Pijakan demi pijakan yang menapaki koridor sekolah terlihat begitu riang, hal tersebut membuat heran banyak pasang mata yang menatapnya, entahlah mereka tidak tahu apa yang terjadi, yang jelas sang empu rupanya sedang berbunga-bunga.
Pemandangan eksklusif, sebab seseorang yang selalu terlihat angkuh itu kini berjalan dengan riang diiringi senyuman merekah yang menghiasi wajahnya.
Hari Jumat. Hari yang sangat dinantikan olehnya. Kini hari itu telah tiba. Ah, alangkah senangnya Barsha! Bahkan hanya membayangkan bahwa dirinya dan Galaxy menghabiskan waktu bersama saja, ia sudah dibuat bahagia tak terkira.
"Akhirnya lo sekolah juga. Btw, lo lagi mabok? Tumben amat jam segini udah dateng." Vanya terlihat heran ketika melihat temannya itu telah tiba di sekolah pada pukul 06.30.
"Terus itu apa, anying? Bibir lo mesem-mesem terus, fix lo mabok berat."
Tersenyum menatap Vanya, Barsha kemudian duduk di atas meja. Tak lupa, tas yang tersampir di bahu kanannya ia simpan terlebih dahulu di kursi.
"Halow temen-temen yang paling gue cintai dan sayangi. Dalam rangka menyambut hari kebahagian gue, istirahat kali ini gue traktir kalian sepuasnya." Barsha sedikit berteriak untuk mengimbangi suara berisik yang tercipta di kelas 12 IPS1.
Hal itu membuat hampir seluruh penghuni kelas IPS1 yang notabenya siswa-siswi bobrok sontak saja bersorak-sorai terhadap Barsha.
Tak lama, Tiffany tiba dengan kernyitan di dahinya ketika mendapati kelasnya yang sudah gaduh di pagi hari.
Gadis yang memiliki rambut sepinggang itu menoleh pada Vanya. "Ada apa nih? Gue ketinggalan berita?!!"
"Barsha woy Barsha. Lo bisa traktir kita semua, tapi tanggung jawab masa gak bisa. Liat si Kelvin galau terus gara-gara lo PHP-in. Tanggung jawab woy, kemarin aja dia nangis, susah move on katanya." teriak siswa bernama Teo diakhiri cekikikan yang mengundang gelak tawa dari teman-temannya dan pukulan dari Kelvin.
"Boong anjing, mana ada gue nangis!" sanggah Kelvin tak terima dirinya dipermalukan di depan umum, terlebih di hadapan Barsha. Ya walaupun apa yang dikatakan oleh Teo memang benar adanya.
Barsha tak menanggapi hal tersebut, namun ia tetap berceletuk dalam hati. Bukan salahnya karena telah memberi harapan palsu terhadap lelaki-lelaki yang mendekatinya, salahkan diri mereka sendiri, mengapa masih saja mengincar dirinya saat mereka sudah tahu jika ia selalu bermain-main dalam hal percintaan.
Terkecuali dengan Galaxy, ingat! Barsha tidak main-main dengan lelaki itu.
Diliriknya jam yang bertengger pada dinding kelas, Barsha pun turun dari meja dan segera berlalu meninggalkan kelas tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada kedua sahabatnya.
"Woy Barsha, lo mau kemana?!!" teriakan menggelegar dari Tiffany itu tak mendapatkan respon apapun dari sang objek.
Membelah jalanan di koridor kelas 12 yang ramai akan siswa-siswi, Barsha berjalan dengan hati gembira. Dan entah memakai jurus apa, namun semua siswa-siswi yang berada di sana menyisi secara spontan, mempersilahkan sang ratu sekolah untuk berjalan dengan leluasa. Mungkin itu karena mereka heran melihat Barsha yang terus menerus tersenyum, terlebih luka bekas goresan pisau yang menghiasi lengan Barsha membuat semua orang itu teralihkan fokusnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gun N' Loves [END]
Teen FictionTeen Fiction X Action Melewati masa-masa remaja dengan monoton adalah suatu hal yang Galaxy sesali di usianya yang telah menginjak 21 tahun. Ketika para remaja 17 tahun bersenang-senang, Galaxy di balik tembok besi sana berlatih tembak runduk. Ketik...