseorang di sebrang sana juga tengah memperhatikan dirinya.
Zico, cowok yang dimaksud itu hanya bisa tersenyum kecut. Zeroun Galaxy, ternyata cowok itu adalah saingannya. Namun ia cukup tahu diri untuk bersanding dengan Galaxy. Zico memanglah memiliki paras yang rupawan, kadarnya tidak jauh berbeda dengan paras yang dimiliki oleh Galaxy. Tapi selain itu, Zico pikir Galaxy jauh berada diatasnya.
Zico mengusap-ngusap kasar rambutnya, ia merasa bodoh sebab telah memikirkan hal yang tidak penting. Saat ini masalah Barsha jauh lebih penting dari apapun, seharusnya ia tidak perlu memikirkan hal-hal seperti itu.
Akhirnya Zico memutuskan untuk beranjak dari tempat dan menghampiri Galaxy yang sedang duduk dengan kepala yang bersandar pada tembok, mata Galaxy tak pernah lepas dari Cleopatra.
"Bro," Zico dan Galaxy ber-high five, kemudian Zico duduk di depan Galaxy, ada sedikit niat di hatinya agar Galaxy tidak terus menerus memandang Cleopatra.
"Pulang sekolah kita nongki dulu dimana gitu yuk, mau gak?" Agar suasana tidak tegang, Zico berbasa-basi sebelum ia berbicara pada intinya.
"Ayo," tanpa pikir panjang, Galaxy mengiyakan ajakan Zico. "Gue ajak Cleopatra," sambungnya.
"Gak usah, cowok-cowok aja. Gue ajak Gelvin sama Kevlar juga,"
"Barsha gak lo ajak?" Galaxy menaikan sebelah alisnya. Bukan apa-apa, saat ini situasi Barsha riskan, lengah sedikit saja dapat membuat sesuatu yang mengerikan menimpa cewek itu.
"Ya diajak, tapi nanti gue suruh dia bareng sama temen-temen ceweknya,"
"Lo ada rencana?" tanya Zico setelah keheningan menyelimuti mereka.
Galaxy hanya menaikan sebelah alisnya sambil meneguk minuman kaleng tadi sebagai respon.
"Yo whats up guys!" Di palang pintu kantin sana, suara nyaring Aciel menggema di seantero kantin yang padat akan para murid. "So, gue mau ngadain party di pulau pribadi gue. Lo semua dateng ye," serunya sambil membagikan kartu undangan dengan dibantu oleh teman-temannya.
Ketika teman Aciel hendak membagikan kartu undangan kepada meja Galaxy, dengan sigap Aciel menyenggolnya, "biar gue aja," ucap Aciel kepada temannya itu.
"Gal, Zic, lo berdua dateng ya," ajak Aciel seraya membagikan kartu undangan. "Zic, ajak noh kakak lo yang hot itu,"
"Bangsat berani lo ngomong kayak gitu? Anjing!" umpat Zico tak terima dengan perkataan yang terlontar dari mulut Aciel. Aciel hampir saja dibogem oleh Zico jika Galaxy tak menahan pergerakannya.
"Santai kali, Zic, gue bercanda doang ah elah. Pokoknya lo berdua harus dateng, ye," ungkapnya sebelum akhirnya ia meninggalkan tempat.
"Tu orang bukannya temen lo?" tanya Zico, seingatnya ia pernah menangkap beberapa kali bahwa Galaxy dan Aciel tengah bersama di sekitar sekolahan.
"Hm, tapi biasa aja," timpal Galaxy seadanya.
"Bagus, gak tau kenapa gue gak suka sama si anjing Aciel. Bawaannya pengen gue acak-acak tu orang,"
Ketika mereka berbincang, Kevlar dan Gelvin datang menghampiri mereka dengan membawa plastik minuman yang tengah diseruput oleh masing-masing dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gun N' Loves [END]
Fiksi RemajaTeen Fiction X Action Melewati masa-masa remaja dengan monoton adalah suatu hal yang Galaxy sesali di usianya yang telah menginjak 21 tahun. Ketika para remaja 17 tahun bersenang-senang, Galaxy di balik tembok besi sana berlatih tembak runduk. Ketik...