Menajamkan indera penglihatannya, Barsha menatap lekat 2 pria dan 1 wanita yang bersetelan serba hitam. Tampak luar, ketiga orang itu diperkirakan berusia 20-25 tahun.
Satu nama yang terlintas dalam benak Barsha ketika melihat mereka berdiri di depan gerbang sekolahnya, Alejandro.
Barsha segera menelepon salah satu pengawalnya seraya beranjak dari tempat, berniat untuk bersembunyi di dalam toilet cafe sebagai antisipasi, takut-takut mereka memang benar sedang mengincarnya seperti apa yang ia duga. Namun niat itu Barsha urungkan ketika melihat sosok Galaxy yang baru saja muncul dari balik gerbang. Siapa sangka, kini lelaki itu tengah berbincang dengan ketiga orang tersebut.
Di sebrang sana, sebelum Galaxy memasuki mobil, lelaki itu memberi Barsha isyarat berupa tatapan yang ia sendiri tak dapat mengartikannya.
Membayar pesanan, kemudian Barsha melangkahkan kaki menuju mobil yang di dalamnya terdapat para pengawal. Mengendap-ngendap adalah cara yang dilakukan Barsha agar tidak terciduk oleh satpam sekolah.
"Pak. Jemput Zico di cafe biasa tempat dia nongkrong. Gaco tu anak bolosnya jauh amat." alibi Barsha.
Tidak memberi Jainudin kesempatan untuk bertanya, Barsha langsung menyeberangi jalanan. Namun sebelum itu, ia mengambil alih sebungkus rokok milik Jainudin terlebih dahulu yang tergeletak di atas dashboard.
"Kamu lagi kamu lagi!"
Tersenyum menatap pak satpam yang menampilkan raut marah, Barsha memberi sebungkus rokok milik Jainudin terhadap satpam tersebut.
"Tadi saya aus, Pak. Bosen saya sama minuman kantin." ujar Barsha diakhiri cengiran khasnya.
Satpam itu nampaknya menerima sogokan tersebut, buktinya Barsha diizinkan masuk ke dalam sekolah tanpa diadukan terlebih dahulu kepada guru.
Barsha berjalan dengan langkah cepat menuju kelas 10 IPA2 yang mana merupakan kelasnya Zico. Menghela napas sebab waktu istirahat kedua belum berlangsung, akhirnya ketika Barsha sudah berdiri di lokasi tujuan, ia memutuskan untuk mengetuk pintu kelas tanpa mempedulikan siswa-siswa di kelas Zico.
Begitu pintu kelas terbuka, timbulah suara bising yang menyeruak ke dalam indera pendengarannya, Barsha menduga jika guru yang seharusnya mengajar di kelas 10 IPA2 sedang tidak hadir. Jika benar begitu, maka Barsha patut bersyukur.
"Eh kak Barsha, ada apa, kak?" tanya seorang siswi bernama Cleopatra. Satu kata untuk cewek itu, menawan.
"Zico ada?" tanya Barsha yang dibalas gelengan kepala oleh Cleopatra atau akrab disapa Cle.
"Lagi bolos di kantin kayaknya."
Mengetahui bahwa Zico tidak ada di dalam kelas, membuat Barsha tersenyum simpul. Kemudian ia meminta Cleopatra untuk menuntun jalannya menuju bangku Zico. Dugaan Barsha benar, guru yang mengajar di kelas 10 IPA2 tidak hadir.
Sontak saja seluruh murid kelas IPA2 memusatkan perhatian pada Barsha. Melihat itu, Cleopatra langsung berinisiatif untuk mengalihkan perhatian teman-temannya ketika mengetahui bahwa Barsha hendak melakukan sesuatu pada tas Zico. Barsha dan Cleopatra memang berteman cukup dekat, mengingat mereka berada dalam dua ekskul yang sama, yakni esksul teater dan basket.
Barsha merogoh tas Zico dengan perasaan cemas, namun perasaan itu sirna ketika tangannya merasakan suatu benda kecil yang terbuat dari bahan logam. Segera ia ambil barang tersebut, dan tersenyum ketika menemukan barang yang dicari olehnya. Sedikit ceroboh memang meninggalkan benda berharga, namun tak apa, untuk saat ini kecerobohan Zico menguntungkan baginya.
"Cle, jangan bilang-bilang ke Zico kalo gue ngambil kunci mobilnya. Bilangin juga ke temen sekelas lo, ntar gue traktir kalo temen-temen lo bisa tutup mulut." bisik Barsha yang diberi acungan jempol oleh Cleopatra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gun N' Loves [END]
Teen FictionTeen Fiction X Action Melewati masa-masa remaja dengan monoton adalah suatu hal yang Galaxy sesali di usianya yang telah menginjak 21 tahun. Ketika para remaja 17 tahun bersenang-senang, Galaxy di balik tembok besi sana berlatih tembak runduk. Ketik...