7.

5K 427 0
                                    

Antonio mengupas topeng kulit yang merekat pada bagian kepalanya. Pria berusia 50 tahun itu rupanya sedang mengungkapkan identitas sesungguhnya.

Wajah keriput, potongan rambut brushed on top dan beberapa sayatan yang menghiasi wajah Antonio dengan sengaja beliau sembunyikan di balik topeng kulit yang menyerupai bentuk wajah pria berusia sekitar 25 tahun.

"Antonio Caesar." gumam Galaxy. Ia sedikit terkejut menyaksikan hal itu. Bagaimana tidak, seorang mafia kelas kakap yang dinyatakan telah tewas ditangan pesaing pria itu dan merupakan incaran para agen senior Galaxy, kini hadir di depan matanya. Tampaknya Antonio telah sukses mengelabui para agen BARASI, termasuk dirinya sendiri.

Antonio tersenyum congkak. Kini ia mengayunkan pedangnya, kemudian mengambil start dengan melancarkan serangan pembuka terhadap Galaxy, namun dengan lihai Galaxy menangkis serangan tersebut dan melancarkan serangan balik. Begitu terus hingga serangan demi serangan yang dilayangkan satu sama lain begitu intens.

Galaxy menghindar ketika pedang yang berada di genggaman Antonio hendak menusuk dadanya. Baginya, Antonio bukanlah lawan yang mudah.

"Shit." eluh Antonio ketika Galaxy berhasil menggoreskan pedangnya pada permukaan tangan Antonio hingga darah segar mengalir dengan bebas di sana.

Kedua orang itu menghentikan aksinya, mereka saling bertatapan. Galaxy membaca situasi, firasatnya berkata bahwa Antonio akan berbuat sesuatu yang picik.

Firasatnya benar terjadi, kaki tangan Antonio yang sejak tadi hanya menyaksikan pertarungan sengit antara mereka, mendadak membidik Galaxy. Namun lelaki itu sudah menebak apa yang akan terjadi, lantas ia menghindari peluru yang dimuntahkan dengan kecepatan 1225 kaki per detik tersebut.

Dengan cepat Galaxy membawa pistol yang tergeletak bebas dan berlari untuk bersembunyi di balik tembok, begitu pula yang dilakukan oleh Antonio dan kaki tangannya yang bernama Johan. Mereka saling menembak satu sama lain, sial bagi Antonio, karena peluru bidikan Galaxy berhasil menembus perutnya.

Antonio terkulai lemas, tenaganya seakan hilang dan yang dirasakannya adalah nyeri dan panas pada perutnya. Tak mau kehilangan kesempatan, Galaxy kembali menembak Antonio dan juga menembak Johan yang terlihat mencemaskan keadaan atasannya.

Galaxy melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, tak mau membuang waktu lebih, ia memutuskan untuk meninggalkan tempat. Namun siapa sangka jika ternyata Johan yang ia kira sudah tewas, menembak kaki kirinya sebanyak dua kali. Dengan sisa tenaganya, Galaxy menembak balik Johan hingga beliau tewas.

Gigi Galaxy saling bergertakan, berupaya menahan nyeri pada kaki kirinya. Darah segar mengalir bebas hingga timbul daging yang keluar dari daerah asalnya.

Berusaha melupakan rasa nyerinya yang semakin meluas, Galaxy melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

:::o:::

"Barsha lo ga kenapa-napa? Lo gak di apa-apain kan sama si anjing Alejandro? Gue kira dia udah metong di penjara!" rentetan kata yang dikeluarkan Zico sungguh membuat kepala Barsha semakin berdenyut. Namun setidaknya ia merasa lega, bahkan ia berpikir bahwa Zico dan Galaxy yang telah menyelamatkan dirinya hanyalah sebuah ilusi.

Barsha pikir Galaxy tidak peduli padanya, Barsha pikir Galaxy tidak memiliki hati. Namun ternyata dugaan Barsha salah, sedikit senyuman terukir di bibirnya.

Namun sedetik kemudian Barsha terhentak, spontan ia menegakkan badannya. Isi kepalanya kini dipenuhi oleh pikiran buruk tentang Galaxy yang akan tewas.

"Kenapa sih? Bisa diem gak!?" dengan hati-hati, Zico menyandarkan kembali punggung Barsha pada sandaran jok mobil. Ia meringis ketika melihat bercak-bercak yang menghiasi tubuh kakaknya.

Gun N' Loves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang